8

136 33 21
                                    

Tingtong

"Permisi.."

Tingtong

"Pak Dio. Permisi.."

Tingtong

"Pa--"

Cklek

"Kau mau merusak bel ku?"

Hyuni hanya cengengesan menanggapi pertanyaan Dio, memang ia memencet bel seperti orang yang baru pertama kali memencet bel, tidak beraturan.

Dio hanya menggeleng kan kepalanya melihat tingkah Hyuni.

"Ya sudah, ayo masuk" ucap Dio lalu mempersilahkan Hyuni untuk masuk.

"Baik pak" balas Hyuni lalu memasuki apartemen mewah itu.

Tapi tiba-tiba saja Hyuni teringat dengan Sapta. Dia mengatakan bukan kembaran dari Dio, tetapi ia juga keluarga dari Arga. Selain itu, kenapa ada Dio dengan pakaian yang sama persis yang di pakai oleh Sapta tiba-tiba hadir dan sosok Sapta hilang. Hal itu benar-benar membuat nya bingung.

"Duduk saja, aku akan membuat kan minum untuk mu" ujar Dio lalu berjalan ke arah dapur, Hyuni tersenyum kikuk lalu mengangguk.

"Ya baiklah pak" ucap Hyuni lalu mendarat kan bokong nya di sofa empuk dan nyaman di apartemen Dio.

Mata Hyuni memilau memperhatikan setiap sudut di ruangan itu, sampai matanya menangkap sebuah foto. Foto seorang anak yang sepertinya pernah ia lihat sebelumnya

Tapi di mana? Entahlah, tapi Hyuni merasa pernah bertemu dengan anak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi di mana? Entahlah, tapi Hyuni merasa pernah bertemu dengan anak itu. Kapan dan di mana ia lupa. Mungkin hanya sekali lewat saja saat di jalan atau di suatu tempat? Ya, mungkin begitu.

"Ini, makan dan minum lah"

Hyuni mengalihkan pandangannya kearah Dio yang meletakkan segelas minuman sari buah beserta dengan cemilan keripik kentang pedas di atas meja.

"Maaf jika merepotkan.." ujar Hyuni merasa tidak enak, kenapa rasanya canggung begini? Jika di kantor ia merasa tidak canggung karena pembahasan pekerjaan. Tapi di luar? Bahkan hanya mereka berdua di sebuah apartemen.

"Tidak apa, justru aku yang merepotkan mu karena telah menganggu hari libur mu" balas Dio yang juga merasa tidak enak hati dan canggung. Entahlah, jika di pikir-pikir, kenapa ia bisa menelpon Hyuni tadi? Padahal dia hanya iseng mencoba menghubungi wanita itu, tapi ternyata Hyuni malah mengangkat nya, Dio bingung harus mengatakan apa, tapi kemudian ia mengatakan Hyuni harus datang ke apartemen nya sebagai alasan kenapa ia menelpon Hyuni. Dan sekarang ia tidak tau harus mengatakan apa alasannya kenapa ia memanggil Hyuni kemari.

"Ah tidak apa, tidak merepotkan sama sekali.." ucap Hyuni dengan senyuman canggung nya. "Aku makan ya.." ucap Hyuni lalu memakan keripik kentang itu.

Enak, apa ia harus membungkus untuk Seulgi? Ah jangan gila Hyuni, itu memalukan. Beda dengan saat ia pergi kondangan akan memasukkan makanan secara diam-diam ke kantung kresek yang sengaja ia bawa.

"Tapi ngomong-ngomong, kenapa bapak memanggil ku ke sini?" Tanya Hyuni pada akhirnya.

Dio menggaruk kepalanya yang tidak gatal, akhirnya pertanyaan itu terlontar juga.

"Emm.. itu, ada kecoa di kamar ku.." jawab Dio asal, dan lagi Dio merutuki alasan bodoh yang keluar dari mulut nya.

Seketika Hyuni berhenti memakan keripik dan menatap Dio tidak percaya.

"Kecoa?"

Dio mengangguk menanggapi pertanyaan Hyuni. Ah biarlah, toh sudah terlanjur.

"Pftt... Buahahaha"

Tapi respon Hyuni membuat Dio kembali merutuki dirinya sendiri, sial. Pasti Hyuni akan terus menertawakan nya, terbukti saat wanita itu tertawa terpingkal sambil memegangi perutnya.

Sedangkan Dio hanya diam sambil menunduk malu.

"Astaga, maafkan aku pak, tapi itu lucu sekali.." ucap Hyuni di sela tawanya. Bukannya kesal karena waktu nya yang berharga hancur hanya karena seekor kecoa, tapi ia malah merasa itu hal lucu. Seorang Dio Winandra yang tegas takut dan ciut pada kecoa? Menggelikan sekali.

"Belum puas ketawanya?" Tanya Dio dengan wajah biasa saja, padahal dalam hati dia sudah malu bukan kepalang saat ini.

"Ah baiklah.."  ucap Hyuni lalu berusaha untuk menghentikan tawanya, ia menghapus air matanya yang keluar akibat tertawa terlalu keras.

Hyuni menarik nafasnya lalu menghembuskan nya secara perlahan.

Sedangkan Dio hanya menggerutu kesal, hancur sudah imej pemberani nya saat ini.

.
.
.
.
.
.
.
.

"HUWAAA JAUHKAN MAHKLUK ITU DARI KU!"

  Dan benar saja, Dio yang tadinya hanya berbohong sekarang semuanya itu menjadi kenyataan, saat Hyuni menggeledah kamar Dio, Hyuni menemukan seekor kecoa di bawah nakas di kamar Dio, sekarang Dio naik ke atas lemarinya karena ketakutan.

"Pak, badan bapak lebih besar dari kecoa loh, kok takut?" Tanya Hyuni yang memegang kecoa dan memperhatikan tingkah Dio dari bawah.

"Yakk, kau jangan bercanda. Itu sangat menggelikan!" Balas Di takut dan tidak mau beranjak dari tempat nya.

"Padahal ini sangat lucu" ujar Hyuni lalu mengelus kecoa itu.

"Yakk! Cepat buang serangga itu! Itu sangat membuat ku geli" teriak Dio yang menatap jijik kearah Hyuni yang seperti memperlakukan kecoa itu layaknya peliharaan yang sangat imut.

Hyuni berdecak kesal lalu menyipitkan matanya menatap Dio.

"Baiklah akan ku buang" balas Hyuni lalu membawa kecoa itu keluar dari kamar Dio. Sedangkan Dio enggan turun sebelum yakin Hyuni benar-benar membuang kecoa itu.

  Tidak memerlukan waktu yang lama, Hyuni kembali dengan tangan kosong.

"Aku sudah membuang nya" ucap Hyuni lalu memperlihatkan tangannya yang kosong.

"Ayo turun lah" lanjut nya lagi.

"Ba-baiklah..." Jawab Dio dan melihat kearah bawah.

Astaga, bagaimana ini? Ia tidak bisa turun!

"Apa bapak tidak bisa turun?" Tanya Hyuni yang melihat gelagat aneh Dio.

"Sebentar ku cari tangg--"

"Aaaaa"

Dughh

Terlambat, Dio sudah jatuh dan itu tepat di atas Hyuni. Keadaan sangat ambigu karena Dio berada di atas Hyuni dan posisi mereka saling berhadapan, bahkan jarak mereka saat ini sangat lah dekat. Hanya beberapa centimeter saja, di dorong sedikit saja kepala Dio, bibir mereka akan bertemu.

"Dio, kau di mana? Aku memanggil mu... OMG! YAKK APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"

"Astaga mataku!"

TBC

Monster - Do KyungsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang