15

122 27 15
                                    

 
"Ada apa itu?" Tanya Dio pada dirinya sendiri. Dan entah kenapa rasa khawatirnya terhadap Hyuni semakin besar, ah itu kan bisa yang akan di tumpangi oleh Hyuni! Sialan!.

Kemudian ia menyalakan mesin mobilnya dan ingin berbelok, tapi bis itu dengan cepat berbelok dan berjalan dengan kecepatan tinggi. 

Dan dapat Dio lihat dari kaca pintu kaca bis itu, Hyuni yang dalam keadaan tidak sadar menyandarkan kepalanya ke kaca bis.

"Oh shit!" Umpat Dio lalu langsung menancap gas mobilnya untuk mengejar bis yang membawa Hyuni, tangannya sibuk mencari-cari ponsel disaku celananya  sampai ia menemukan benda pergi yang pipih. Ia mulai mencari-cari nomor seseorang di sana.

"Hal-"

"Kak Arga. Hyuni di bawa oleh anak buah Tao!" Ucap Dio pada Arga lewat sambungan panggilan suara. Mata pria itu masih lurus menatap bis yang terus melaju. Untung saja jalanan saat ini sepi, hanya beberapa mobil yang melintas.

"Apa?! Yang benar saja, ya sudah saat ini kau sedang di mana?!"

Terdengar suara panik Arga dari sebrang sana, bahkam tidak kalah panik nya dengan Dio. Dio juga dapat mendengar suara hiruk teman-teman nya yang lain di sana.

"Ak--"

Brakkk

Baru saja Dio ingin menjawab, tapi ia tidak menyadari bahwa ada lampu merah dan sebuah truk yang hilang kendali. Sehingga truk itu menabrak mobil yang di kendarai oleh Dio.

"Halo dio, are you ok?"

"Dio tolong jawab!"

"Apa terjadi sesuatu?!"

Ingin saja Dio menjawab dan mengambil ponselnya yang terlempar ke sampingnya. Tapi kepalanya sangat lah sakit, sampai pandangan nya perlahan memudar.

"Ti-tidak ja-uh kantor.."  ucap Dio terbata sebelum ia benar-benar kehilangan kesadarannya sepenuhnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hyuni mengernyitkan matanya perlahan. Ia membuka matanya, kepalanya terasa berdenyut sakit.

"Di mana ini?" Tanya Hyuni saat ia melihat sekeliling nya yang terasa asing.

"Kenapa aku di ikat?" Tanya Hyuni lagi saat mendapati tubuh nya di ikat di sebuah kursi. Matanya kembali melihat sekeliling nya. Ini seperti tempat penyekapan seperti yang ia laihat di film-film yang sudah ia tonton sebelum nya. 

"Oh, sudah sadar kah?" Dapat Hyuni dengar suara seseorang yang bertanya pada dirinya.

"S-siapa kau?!" Tanya Hyuni pada seorang pria tinggi yang kini tengah berdiri di hadapannya.

"Aku? Aku teman bisnis Dio. Tepat nya pesaing Dio" ucap pria itu lalu tertawa kencang.

"Apa maksudmu?! Lalu kenapa kau menculik ku?!" Tanya Hyuni panik.

Apa mereka yang membunuh Erina? Ah tapi itu kan Sapta bukan mereka. Ch siapa mereka ini?!

"Kau ingin tau? Seperti nya kau akan segera tau.." ucap pria itu lalu dengan cekikikan meninggalkan Hyuni sendirian di ruangan yang pengap itu.

"YAKKK APA MAKSUD MU! TOLONG LEPAS KAN AKU!"

BAMM!

Namun sia-sia saja Hyuni berteriak kuat seperti itu, hanya suara pintu di tutup dengan keras saja yang bisa ia dengar. 

"Apa dia tidak bisa pamit dengan sopan?!" Gerutu Hyuni setelah kaget dengan suara kuat dari pintu yang di banting itu.

-----------

"Bagaimana? Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang di mana Hyuni di sekap?!" Tanya Arga pada ketiga temannya. Tapi yang di dapat hanya gelengan kepala lesu dari ketiganya.

Sudah 2 hari mereka mencari keberadaan di mana Hyuni saat ini, dan sudah 2 hari ini juga Dio sudah tidak sadarkan diri, terbaring dengan bantuan alat medis serta kepalanya yang di perban.

Brak!

Arga meninju dinding kamar rumah sakit di mana Dio sedang di rawat, terlihat jemari pria itu mengeluarkan darah, matanya memerah karena amarah yang menggebu. Jika Arga kanak-kanak saat ini, ingin saja ia menangis kuat dan berlari meminta bantuan kepada orangtuanya. Tapi apa boleh buat? Dia tidak ingin terlihat lemah saat ini. Ia harus mencari jalan keluarnya. Ia harus menjadi tiang yang kokoh saat ini.

"Kak tangan mu.."

Arga tidak menjawab, ia malah terduduk di sofa yang ada di kamar itu, tangannya mengusap wajahnya gusar.

"Yang kita butuhkan sekarang. Seseorang yang cepat dan cekatan seperti Sapta" ucap Arga sedikit frustasi. Adiknya yang dalam keadaan koma, dan Hyuni yang tidak tau apa-apa di culik oleh orang suruhan pesaingnya.

Drttt drttt drttt

Getaran ponsel Dio yang berasa di nakas membuat ke empat pria itu mengalihkan pandangannya ke ponsel itu, dengan cepat Leo mengambil ponsel itu.

"Fero..." Ucap Leo kepada ketiga pria yang lebih tua dari nya itu. Ketiga pria itu mengangguk tanda agar Leo mengangkat nya.

"Halo kak.." ucap Leo menjawab panggilan itu, tidak lupa ia membesarkan volume panggilan.

"Aku melihat anak buah Tao menuju gedung pabrik rokok yang sudah tidak terpakai di jalan merpati"

Mendengar informasi dari Fero, mereka langsung bersemangat dan memfokuskan pendengaran mereka pada Fero.

"Jadi kau sekarang ada di mana?" Tanya Arga pada temannya itu.

"Aku baru saja selesai meeting untuk membuka cabang resto baru, lalu aku mengikuti mereka. Sekarang aku berada tidak jauh dari gedung itu"

Jelas Fero yang membuat ketiga pria itu tersenyum lega.

"Cepatlah ke sini, di sini terdapat pengamanan yang ketat. Jalian harus mengajak anak buah yang ada di markas"

"Baiklah kami akan menyusul mu"

Setelah itu panggilan di akhiri. Keempat pria itu saling tatap, lalu mengangguk dengan senyuman di bibirnya.

"Sudah lama kita tidak berperang bukan?" Tanya Arga, kemudian mereka tertawa bersama.

Ini bukan perang biasa. Ada nyawa, kehormatan dan harta yang di selamat kan.

Keselamatan nyawa Hyuni serta nyawa staf yang bekerja di winandra'crop.

TBC..

Monster - Do KyungsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang