11

136 30 16
                                    

Arga berdiri di samping sebuah pemakaman, matanya lurus menatap lisan yang tertera nama Theo Winandra, seorang pria yang mati terbunuh beberapa tahun silam, pria itu adalah ayah kandungnya sendiri.

"Aku sudah tau semuanya ayah. Maafkan aku menjadi kan kasus kematian mu menjadi kasus bunuh diri" ucap Arga dengan senyuman miris nya. Kemudian ia beralih menatap kearah makam ibunya.

"Dan maafkan aku sudah menjadi kan ku alasan kenapa ayah bunuh diri..." Ucap nya lagi menatap dalam lisan makam sang ibu.

Ada alasan tersendiri kenapa Arga menyembunyikan rahasia besar ini pada semua orang. Ia tidak punya maksud jahat, tapi ia merasa ia harus melindungi keluarga nya dengan cara ini, tanpa menghancurkan hidup si pelaku.

Ya pelaku adalah orang yang sangat Arga sayangi sudah seperti adik kandungnya. Meski orang itu hanyalah adik angkatnya.

Pria yang bernama Dio Rahmana atau yang saat ini sudah di berganti nama menjadi Dio Winandra semenjak Dio sudah menjadi bagian dari keluarga besar Winandra.

Ya, pria itulah yang telah membunuh sang ayah.

FLASHBACK BEBERAPA TAHUN SILAM

Theo di kenal sebagai seorang pengusaha yang sangat dermawan, ia sangat suka membantu dan menyumbangkan beberapa uang untuk panti asuhan. Bukan hanya itu, ia juga sering memberi sedikit rezeki pada para gelandangan yang hidup tidak jelas di jalanan.

Selain itu, Theo sangat ramah dan mudah menyapa, terlebih pada anak kecil, ia juga sering mengajak Arga bermain ke panti asuhan jika ia sedang libur, ia mengajarkan pada Arga, berbagi lebih menyenangkan dari pada bepergian jauh untuk sekedar liburan.

Di kenali sebagai orang baik dan menyenangkan di luar, tapi tidak dengan keadaan rumah tangga nya, setelah menikah untuk yang kedua kalinya semenjak di tinggal istrinya meninggal dunia setelah melahirkan Arga, Theo memilih wanita yang salah untuk menjadi ibu sambung dari Arga.

Theo sering mendapati Arga yang bersedih karena perilaku istrinya, untuk itu. Theo membawa Arga ke panti asuhan agar Arga dapat bermain dan belajar bahwa ada banyak orang yang tidak mendapat kasih sayang dari kedua orang tua mereka. Benar saja, Arga menjadi sangat bersyukur karena masih mempunyai seorang ayah yang hebat seperti Theo.

Seperti saat ini, Theo tersenyum senang melihat Arga yang tengah asyik bermain dengan teman-temannya di panti, sampai kemudian Arga berlari kearah nya.

"Ada apa Arga? Kenapa kau tidak bermain lagi?" Tanya Theo lembut lalu mengusap kepala sang anak lembut. Kemudian dengan cepat Arga menunjuk ke sebuah bangku yang di duduki oleh seorang anak.

"Ayah, kenapa ia selalu tidak ikut bermain dengan kami?" Tanya Arga dengan polosnya. Theo menatap anak kecil yang sedang duduk menopang dagu, tatapan anak itu kosong tidak berekspresi.

Theo baru sadar, setiap ia berkunjung ke sini, ia selalu melihat anak itu sendirian, jika anak itu mendapati Theo sedang menatapnya, maka anak itu akan berubah seperti ketakutan dan lari.

"Ayah ayo ajak ia bergabung dengan kami" ucap Arga lalu menarik tangan Theo untuk mendekati anak itu, Theo akhirnya hanya pasrah mengikuti langkah sang anak.

"Hai" sapa Arga pada anak itu dengan cengirannya yang menggemaskan. Tapi anak itu hanya menatap Arga datar tanpa ekspresi.

"Aku Arga, siapa namamu?" Tanya Arga Arga menyodorkan tangannya untuk berkenalan. Tapi anak itu hanya terus menatap Arga datar dan tanpa membalas perlakuan Arga, ia malah pergi tanpa sepatah katapun.

"Ayah, apa aku bau? Kenapa ia tidak mau berteman dengan ku?!" Tanya Arga dengan mata yang berkaca-kaca. Apa ia sudah menyakiti anak itu?

Theo yang juga kaget dan bingung hanya tersenyum lalu bersimpuh di hadapan Arga. Ia mengusap rambut anak itu lembut.

Monster - Do KyungsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang