2

250 39 16
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

  "Hah akhirnya pekerjaan ku selesai juga!"

Teriak Hyuni lalu menutup laptopnya, ia merapikan berkas-berkas yang ada di mejanya itu, matanya melirik ke arah jam yang ada di dinding.

20:00, tapi sang direktur utama belum juga sampai.

 

  "Dia itu melayat atau ikut di kubur?" Gumam Hyuni lalu menggeleng kan kepalanya. Memang ia di kasih tau oleh temannya yang baru saja ia temui, ia mengatakan Dio pergi melayat ke rumah pacar nya yang sudah meninggal, pacarnya menjadi korban pembunuhan sadis yang memang sering terjadi, Hyuni sedikit kaget, tentu berita pembunuhan akhir-akhir ini menang sudah menjadi perbincangan hangat.

  "Ah sialnya aku harus pulang berjalan kaki" gerutu Hyuni yang mendapat kesialan, ia takut bertemu dengan si pembunuh itu dan menjadi korbannya.

  "Hyun, kamu beneran cuma mau jalan kaki?" Tanya Seulgi kepada Hyuni, Hyuni hanya mengangguk dan tersenyum.

  "Taxi aja gimana? Atau apa gitu, sekarang keadaan lagi gak aman" ucap Seulgi lagi, ia merasa khawatir pada teman barunya itu. Airin mengeluh pelan.

  "Aku lagi mau berhemat gi, kamu tenang aja, kost kost-an ku deket kok" balas Hyuni dengan senyuman mengembang, sebenarnya ia juga merasa takut, tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada jalan lain lagi. Jika ia gunakan uangnya untuk membayar kendaraan, maka besok ia tidak makan. Mengadu nasip ke kota besar memanglah Sulit.

 

  "Ya udah deh, kalo ada yang mencurigakan kamu cari tempat sembunyi dan panggil bantuan." Kata Seulgi saat sebuah motor dengan seorang pria berjaket hijau berhenti di hadapan mereka.

  "Ojol pesanan ku udah sampai, duluan ya hyun" pamit Seulgi lalu naik ke motor itu, Hyuni hanya mengangguk dan mengeluh pelan.

  'semoga aja ada yang baik buat ngasih tawaran ngantar aku pulang' - Hyuni

--------------

   Sampai di sebuah lorong gelap, Hyuni berhenti sebentar, merasa takut dan gugup, lorong gelap itu sering di temukannya mayat korban pembunuhan sadis misterius yang terjadi, keringat dingin bercucuran di dahi Hyuni.

Dia benar-benar takut.

  'santai hyun, tarik nafas, dan kamu harus lari' batin Hyuni menyemangati dirinya sendiri. Ia pun mulai berlari untuk melewati lorong itu.

  Baru saja di pertengahan lorong, Hyuni menghentikan langkahnya, karena melihat bayangan seseorang yang menikamkan sebuah pisau ke tanah... Ah bukan, bukan tanah, itu adalah seorang yang sedang menikam seseorang yang tergeletak di tanah.

  Jantung Hyuni seakan berhenti berdetak, kakinya menjadi terasa kaku, keringat dingin mulai bercucuran di keningnya.

  "Sial"

  Umpat seseorang itu yang dapat di dengar oleh Hyuni, Hyuni dapat melihat dari bayangan orang itu berdiri, lalu berjalan mendekat kearahnya.

  "Apa yang kau lihat?" Tanya suara itu, terdengar jelas suara itu adalah suara seorang pria, suara berat dan terdengar datar. Seperti tidak ada emosi dalam suara itu, orang itu semakin mendekati Hyuni. Kaki Hyuni merasa gemetar, semakin sulit dan berat untuk melangkah, air matanya sudah tidak bisa di bendung.

Tuhan, apa ini sudah akhir hayatnya?

  "Aku bertanya, apa yang kau lihat?!" Bentak orang itu mengulang pertanyaan nya lagi, Hyuni memberanikan diri untuk melihat kearah seseorang yang berdiri di hada5pnnya, seorang pria menatapnya datar dengan mata tajam, bercakan darah itu memenuhi wajah pria itu, dan tangannya yang memegang pisau yang berlumur darah, ah darah. Mencium aroma anyir darah dan melihatnya membuat Hyuni merasa mual dan pusing.

  Pandangan Hyuni semakin memudar, ia melihat tatapan tajam yang dingin dari pria itu, sebelum Hyuni kehilangan kesadarannya, ia dapat melihat wajah pria itu lebih jelas karena sinar lampu sebuah mobil. Ya semoga seseorang menolongnya.

-------

  "Bodoh, apa dia melihat mu?!" Bentak seseorang yang baru saja datang dengan mobilnya, ia melihat Hyuni yang pingsan di hadapan si pembunuh yang tentu sudah ia kenal, bahkan sangat ia kenali.

  "Ck, dia berdiri di hadapanku, sudah jelas dia melihat" kesal pria yang baru saja membersihkan darah di tubuh nya dan mengganti pakaiannya.

  "..kenapa kau melarang ku untuk membunuhnya?" Tanya pria yang sudah membuat Hyuni pingsan, pria yang sedang merangkul Hyuni menatap pembunuh itu tajam.

  "Gila! Dia adalah seketaris baru Dio!" Teriak pria itu lalu menggendong Hyuni untuk membawanya masuk ke dalam mobil. Pria yang membuat Hyuni pingsan itu hanya nenggidikkan bahunya acuh.

"Bahkan aku bisa membunuh kekasih dio" jawabnya yang membuat pria yang satunya lagi mendengus.

  "Sudah ku bilang, jangan menganggu karyawan kantorku, itu akan membuat ku repot karna di panggil untuk saksi" balas pria itu lalu menghidupkan mesin mobilnya.

  "Ya terserahmu saja, mau di bawa keamana wanita ini?" Tanya pembunuh yang bermata tajam itu pada temannya tadi.

   "Aku pernah melihatnya, ia tinggal di tempat yang tidak terlalu jauh dari sini"

.
.
.
.
.

  Mobil yang membawa Hyuni berhenti di depan sebuah bangunan, di pagar itu terpampang jelas ada peringatan "kost wanita, pria di larang masuk"

  Ya begitulah, teman si pria bermata tajam itu pernah melihat Hyuni di sini. Pria itu turun dari mobilnya, lalu memencet bell yang ada di pagar rumah itu, tidak perlu membutuhkan waktu yang lama, seorang perempuan tua berjalan ke arah pintu gerbang lalu membukanya.

  "Oh ada yang perlu di bantu?" Tanya wanita itu, merasa takut juga sebenarnya mengingat kejadian akhir akhir ini.

  "Apa benar, di sini ada seorang wanita yang bernama Hyuni Nathania?"tanya pria itu yang membuat wanita paruh baya itu mengangguk.

Ia khawatir terjadi sesuatu pada penghuni kosnya itu.

  "Benar, tapi dia belum pulang" jawab wanita itu merasa khawatir, ia sudah menganggap Hyuni sebagai anaknya, ia takut pria di hadapannya ini membawa kabar buruk tentang Hyuni.

  "Oh itu, saya Arga, atasan Hyuni. Saya menemukan Hyuni pingsan di dekat kantor dan membawa nya ke sini."

Tbc...

 

 

 

Monster - Do KyungsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang