17. Puppy Love

10 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arka bukan salah satu dari sekian banyak daftar nama mantan kekasihku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka bukan salah satu dari sekian banyak daftar nama mantan kekasihku. Dia adalah cinta pertamaku yang tidak pernah tersampaikan. Terakhir aku bertemu denganya adalah ketika aku mengajaknya bertemu di depan minimarket. Arka tidak datang pagi itu, dia mengacaukan rencanaku untuk mengungkapkan perasaanku padanya sebelum aku pindah ke rumahku yang sekarang.

Aku mulai berpikir bahwa takdir tidak mengijinkan kami bersama lebih lama karena setelahnya kami tidak lagi saling bertukar kabar. Dan setelah sekian lama, disaat aku sudah menemukan cintaku, Arka justru datang dan mungkin saja akan menggoyahkan perasaanku. Dia tidak lagi imut seperti dulu, tubuhnya semakin tinggi dan kekar. Dimataku, Arka telah menjelma menjadi seorang pria dewasa. Dia tinggi dan tampan. Aku rasa dia hanya perlu mengedipkan mata untuk membuat para gadis menjadi gila.

"Apa kabarmu, Freya?" Sapanya ramah. Duh Gusti, suaranya sungguh ramah untuk diajak berumah tangga.

"Baik. Kau sendiri ada urusan apa datang kesini sendirian?" Tanyaku mencoba untuk tidak terlihat gugup.

"Tadinya bersama seseorang tapi sepertinya dia pulang duluan."

"Pacar?"

"Anggap saja demikian. Kenapa? Cemburu?"

Aku hanya menghela nafas panjang mendengar jawaban darinya. Arka berubah drastis. Dari yang aku ingat dia tidak seterus terang ini, dan wajah imutnya kini berubah menjadi kekar dengan suara yang berat.

"Freya, kau sudah punya pacar? Jangan jawab kalau sudah."

Pertanyaan tiba-tiba itu sukses membuat jantungku anjlok satu detakan. Aku tertawa kikuk dibuatnya, kemudian dengan cepat mengalihkan topik pembicaraan. Sialan!

"Kapan kau datang?"

Arka bersendekap, menghela napas seolah-olah dirinya telah dikecewakan. Lelaki itu bukanya menanggapi pertanyaanku malah dirinya bermonolog sendiri.

"Sayang sekali. Baiklah, aku akan merebutmu dari siapapun pacarmu sekarang." Putusnya sambil menjentikan jari.

Karena kesal, aku berdiri dengan wajah cemberut dan hendak berjalan meninggalkanya.

INFATUATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang