26. Tidak Ada Yang Tau

78 9 0
                                    

Tidak Ada Yang Tau



▫▫▫



'Juanda?'

"Iya ini Juanda"

'Yang di berita pagi ini bener?'

"..."

'Juan?'

"Bener, Yah"

'Oke. Are you guys okay?'

"We're totally fine"

'Okay then'

"Udah? Kalau nggak ada yang penting, Juan mau lanjut--"

'Wait, should I take that rumours down?'

"Itu bukan rumor. That's a fact"

'Headlinenya mengacu pada anak - anak Ayah yang menggunakan narkoba'

"So? What? Ayah masih peduli?"

'Kalian anak - anak Ayah, pertanyaan itu nggak relevan"

"Well yeah, setelah Ayah lebih membela istri baru Ayah ketimbang Ibu, kayaknya kita sudah tidak sedekat itu"

'Juanda, ini bukan timing yang tepat untuk membahas hal sepele'

"Hal sepele? Maksudnya hal besar yang Ayah sepelakan?"

'Ayah anggap kamu tidak pernah mengutarakan apapun. Ayah bakal take down semua berita, mulai satu jam kedepan nggak akan ada berita tentang kalian. Bersikap yang baik, bukan hanya nama Ibu kalian saja yang tercoreng tetapi juga perusahaan Ayah. Ayah akan kirim pengacara dan orang utusan Ayah untuk mengurus urusan kalian dengan para wali murid. Ayah tidak perlu bantahan karena semuanya sudah berjalan sesuai rencana'

"...Buat apa Ayah repot - repot? Juanda dan Mahen bisa mengatasi semuanya" suara ketus Juanda mengalir tanpa repot - repot ia tahan.

'Salah satu wali adalah orang petinggi. Bukan tandingan kalian. Kemampuan Mahen bukan apa - apanya dengan orang sewaannya. Adek tidak usah masuk sekolah, orang milik Ayah sudah disana menjelaskan kronologinya'

"You're too much"

'I'm still your father kalau kamu lupa. Adiknya dijaga, Ayah harus kembali kerja'



Sambungan telfon dimatikan secara sepihak oleh Ayah. Seperti biasa, beliau akan selalu tanggap jika sesuatu hal buruk terjadi pada anak - anaknya. Melakukan yang menurutnya terbaik untuk mereka demi melindunginya dari jejeran kamera haus akan konten pewarta.

Ayah tidak pernah main - main dengan ucapannya. Ketika beliau mengatakan A, maka hal itu akan terjadi.

Dan hal ini yang membuat anak - anaknya tak suka dengan sikap Ayah mereka.

Terlalu otoriter, terlalu egois. Untuk beberapa alasan itu termasuk hal yang baik. Tetapi untuk beberapa alasan pula itu termasuk hal yang buruk.

Lelaki dengan kerutan yang semakin terlihat jelas itu segera meletakkan ponselnya di meja kerjanya. Netranya memilih memandangi potret ketujuh anaknya yang berdiri tegak di sisi meja yang nyaris tiap hari selalu ia duduki.

Kalau dunia boleh diajak negosasi dan waktu dapat diajak berputar. Maka ia akan memilih tetap hidup bersama ketujuh anaknya juga mantan istrinya daripada mengikuti hawa nafsu semata yang membara kala itu.

AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang