Tiga Belas: Egois

27 2 2
                                    


Aran ingin kembali ke Lapis Lazuli, menarik Lethia dan berseru padanya bahwa kepergiannya bukan berarti peperangan. Memberitahunya bahwa pelatihan prajurit hanya untuk pertahanan, bukan penyerangan. Menenangkannya, meyakinkannya bahwa keberadaan Lethia di Kitala memang adalah simbol perdamaian.

Tapi ia tidak bisa. Bukan hanya karena dirinya tidak ingin berbohong, tapi juga karena laporan yang didapatnya pagi itu. Assori sedang kacau karena perselisihan paham antara pangeran mereka Balvier dengan tetua kerajaan. Penasehat dan jenderal-jenderal tua yang dulu melayani langsung di bawah Gallien memihak Balvier ketika Luraxia dipecah menjadi tiga, karena Balvier adalah anak resmi ratu terdahulu.

Namun laporan terakhir mengatakan bahwa mereka kini meninggalkan Assori untuk Prescia, membawa serta prajurit dan harta mereka untuk mendukung pangeran kedua, Rauffe.

Ke mana Balvier Desmares di tengah semua kekacauan itu? Ia menghilang dari Luraxia, dilaporkan menyiapkan prajurit-prajuritnya dengan latihan perang yang lebih keras. Mereka berkata dirinya tidak setuju dengan pemberian Arleth Blancia ke Gondvana. Mereka berkata, Arleth Blancia diculik dari Balvier.

Kata-kata itu terulang-ulang di benak Aran. Sampai kapanpun ia takkan mempercayai hal itu. Ia melempar laporan di tangannya, perkamennya bertebaran di atas karpet.

Beberapa lembar jatuh ke atas kaki Antares. Jenderal itu membungkuk dan memungut, meletakkannya kembali ke atas meja Aran, kemudian berlutut lagi.

"Belum ada dari laporan ini yang bisa hamba pastikan kebenarannya. Semuanya hanya hembusan angin dari para pedagang di Algorab. Mata-mata terpercaya hamba masih dalam perjalanan pulang dari Assori, jika mereka tidak membunuhnya."

Aran tidak menjawab. Jemarinya saling menangkup, menahan emosi yang memuncak dalam dirinya.

Antares berkata lagi, suaranya yang pelan menggema di ruangan istana Aran.

"Jika benar, Balvier Desmares tentunya memerlukan waktu banyak untuk menyerang. Prajurit-prajuritnya dilaporkan belum keluar dari Assori. Selama Balvier Desmares belum pulang ke Assori, tampaknya kita bisa tenang sesaat. Dia tentunya tidak bisa menyerang kita tanpa prajurit," kata Antares. "Untuk sementara waktu, hamba berpendapat kepergian ke Tethys harus segera dilaksanakan. Dengan menjaga Tethys, berarti menjaga perbatasan. Tidak mungkin mereka bisa menyeberang hingga ke Kitala jika mereka tertahan di Tethys."

Terhenyak, Aran mendorong tubuhnya ke belakang, menekan bantal-bantal bersulam di belakangnya.

"Di mana Seginus? Apa mata-matamu sudah kembali?"

"Sudah beberapa minggu mata-mata hamba tidak bisa mendapatkan lokasi Pangeran Seginus. Terakhir mereka melihatnya di Sadakhbia."

"Ini buruk," Aran berkata. "Buruk sekali. Kapan semua prajurit dan perlengkapan siap untuk ke Tethys? Apa lusa subuh mereka bisa berangkat bersamaku?"

"Tentunya, Pangeran," Antares tidak bisa menyembunyikan nada keterkejutannya. "Hamba akan segera mengirim orang ke Birdaun untuk memberi tahu Jenderal Rankiras. Prajurit dari Birdaun akan segera menyusul."

"Jika Balvier tidak kembali ke Assori, kemungkinan terbesar ia tahu penasehat dan jenderal tuanya tidak setuju dengan penyerangan yang akan ia lakukan. Ia sedang mencari kekuatan di tempat lain," kata Aran. "Dan jika benar yang ia inginkan adalah Lethia...."

"Tidak ada pilihan untuk Gondvana, Pangeran," kata Antares. "Hamba berharap kejadiannya tidak seperti ini."

"Apa yang harus disesali? Peperangan ini adalah yang aku tunggu sejak dulu. Kesempatan yang kuinginkan. Lethia hanya membuatnya menjadi kenyataan. Memberikannya kembali kini adalah penghinaan yang tidak mungkin dilakukan. Perang adalah satu-satunya jalan keluar."

Lapis Lazuli (COMPLETE STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang