12. Make It Right

69 12 1
                                    

Make It Right

Sementara, lupakanlah rindu
Sadarlah hatiku
Hanya ada kau dan aku
Dan sementara, akan kukarang cerita
Tentang mimpi jadi nyata
Untuk asa kita berdua

Percayalah hati
Lebih dari ini pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah
Nikmatilah lara

Sementara - Float

▫▫▫

"Semuanya itu berjalan sesuai porosnya. Sebagaimana mestinya. Nah kebetulan aja, nggak sesuai ekspetasi lo"

Haikal memincing malas menatap temannya yang menjulang di sofa sampingnya. Jika kalian berpikir teman Haikal ini berdiri maka salah, lelaki itu duduk seperti Haikal. Hanya saja tubuhnya kelebihan ruas tulang sehingga nampak menjulang jika disandingkan dengan yang semacam Haikal.

"Yaelah Jep, daripada lo nasihatin gue apa nggak mending lo nasihatin diri lo sendiri deh"

Lelaki dengan usia terpaut dua tahun lebih tua dengannya itu tak segan untuk menoyor teman satu - satunya itu. Usia Haikal boleh dua tahun dibawahnya tapi tak ada sopan - sopannya.

"Masih untung gue mau nanggepin cerita lo"

"Lo dengerin aja sebenernya cukup sih" ucap Haikal dengan kripik yang terkunyah di mulutnya.

"Serius gue, Kal. Daripada mikir negatif mending lo nggak usah mikir aja sekalian"

Haikal meletakkan toples kripik dipangkuannya sembarang "Dunia itu kenapa sih? Kok masih mau menerima makhluk kayak Jevano gini"

"Heh?!"

"Ngapa?"

"Kalo ngomong suka bener" ucap Jevano lalu terkekeh kecil. Netranya menerawang jauh melewati layar plasma yang dengan Haikal dan dirinya tonton.

"Makanya, Bang. Tobat, punya cewek itu disayang. Kalo nggak suka ya putusin, nggak usah balas dendam segala. Jangan lupa di dunia ini ada yang namanya karma"

"Lo doain gue kena karma?"

"In case lo kelewatan. Iya"

"Keluar lo dari apartemen gue"

"Loh kok ngamok?!"

Haikal terbahak melihat wajah Jevano nampak tak terima. Dengan segera ia mengambil jaket denimnya lalu beranjak dari samping Jevano.

"Mau kemana lo?"

"Katanya suruh balik" jawab Haikal enteng. Tangannya sibuk meraba sakunya mencari kunci mobil.

"Canda, Kal"

Lelaki dengan jaket denim yang sudah melekat di tubuhnya itu tersenyum jahil pada sahabatnya itu.

"Ngomong aja lo masih kangen gue, iya kan?"

"Najis"

"Yaudah, gue balik ya Bang, mau jemput si bungsu. Lagian pacar lo mau kesini kan? Nanti kalo doi malah terpesona sama gue kan kasian lo-nya"

"Kampret!"




---





Seperti biasa, halte sekolah bergengsi itu tak pernah ramai. Hanya ada segelintir siswa yang menepi disana guna menunggu jemputan mereka. Sisanya lebih memilih menunggu di lobi sekolah.

Halte dengan cat kuning mentereng itu tidak berguna sebagai mestinya, bukan untuk menunggu bus atau angkot yang berhenti untung mengambil penumpang. Tetapi untuk menunggu jemputan mobil mahal siswa - siswi tercinta. Atau minimal ojek atau taxi online.

AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang