02. Sore di dekat halte

862 108 40
                                    

"Lo belum ke kelas sama sekali ya hari ini?"

Gelengan pelan Hafiz terima sebagai jawab atas pertanyaannya barusan, sementara itu yang ditanya kini kembali sibuk memerik gitar mengiringi nyanyian merdu Renja dan suara gedebag gedebug yang berasal dari meja kantin yang dipukul-pukul oleh Haje.

Lagu belum usai, namun nyanyian Renja harus berhenti akibat interupsi dari kakak kelas mereka, Maraka namanya.
"Bilangin di grup hari ini basket," Ujarnya, tanpa salam tanpa sapa. Melesak duduk diantara Jeno dan Renja.

"Kenapa gak lo aja bang?" Renja bertanya seakan sungguhan tak tau meski sebetulnya, cowok itu tengah menahan tawa. Pasti gak punya kuota lagi, pikir Renja.

"Bang Mara mana ada punya kuota apalagi di tanggal tua begini, iyakan?" tanya Hafiz tepat sasaran sambil mengeluarkan ponselnya, mengetik sesuatu di grup basket.

"Gua ijin gak dateng deh bang," ujar Jeno.

"Tumben, kenapa?"

"Motor gua mogok, sekarang lagi ada di bengkel dan rencananya gua mau ke sana balik sekolah nanti."

"Oh gara-gara itu lo sama Renja telat tadi pagi?" Tanya Maraka.

"Iya, gua jadi harus dorong-dorong motor dia tadi pagi, anjing kan? Gak lagi-lagi deh gua nebeng motor butut si Jeno."

Jeno memutar bola matanya malas, tangannya terulur menoyor kepala Renja kesal. "Gak tau terima kasih lo, gua jemput lo tuh harus muter ya anjing!"

Maraka tertawa, "yaudah besok-besok bareng gua aja Ren, kita kan searah."

"Oke, janji lo!"

"Iya janji."

Jeno sekali lagi memutar bola matanya malas, "jadi gimana? Diizinin gak nih?"

"Iya gua izinin, tapi buat kali ini aja. Next time gak ada izin izin lagi."

"Iyee bang gampang, thanks ya."

"Nya nebeng dong! Lo bawa motor kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nya nebeng dong! Lo bawa motor kan?"

Sonya yang sedang merapihkan rambut panjangnya sembari berkaca pada layar ponsel menggeleng pelan, menoleh menatap chairmate-nya ini malas.
"Kan udah gua bilang kalau gua pulang pergi bareng Kak Yoga hari ini."

"Ah Sonya terus gimana..." rengek cewek itu sementara kelasnya hampir kosong, menyisakan hanya beberapa orang dengan kepentingan yang berbeda.

"Ojek online banyak, halte deket, lo juga bisa nebeng ke Una atau gak kak Juna kan?"

Lia mendengus pelan, "Una semenjak deket sama si Hafiz jadi gak pernah bawa kendaraan sendiri."

"Kak Juna?"

"Gak masuk dia."

"Telpon kakak lo aja coba—"

"Kapan sih siluman maung itu mau jemput gua?"

SympathyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang