Jeno yang baru saja tiba di pelataran kafe tempat dirinya dan Sea akan bertemu itu buru-buru melepas helmnya, tanpa sempat merapikan rambut yang berantakan, Jeno langsung masuk ke dalem kafe hanya untuk mendapati sosok Sea di sana—menumpukan dagunya ke atas meja sambil sibuk mencorat-coret bagian belakang bukunya sementara disampingnya segelas milkshake yang isinya tinggal setengah teronggok begitu saja.
Jeno perlahan mendekat, mengetuk meja dua kali membuat Sea sontak mengangkat kepalanya terkejut.
"Gua telat, sorry," ujar Jeno merasa sangat bersalah telah hampir melupakan janjinya dengan Sea dan malah mengantar Lia pulang. "Ada urusan penting dulu barusan. Lama banget ya nunggu nya?"
Sea menggeleng pelan, memaksakan sebuah senyum meski jelas dirinya agak kesal tak mendapati Jeno di waktu yang telah dijanjikan. "Enggak kok kak, udah yu mulai sekarang aja belajarnya, keburu sore."
"Jangan marah dong, nanti ilmunya gak masuk ke otak," ujar Jeno sambil duduk di hadapan Sea, menonton cewek itu mengeluarkan beberapa buku juga alat tulisnya yang lain.
"Siapa yang marah sih."
"Lo, Sea."
"Enggak ih, udah ah ayo belajar," rengek Sea, menyodorkan bukunya ke arah Jeno.
Jeno tertawa melihatnya, anak itu begitu cantik saat merengek begitu. Baru dirinya hendak meraih Buku Sea, sesuatu yang tergeletak di dekat gelas milkshake perempuan itu menarik perhatiannya; sebuah surat.
"Rajin banget, gak ada clue nya sama sekali soal siapa yang ngirim?"
"Gak ada, aku juga suka dapet ini," Sea mengeluarkan sebuah susu kotak dan coklat, menunjukkannya pada Jeno.
"Orang yang sama?"
"Gak tau, kayanya beda."
"Keren juga ya lo, baru sebulan jadi anak SMA udah banyak fansnya."
Sea menggeleng pelan, kembali meraih pulpennya yang sempat dia campakkan untuk mengambil pemberian secret admirernya itu, mengedik acuh. "Gak kok, biasa aja. Dari dulu emang begini."
Jeno diam-diam takjub mendengarnya, ternyata Sea sepopuler itu ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udah malem, beneran gak mau gua anter pulang?"
Sea tersenyum, menggeleng pelan, "Gak usah, kakak ku mau jemput kok."