Pronolog

430 55 30
                                    

Happy reading....
.

.
.

Nafas yang tersengal keluar dari seorang perempuan yang sedang bersembunyi di balik tumpukan sampah di sebuah lorong yang sangat gelap, mulut nya ia tutup kuat dengan telapak tangannya. Air matanya terus mengalir dengan jelas, dalam hatinya terus berdo'a untuk selamat.

Suara besi yang di seret terdengar dan menambahkan debaran untuk gadis itu.

"Erina, come to papa, baby." suara yang berat terdengar, suara yang perempuan itu kenali. Perempuan yang bernama Erina.

"Ingin keluar atau aku yang menarik mu?" Suara itu terdengar santai dan datar, tapi itu terdengar mematikan di kuping Erina.

Pria yang sedari tadi sudah mengetahui keberadaan Erina hanya tersenyum sinis menatap tumpukan sampah itu. Hey, ayolah, ini jalan buntu dan terlalu konyol bersembunyi di balik tumpukan sampah.

"Hey baby, kenapa kau takut pada kekasihmu ini?" tanya pria yang memiliki suara berat itu, Erina yang sangat takut menggelengkan kepalanya dengan kedua tangan yang menutupi kupingnya. Bibirnya ia gigit kuat, pria itu benar-benar gila!

Dia menerima seorang pria yang ia kenali berkepribadian yang sangat baik menjadi kekasihnya seminggu yang lalu, sikap pria itu benar-benar aneh, di lain waktu, dia bersikap imut dan manis, sungguh menggemaskan. Tapi kemudian dia berubah menjadi seseorang yang dingin dan kasar, dan dia menyebut dirinya bukan kekasihnya? sungguh membingungkan.

Seperti saat ini, Erina memergoki sang kekasih sedang membunuh seorang gadis di apartemennya. Bukan, bukan hanya itu, ia juga menemukan keganjilan seperti banyaknya bercakan darah dan bau amis darah yang pekat di sebuah ruangan rahasia di apartemen kekasihnya itu, Erina mencoba untuk mencari tau tentang keanehan yang ia temui sejak beberapa hari yang lalu, nahasnya Pria itu mengetahuinya Dan sekarang Pria itu akan membunuh Erina.

"Baiklah jika kau ingin ku jemput."

Bughhh

.................

Erina membuka matanya perlahan, kepalanya terasa sangat sakit, dia melihat sekitar nya, ia berada di sebuah ruangan yang berbau anyir, bahkan terdapat banyak tulang kerangka manusia di ruangan ini. Ia merasakan kedua kaki dan tangannya terikat.

"Tolooongg!." Erina berteriak kuat, berharap ada orang yang mendengarnya dan menolongnya.

Pintu ruangan itu terbuka, menunjukan wajah kekasihnya yang menatapnya dengan senyuman sinis. Tentu saja ini bukan kekasihnya selama ini, matanya yang tajam, wajah datar dengan senyuman nya yang menakutkan. Berbeda dengan Pria yang menjadi kekasihnya selama ini.

"D-dio.. Tolong lepaskan aku." suara Erina terdengar memohon, namun pria itu hanya sumringah lalu melangkah mendekati Erina.

Ya kekasih Erina adalah Dio.

"Minta tolong?." Pria itu menggelengkan kepala nya lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Erina, mata tajam nya menatap dalam mata Erina, ia tersenyum saat melihat ketakutan di mata gadis itu.

"Sayangnya tidak ada Dio di sini? Hahahaha." gelak tawa yang kuat keluar dari mulut pria itu, dia menjauhkan wajah nya dari wajah Erina dan terus tertawa. Namun sedetik kemudian wajah nya kembali serius.

Plakkk

Sebuah tamparan yang kuat mendarat di sudut bibir Erina sampai darah keluar dari sudut bibir gadis itu.

"Dio tidak akan datang" bisik pria itu lalu kembali tertawa dan berjalan meninggalkan Erina.

Erina terus menangis, tangan dan kaki nya terasa perih karena tali yang mengikatnya sangat kuat, di tambah lagi luka di sudut bibirnya. Tapi luka itu tidak sebanding dengan rasa sakit hatinya saat ini.

Pria itu kembali dengan membawa sebuah paku, dia berjalan mendekati Erina.

"Apa yang ingin kau lakukan?!" bentak Erina di sela isak tangisnya.

"Sttt, aku tidak mau ada air mata yang keluar dari mata indahmu, itu mengganggu ku." Ucap pria itu lalu mendekatkan paku itu ke mata Erina, Erina menggeleng menatap pria itu dengan tatapan memohon.

"Arghhh."

Padangan Erina menjadi gelap, matanya tersa sakit dn perih. tapi sangat jelas bahwa dia sedang terbangun saat ini.

"Mata mu sangat indah, tapi kenapa harus menangis, ckk lihat kedua bola mata mu sedang mengapung di dalam air ini, opss, sorry kau sudah tidak ada mata sekarang untuk melihat." Pria itu tertawa, Erina hanya menangis di dalam hati.

"Kau!! Dasar lelaki gila!"

Plakkk

Sebuah tamparan yang kuat kembali terasa di pipi Erina.

"Sepertinya aku harus mencabut lidah mu, ahh seharus nya aku mencabut lidah mu dulu sebelum mata, agar kau bisa melihat bagaimana cara lidah mu di cabut." Pria itu mengeluarkan tang dan memaksa Erina membuka mulut nya, Lalu ia menjapit lidah Erina dengan tang dan menarik nya kuat.

.....................

"Eungg" Dio terbangun, dia mengambil jam alarm yang sedari tadi terus berdering membangunkan nya.

Helaan nafas keluar dari mulutnya saat ia melihat tanganya menggunakan kaos tangan yang berlumuran darah.

"Apa yang kau kakukan ?." Tanya Dio saat menatap diri nya di kaca. Aneh, Wajah Dio terlihat sangat kesal menatap bayangan nya di kaca, tapi bayangan nya di kaca tersenyum sinis menatap dirinya.

"Aku bersenang-senang, diriku."

..................

"Bagaimana anakku bisa mati dengan keadaan begini?" Tanya ayah Erina setelah ia melihat jasad anak nya, Ia merasa sangat lemas.

"Kami tidak tau pak, kematian mengerikan seperti ini memang sering terjadi, aneh nya kepolisian tidak dapat mencari tau siapa pelakunya."

Erina di temukan mati di sebuah Lorong, mati dengan tidak mempunyai mata, lidah yang terjulur panjang keluar, tangan dan sisi pinggang hingga kabawah hilang tidak di temukan.

Dan seperti biasanya, tidak ada jejak yang menunjukkan siapa pelaku itu.

Tbc..

Monster - Do KyungsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang