6

182 33 33
                                    

"Tidak kak, karena sekarang dia milikku.."
.
.
.
.
.
.
.
.

  Hyuni termenung di kantin perusahaan tempat ia bekerja, memikirkan kejadian aneh yang ia alami pagi ini dan juga semalam. Bagaimana mana tidak terfikir kan? Semuanya yang  terjadi semalam dan pagi ini benar-benar aneh. Dari Sapta yang menjemput nya lalu saat paginya Sapta mendapati Hyuni menyiapkan sarapan di markas itu Sapta menjadi kaget dengan adanya Hyuni di markas mereka. Benar-benar membingungkan bukan?

Flashback

"Tidak kak, karena sekarang dia milikku.." ucap Sapta dengan nada datar yang mendominan. Hyuni yang mendengar nya langsung membulat kan matanya kaget. Apa ia bilang tadi? Hyuni milik nya? Cih benar-benar tidak bisa di percaya.

"Kau yakin ingin membawanya ke kehidupan mu?" Tanya Fero yang sedari hanya diam, Sapta memberikan smirknya dan mengangguk dengan mata yang terus menatap kearah Hyuni.

Astaga Hyuni benar-benar takut di buatnya.

"Bukan hanya ke kehidupan ku saja, tapi akan ku bawa ia ke kehidupan Dio" jawab Sapta kemudian.

Tunggu, apa maksud nya dengan kehidupan Dio? Apa akan ada threesome? Astaga, pemikiran macam apa itu Hyuni.

"Bagaimana jika Hyuni melakukan apa yang Erlina lakukan?" Tanya Arga kemudian.

"Maka aku akan melakukan apa yang ku lakukan padanya" jawab Sapta yang terdengar menakutkan. Mereka yang berada di situ terdiam mendengar nya, mereka merasakan hal yang apa Hyuni rasakan. Rasa takut yang teramat dalam.

Erlina? Hyuni pernah dengar cerita wanita itu, kekasih dari Dio yang mati secara menegaskan. Tapi bukan itu masalah nya, apa Arga dan keempat pria itu tau siapa pembunuh nya? Dan kenapa mereka tidak memberi tau ini pada pihak berwajib atau kepada Dio? Ini benar-benar suatu misteri yang harus Hyuni pecahkan.

"Dan untuk membuat hal itu tidak terjadi, aku akan membuat Hyuni tidak menerima kehidupan Dio saja. Tapi juga menerima kehidupan ku" ucap Sapta lagi, tidak ada ekspresi di wajahnya, bahkan nada suaranya terdengar datar. Tapu Hyuni yang melihat itu merasakan sebuah kesedihan yang amat dalam. Entahlah, tapi Hyuni dapat merasakan itu.

"Ah ini sudah malam, Hyuni kan harus bekerja besok" ujar Leo yang mencoba untuk mencairkan suasana.

"Huh iya. Sapta, kau yang akan mengantar Hyuni kan?" Tanya Marlo

"Ini sudah sangat malam. Hyuni tidur di sini"

.
.
.
.

Pagi harinya, Hyuni bangun lebih awal, markas ini sangat besar ternyata. Bahkan ada dapur dan ruang makan, tidak seperti semalam yang terlihat sangat menakutkan, di dalam keadaan sepi begini keadaan sungguh menjadi tenang dan damai.

Hal pertama yang akan Hyuni lakukan adalah membuka kulkas, matanya membulat kaget melihat isi kulkas itu.

Apa yang ingin kalian makan ada semua bahannya di sana. Benar-benar kulkas orang kaya.

Dan melihat itu semua Hyuni menjadi ragu ingin memasak apa karena terlalu susah untuk memilih.

"Cukup masak omelette saja" ujar seseorang yang membuat Hyuni menoleh ke orang itu.

Hyuni yang mendapati Arga berdiri di belakangnya langsung tersenyum canggung karena merasa di tepati sedang mencuri.

"Kau buatkan omelette dan susu hangat sudah cukup" ujar Arga lagi lalu beralih ke rak gelas, ia mengambil sebuah cangkir dengan piring kecil, seperti nya pria itu ingin membuat teh atau kopi.

Monster - Do KyungsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang