16. Kantin dan drama

534 93 7
                                    

"Lia... "

Langkahnya begitu saja berhenti, tubuh berputar mencari sumber suara hanya untuk mengernyit heran kala mendapati sosok kakak kelasnya mendekat ke arahnya, seingatnya, Lia tak punya urusan apapun dengan cowok itu.

"Lo mau ke ruang broadcast kan?"

Cowok itu kini sudah sempurna berdiri di hadapannya, tersenyum. Lia mengangguk saja, balas tersenyum sebagai sopan santun. "Kenapa kak?"

"Mau nitip ini, buat Sea."

Sekotak susu berperisa coklat dan sebungkus roti disodorkan padanya, Lia mengangguk-angguk, menerimanya tanpa ragu.

"Sekalian bilangin nanti pulang bareng, oke?"

Meski dalam hati bertanya-tanya apakah kakak kelasnya itu tak punya kuota untuk menghubungi Sea lewat chat saja alih-alih menitipkan pesan pada orang lain seperti ini, Lia tetap mengangguk saja menanggapinya. "Itu aja?"

"Iya itu aja, thanks ya Li."

"Yaudah kalau gitu gua pergi sekarang ya, bye kak James."

Setelah James mengiyakan dengan senyum, Lia kembali melangkah, menyusuri koridor yang cukup ramai menuju ke ruang broadcast untuk menemui Una dan Sea yang kebagian jadwal siaran siang ini. Lia tiba di ruang broadcast sekitar lima menit kemudian, bertepatan dengan Sea dan Una yang baru saja menyelesaikan siarannya.

"Sea ada titipan nih buat lo," Lia menyodorkan susu dan roti di tangannya, "dari kak James."

Sea tersenyum, menerimanya sambil berujar kata terima kasih sementara Una  menatapnya heran. "Lo lagi deket sama kak James, Se?" Tanyanya.

"Temenan aja kok."

Una dan Lia saling pandang sejenak, keduanya hafal betul bagaimana tabiat kakak kelas mereka yang satu itu. "Dia gak mungkin deketin lo cuma mau temenan, saran gua sih lo hati-hati aja."

"Hati-hati gimana?"

"Ya hati-hati aja, udah banyak korbannya."

"Tapi kak James baik ah."

Una menghela napas panjang, diam-diam memutar bola matanya malas melihat sifat Sea yang terlalu positif terhadap berbagai hal di sekelilingnya. "Terserah lo deh, yang penting gua udah kasih tau."

Lia yang menyadari atmosfer di sana sedikit berubah berdeham pelan, cepat-cepat mengalihkan pembicaraan ke topik lain, "eh mau ke kantin gak, Na? Masih ada waktu nih kalau mau jajan."

Una mengangguk setuju, "ayo."

"Lo ikut gak, Se?"

"Enggak deh kak, kalian aja, aku masih mau di sini."

"Yaudah, jangan lupa kunci ya nanti."

Dan begitu saja Lia bersama Una berlalu dari ruang broadcast, meninggalkan Sea yang menatap tanpa ekspresi pemberian James lama.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SympathyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang