27. Hal - Hal Yang Tidak Terduga

84 10 0
                                    

Hal - Hal Yang Tidak Terduga

▫▫▫

Kala mengerjapkan matanya gugup, ini sebuah kebetulan yang tak terduga.

Niat awalnya ia hanya akan mengambil file drafter milik rekan kerjanya di hunian bulanan yang sempat dikirimkan alamatnya di ruang chat mereka.

Tetapi sewaktu ia mendudukan diri di teras kamar, justru ia disuguhkan oleh pemandangan mengejutkan tak jauh darinya.

"Biasa aja mukanya"

"Hah?!"

"Biasa itu dia mah"

Kala mendongak pada wajah pucat teman sejawatnya --Subur.

"Namanya siapa?" Tanya Kala menutupi gugupnya.

"Askala? Atau Skala ya? Suka dipanggil Aska aja dia sih" jawab Subur dengan suara sengaunya.

"Naksir lo ya?" Tuduh Subur menatap Kala curiga.

"Yakali anjir! Eh tapi emang boleh bawa cewek ke kamar?"

"Boleh - boleh nggak boleh sih. Berhubung kita sama - sama fair sama jadi ya boleh - boleh aja. Lo mau?"

Satu tendangan melayang tepat di tulang kering Subur, bukan main pedihnya karena Kala tengah mengenakan sepatu proyeknya sedangkam Subur hanya memakai celana gantung selutut.

"Bacot bener"

"Gue kan nawarin! Siapa tau mau ngamer, sok mangga ngamar sekalian"

"Bur, untung lo sakit sumpah" ucap Kala menatap sengit Subur yang sedang cengengesan menahan perih di kakinya.

"Ya lo kepo banget"

"Mulut - mulut gue"

"Alah bacot"

Kala segera menaiki motor maticnya, memakai helm lalu menekan kunci motornya lalu memilih pergi tanpa berpamitan pada Subur.

Disepanjang jalan ia mencoba mencerna kemungkinan yang terjadi antara Askala dan gadis yang ia duga sebagai pacarnya. Dan sejak kapan Askala menyewa kos - kosan yang jauh dari rumah padahal jarak rumah mereka dengan kampus Askala saja tak sampai lima belas menit.


---



"Ibu mau makan apa?"

"Tadi kan udah makan, Kal"

"Biar cepet fit tau"

"Ya nanti berlebihan dong"

"Ibu masih lemes?"

Wanita paruh baya itu mengangguk lemas, tubuhnya semakin kurus, rambutnya pun menipis, kulitnya pucat.

Om Adhi menjelaskan katanya hal ini wajar terjadi apalagi usia Ibu yang tidak lagi muda. Dan sisi positifnya adalah tubuh Ibu mampu menerima obat dengan baik meskipun harus membuat anak - anaknya ketar - ketir ditengah urusan wajah bonyok mereka.

"Adik sama kakak kamu pada kemana semua sih, Mas?"

"Hm?"

Haikal dengar dengan jelas kok, hanya saja ia harus mengumpulkan nyali untuk kembali berbohong lagi.

"Adik sama Kakak kamu pada kemana? Ibu bosen liat muka kamu sama Juanda mulu"

"Bang Mahen juga bosen?"

"Pengecualian buat Mahendra"

Haikal menatap Ibunya curiga "Ibu ini jangan - jangan pura - pura lemes ya?"

AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang