7

137 33 17
                                    

"cepat berikan aku uang itu!" Bentak seorang pria kepada seorang wanita yang duduk menangis sambil memeluk seorang anak laki-laki yang berusia 7 tahun. Wanita itu menggelengkan kepalanya cepat.

"Aku tidak akan memberikan uang itu untuk mu mabuk dan berjudi!" Teriak wanita itu sambil menangis.

Dughhh

Hingga sebuah pukulan yang sangat kuat membuat kepala wanita itu mengeluarkan cairan merah pekat.

"Kau dan anak mu itu tidak berguna! Sama saja!" Teriak pria itu lalu kembali memukuli wanita itu.

"Mas ampun mas" tangis wanita itu semakin pecah, tapi walau begitu ia tetap memeluk sang anak agar dapat melindungi nya dari sang suami.

"Berikan anak sialan itu! Ia akan ku jual!" Bentak pria itu lagi lalu menginjak-injak kepala sang istri kuat, namun sang istri tetap bertahan.

"Nak. Lari lah sejauh mungkin, ibu akan menahan ayah mu di sini.." bisik wanita itu menahan sakit, sang anak yang menangis ketakutan menggeleng kan kepalanya cepat.

"Ibu kuat, cepat" ucap sang ibu lalu melepaskan pelukannya nya.

"Akhirnya kau melepaskan nya.." ucap pria itu dan sudah menghentikan pukulannya. Ia ingin mengambil anak itu, tetapi dengan cepat wanita itu memegangi kaki suaminya.

"Heyyy kau lepaskan!" Teriak suami nya lalu menendang nendang sang istri kuat, tapi sang istri mencoba untuk bertahan sekuat tenaganya.

"Nak ayo lari!" Teriak wanita itu pada sang anak, dengan ragu akhirnya anak itu berlari sekuat tenaga dengan mata yang terus mengeluarkan air matanya.
.
.
.
.
.
.

"Hahhh..." Dio bangun dari tidurnya, lagi-lagi ia bermimpi kejadian aneh dan seperti nyata pernah ia alami. Tapi siapa orang-orang yang ada di mimpi nya itu?

Nafas Dio nampak terengah dengan keringat bercucuran, matanya mengeluarkan air mata seperti menangis, ia tidak tau kenapa seperti ini, setiap ia memimpikan hal itu memang akan terjadi seperti itu.

"Mimpi itu lagi.." gumam Dio lalu memijat kepalanya pelan. Kemudian ia bangun untuk mencari air ke dapur, rasanya sangat lelah dan haus. Entah lah, padahal ia tertidur.

------

"WAAA PAGI MINGGU SANGAT MENYEGARKAN... GOOD MORNING INDONESIA, AK--EUMPPHH"

dengan cepat Hyuni langsung memasukkan kertas ke dalam mulut Seulgi baru saja membuka jendela kamar kostnya dan langsung berteriak kuat. Ya karena semalam malam minggu, jadi Seulgi numpang menginap di kosan Hyuni.

"Kau kira ini hutan?!" Marah Hyuni yang merasa tidurnya terganggu karena teriakan Seulgi. Seulgi merengut pelan dan memanyunkan bibirnya. Ia membuang kertas itu asal.

"Kenapa tidak roti saja yang kau masukan sih?!" Marah Seulgi lalu merungur pelan.

"Kalau itu aku juga ingin" balas Hyuni lalu cengengesan.

Seulgi hanya diam tidak menjawab. Ia lebih memilih untuk duduk di kasur Hyuni yang terlihat masih berantakan itu dan di susul oleh Hyuni.

"Apa kau punya rencana untuk ke suatu tempat?"

Seulgi mengangguk menanggapi pertanyaan Hyuni.

"Kemana itu?"

"Kepelaminan bersama Chanwook oppa" jawab Seulgi kalu tersenyum-senyum sendiri.

Pltak!

"Yak! Kenapa kau menjitak ku?" Tanya Seulgi kesal lalu mengusap bagian kepalanya yang kena jitakan Hyuni.

"Ck, halu mu berlebihan. Untuk apa kau pelaminan bersama chanwook oppa mu itu jika ada pak Arga yang selalu ada untuk mu~" goda Hyuni yang membuat Seulgi mendengus kesal.

Ceo ganjen menyebalkan itu!

"Jangan menyebut namanya di depan ku!"

"Tapikan aku di samping mu"

Ok, Hyuni mode menyebalkan sekarang. Baik dia diam saja, memang Arga kerap mendatanginya lalu menggoda Seulgi. Tentu itu membuat Seulgi risih karena ulahnya Seulgi sering mendapatkan tatapan sinis dari fans Arga di officenya itu.

Drtt drtt drttt

Hyuni yang menatap Seulgi dengan tatapan jahilnya mengalihkan pandangannya pada ponsel yang terus bergetar, ia mengambil benda pipih miliknya itu, tertara nama Dio di sana. Tanpa fikir panjang Hyuni langsung mengangkat nya.

"Ya, halo pak. Ada apa?" Tanya Hyuni setelah menjawab panggilan dari atasannya itu.

"...."

"Ah, tidak. Aku tidak punya rencana untuk kemanapun saat ini"

"....."

"Oh, baiklah, aku ke sana sekarang"

"..."

"Ya sampai bertemu nanti.."

Panggilan itupun berakhir, Hyuni membuka sebuah pesan yang tertulis sebuah alamat yang di kirim oleh Dio padanya.

"Siapa?" Tanya Seulgi yang tadi hanya menyimak.

"Pak Dio, dia ingin aku datang ke apartemen nya" jawab Hyuni lalu langsung berdiri dan mengambil handuknya untuk mandi.

Seulgi mengernyitkan dahinya heran. Tumben sekali bos nya itu meminta sekretaris nya untuk mendatangi apartemennya, bukankah tempat tinggal nua dan Arga di rahasiakan? Apa jangan-jangan...

"Kau pacaran dengan pak Dio?" Tanya Seulgi yang membuat Hyuni terdiam. Apa ia pacaran dengan Dio? Tapi kan yang mengatakan Hyuni miliknya bukan Dio. Tapi Sapta. Bahkan Hyuni tidak terlalu mengenal pria itu.

"Oh, aku kan sekretaris nya. Mana mungkin aku menjadi pacarnya" jawab Hyuni cengengesan.

"Sudah aku mau mandi dulu"

Belum sempat Seulgi menanyakan sesuatu lagi, Hyuni sudah lari ke kamar mandi.

"Apa benar begitu? Aneh sekali.." gumam nya heran.

TBC.

Pendek? Maaf author lagi sakit gigi, nyut nyutan karna gusi bengkak. Nanti kalo udah baikan baru lanjut nulis.

Monster - Do KyungsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang