"PANGGILAN KEPADA JENOVAN DARI KELAS XI IPA 3 DI TUNGGU DI RUANG BK SEKARANG."
"PANGGILAN KEPADA JENOVAN...."
"Gila! Sampe di panggil pake speaker dong."
Alih-alih merespon ucapan Sonya, Lia malah mengalihkan pandangannya pada Jeno yang sedang makan di pojokan kantin bersama Renja, Hafiz, dan Haje.
Well, Lia salut dengan Jeno. Cowok itu betulan se-tidak peduli itu dengan panggilan barusan, se-tidak peduli itu juga dengan berbagai jenis tatapan yang hampir seisi kantin berikan kepadanya. Empat hari berlalu sejak kejadian Jeno memukuli guru seni budaya mereka, empat hari juga guru bimbingan konseling mengejar-ngejar Jeno untuk diadili meski agaknya cowok itu terlalu jago berkelit."Kok betah ya dia jadi buronan gitu," ujar Una, ikut-ikutan Lia melirik ke arah Jeno.
"Palingan dipanggil cuman buat minta maaf aja, parahnya dihukum ngepel lapangan selama sebulan."
"Justru itu..." sahut Lia, menyempatkan diri memasukkan sesendok penuh soto teh Eem ke dalam mulutnya, senang melihat dua manusia di hadapannya menanti penuh rasa penasaran. "Justru karena disuruh minta maaf Jeno ngehindar terus, sampai teh Eem ganti profesi jadi model victoria secret pun gua jamin Jeno bakal ogah kalau disuruh minta maaf."
"Kenapa?"
"Karena dia gak merasa dia salah lah, apalagi?!"
Riko
A mau tai gak?
Jeno
Maneh ngajak gelud?!
Riko
Tau
Typo a hampura
Jeno
Naon?
Riko
Si mama kan lagi otw ke sekolahnya aa
Jeno
Ngapain?
Riko
Tadi ada telepon dari guru bk aa
Mama disuruh ke sekolah ceunah
Jeno
Kok maneh tau?
Riko
Tau lah
Jeno