20. Goodbye (1)

8 1 0
                                    

Sejak insiden di dalam mobil Suga malam itu, aku sedikit menjaga jarak darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sejak insiden di dalam mobil Suga malam itu, aku sedikit menjaga jarak darinya. Lelaki itu berbahaya, dan aku baru menyadarinya ketika kutemukan banyak sekali bercak ruam buatan lelaki itu disepanjang leher juga tulang selangkaku. Aku bahkan tidak menyadari bahwa kaitan bra-ku juga berhasil Suga lepaskan dengan mulus. Lelaki itu seperti serigala yang akan memangsa dalam hening.

Aku tidak selugu itu untuk dapat mengetahui akan sejauh apa ulah nakalnya apabila malam itu akal sehat dan tubuhku masih saja dalam mode perang. Aku juga tau pasti jika aku tidak menghindari Suga untuk sementara, maka kejadian malam itu akan terulang dan mungkin serigala dalam diri Suga akan berhasil memangsaku.

Intensitas pertemuanku dengan Suga sudah merenggang. Mulanya kami sama-sama memakluminya, namun lama-lama aku merasakan adanya perubahan dalam dirinya. Suga memang dingin, baik sikap maupun perkataanya. Akan tetapi akhir-akhir ini dia semakin terasa tak tersentuh. Pesan dan telponku mulai terabaikan. Kerap kali Suga menghilang tanpa memberitahuku kemana dia pergi, ia tidak akan pernah mengatakanya jika aku tidak bertanya.

Yang paling parah adalah tidak hanya sekali kami tidak bertemu di kampus. Aku sadar bahwa hal kurang menyenangkan akan segera terjadi diantara kami dan aku sudah siap untuk itu. Hingga pesan itu muncul pada layar ponselku. Pesan yang membenarkan kemungkinan kurang menyenangkan yang beberapa hari ini terpikirkan olehku.

Terhitung sudah lewat kurang-lebih dua pekan setelah pesan terakhirnya itu dan kami tak lagi banyak berkomunikasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah lewat kurang-lebih dua pekan setelah pesan terakhirnya itu dan kami tak lagi banyak berkomunikasi. Entah hanya perasaanku saja atau memang Suga tidak lagi sesering dulu main dengan Juno dan Damar. Memang beberapa kali Suga masih sempat menyapa kami bahkan duduk bersama saat makan siang. Akan tetapi aku lebih sering melihatnya sedang digelayuti oleh beberapa gadis yang berbeda. Hari ini dengan si A lalu lusa dengan si B.

Juno dan Damar bukanya tidak tau perihal kandasnya hubunganku dengan Suga. Mereka hanya tidak mau banyak berkomentar. Apalagi melihatku dan Suga yang masih dapat bertegur sapa akrab seolah tak pernah terjadi hal buruk diantara kami.

•  •  •  •  •

Hari ini moodku sedang berantakan. Dari pagi nasib seolah tengah menguji kesabaranku. Semua yang aku saksikan adalah kemesraan dua sejoli dimabuk cinta yang tanpa tau malu memamerkan kemesraan. Juno, Damar dan juga Frei—yang entah sampai kapan akan tinggal disini. Mereka seolah lupa bahwa ada seorang perempuan yang baru saja putus cinta. Puncaknya adalah sore ini, Juno yang awalnya memintaku menunggunya untuk pulang bersama, tiba-tiba meninggalkanku yang telah menungguinya sedari siang. Alasanya karena ada urusan mendadak dengan dekan fakultasnya. Merasa menjadi orang penting si Juno itu.

INFATUATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang