11. Yang Menguatkan dan Di Kuatkan

93 12 0
                                    

Yang Menguatkan dan Dikuatkan


Boy, you're gonna carry that weight,
carry that weight for a long time


The Beatles - Golden Slumbers

▫▫▫

Tak ada yang spesial.

Kurang lebih begitu yang dapat Haikal jabarkan ketika ia sampai di ruang makan yang biasanya sudah dihiasi sembilan piring dan wajah bantal saudara - saudaranya.

Sejak kecil, dapur di pagi hari tak pernah dilanda sepi. Minimal selalu ada Ibu yang berdiri membelakanginya dengan dentingan peralatan kesayangannya saling beradu menciptakan karya cipta luar biasa favorit penghuni rumah.

Namun sekarang justru kebalikannya.

Tak ada minimal selalu ada Ibu juga karya cipta luar biasanya yang terhidang disana. Yang ada hanya sesak, karena ruang kecil itu membawanya pada kondisi Ibu yang tak lagi prima tengah berbaring di ranjang pesakitan yang menciptakan sakit luar biasa mendera dirinya juga penghuni rumah lainnya.

Itu hanya Ibu yang tak lagi bisa bergabung di meja makan sementara, bagaimana jika Tuhan lebih sayang kepada Ibu dan Ibu tak lagi bisa bergabung selamanya?

Haikal menggelengkan kepalanya cepat, merutuki pikiran negatifnya yang terlalu jauh berkelana.

Tidak boleh seperti itu. Seharusnya ia tak membiarkan pikiran negatif merajai dirinya.

"Ngapain lo?"

Haikal tersentak pada sebuah suara yang menyapanya dari arah ruang santai.

Dalam sekejap mata ia merubah tatapan sendunya menjadi tatapan sengitnya.

"Sopankah begitu sama orang yang lebih tua?"

Yang di cibir hanya balik mencibir tanpa suara sembari melewati Haikal yang menjulang di tengah ruangan.

"Beli bubur, Nan?"

"Sopankah begitu sama adik sendiri?"

Haikal menoyor kepala Nanda lalu menatap adiknya itu jengah.

"Pertanyaan lo nggak masuk sama pertanyaan gue" ucapnya sungut - sungut.

"Pertanyaan lo tadi juga nggak masuk sama pertanyaan gue" ucap Nanda balik yang langsung dihadiahi tatapan malas Haikal.

"Terserah lo ajalah"

"Pagi, Mas Askala"

Haikal segera mendongak menatap Nanda terkejut.

"Nanda sehat?" Tanya Haikal hati - hati. Hal tersebut juga tak luput dari dari perhatian Askala yang dilanda kebingunan seperti Haikal.

Pasalnya, seumur hidup mereka tidak ada yang mau repot - repot menyapa formal seperti yang Nanda lakukan kecuali Ibu. Dan hal ini berlaku pada circle anak tengah.

Askala, Haikal dan Nanda, selaku anak remaja yang tak memiliki kembaran, mengambil inisiatif kecil untuk menyantaikan panggilan Nanda pada mereka tanpa embel - embel 'Mas Haikal' dan 'Mas Askala'. Berbeda dengan Alden dan Januar yang wajib meggunakan embel - embel.

Jadi, alih - alih merasa tersanjung. Askala lebih merasa pasangan homo yang baru saja tertangkap basah oleh Haikal ーalias jijik.

"Mas Aska hari ini ke kampus?"

Hening.

"Mas?"

"Mas Aska denger Nanda nggak?"

AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang