Lia disambut oleh senyum manis Tiara dan Dara yang sedang touch up begitu melangkahkan kakinya keluar dari salah satu bilik toilet. Balas tersenyum, menyapa seadanya demi sopan santun, lantas mendekat ke arah wastafel untuk mencuci tangan setelah sebelumnya menyampirkan sebuah jaket denim di bahu; tak menyadari bagaimana Tiara memicingkan mata memperhatikan sesuatu di susul tatapannya yang berubah menusuk tak lama kemudian.
Jaket di bahunya ditarik kasar, belum sempat Lia protes, Tiara sudah lebih dulu menudingnya tepat di depan muka.
"Ini kan jaket cowok gua, kok ada di lo?!"Alis Lia bertaut dibuatnya, "Cowok lo?"
"Iya, Hendri— co.wok.gua!"
Lia mana tau kalau mereka berpacaran.
"Lo siapanya Hendri hah?! Selingkuhan?! Bisa-bisanya ya lo jadi perusak hubungan orang, gak sangka gua. Dasar, cabe-cabean!!"
Lia melotot tak terima. Enak saja dia dibilang perusak, terus apa katanya tadi, cabe-cabean?! Duh, tolong ingatkan Lia untuk tak lepas kendali atau adegan klasik seperti jambak-jambakan bakal segera meletus.
"Noh kan diem, bener ya?!"
"Enggak ya! Tadi kak Dery—"
"Dery?!" Tiara melotot, "Apa itu?! Panggilan sayang?!"
"Ish dengerin dulu dong! Gua lagi datang bulan, tembus, kebetulan kak Hendri liat dan ngasih jaketnya ke gua buat—"
"Alah bohong! Pasti lo yang ganjen ke Hendri 'kan? Dasar uler!"
Lia berdecak tak percaya.
"Maaf maaf aja ni ya, gua gak tertarik sama cowok lo! Gak menarik! Apaan ganteng enggak mirip keledai Sherk iya, udah gitu feeds ig nya alay lagi. Gua kalau mau jadi pelakor juga milih-milih kali!""Mirip keledai?!" seru Tiara tak terima.
"Iya!" sahut Lia lantang. Tak menyadari bagaimana aura kakak kelasnya yang terkenal cantik dan anggun itu kian menggelap. Mempersiapkan diri untuk mengamuk.
"Alay?!"
"Emang! Dia— arhhh rambut gua!"
Kerut di kening Sea tercipta kala dilihatnya Nabil yang tadi lari duluan meninggalkannya dan Sarah untuk pergi ke toilet malah terdiam di depan pintu toilet, memejamkan mata, menajamkan pendengaran lantas bergidik ngeri sebelum akhirnya menoleh hanya untuk mendapati Sarah dan Sea menatap aneh ke arahnya."Katanya kebelet, kok gak masuk?"
"Kita pakai toilet di lantai dua aja yuk."
"Kenapa?"
"Ada yang lagi berantem."
Sea dan Sarah saling pandang sesaat.
"Berantem?!""Iya, dengerin baik-baik...."