24. You Again?

9 1 0
                                    

Pertunanganku dengan Arka akan diadakan beberapa bulan lagi, bersamaan dengan acara pengenalan dan penempatan Arka diperusahaan keluarga besarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pertunanganku dengan Arka akan diadakan beberapa bulan lagi, bersamaan dengan acara pengenalan dan penempatan Arka diperusahaan keluarga besarnya. Lebih cepat lebih baik katanya. Dalam prosesnya, aku tidak pernah absen dipanggil untuk datang menemui ibu dan bibi Arka. Banyak hal yang harus aku lakukan bersama mereka, mulai dari belajar memasak, berkebun, dan kegiatan yang paling menyebalkan sekalipun yaitu menghabiskan waktu dipusat perbelanjaan.

Hari ini aku kembali diminta datang untuk menemani para ratu dikeluarga Dawala tersebut untuk berbelanja, aku tidak dapat menolaknya. Dua wanita yang hanya berselisih beberapa tahun itu nampak antusias ketika memilih banyak sekali baju dan segala perintilanya. Lupakan image wanita konglomerat yang serba tertata bahkan dari sikapnya. Calon ibu mertua dan bibiku ini kebalikanya. Mereka berpenampilan dan bersikap sewajarnya, hanya kehebohan keduanya yang sudah tidak bisa tertolong. Bibi, selaku wanita tertua di keluarga juga tidak ada bedanya. Aku jadi bertanya-tanya, sikap dingin Suga sebenarnya didapat dari siapa.

Selama berbelanja, calon bibi mertuaku tidak henti-hentinya membicarakan anak semata wayangnya. Bukan membicarakan hal baik, justru segala tingkah nakalnya.

"Tante julitin anak sendiri?" Cibirku yang langsung dapat tabokan gemas darinya.

"Kamu bayangkan, Tino minggat dari rumah katanya mau coba hidup sendiri. Iya memang dia tinggal sendiri jauh dari kami, tapi tetap membawa kendaraan dan kartu-kartunya." Dengus bibi Arka.

"Tapi pada akhirnya Tino mau mengambil alih bisnis FNB Dawala 'kan kak. Itu lebih bagus." Sahut calon mertuaku.

"Maksudku itu bantuin papanya dulu gitu loh dek sebelum Arka lulus. Biar suami-suami kita ada waktu buat kita."

"Alasanya ada benarnya loh kak. Mantan istrinya yang dulu itu kan lintah, licik. Menyesal aku pernah belain dia."

"Iya dek. Menyesal aku sempat tidak mempercayai anakku sendiri."

Aku yang tidak mengerti apa-apa pelan-pelan melipir menjauh. Niatnya untuk bisa kabur, akan tetapi dua wanita kelas atas itu memiliki mata elang yang tajam. Mereka yang menyadari aku akan bersembunyi, langsung menarikku dan kembali menjadikanku mannequin. Setelah mereka puas mendandaniku dengan rok dan sepatu hak tinggi, mereka mengajaku pulang.

Kami menunggu jemputan dalam sebuah butik merek kenamaan. Aku ingin sekali memiliki kemampuan untuk menghilang ketika tahu bahwa Suga yang menjemput kami. Pertama kali melihatku, Suga mengernyitkan dahi lalu nampak berdehem dan menunduk sesaat. Itu! Itu dia sedang menertawaiku, aku tau itu. Aku menatapnya bengis sementara Suga malah semakin kurang ajar dengan menunjukan senyum gelinya.

"Tino sayang.. Mama ganggu pekerjaan kamu tidak?" Sambut wanita itu yang langsung mendapat pelukan dari Suga. Lelaki itu hanya menggeleng sambil masih menatapku geli.

"Kenapa?" Tanya sang mama melihat raut geli anaknya.

"Jadi warna-warni begitu, ma." Ujar Suga menatapku dari atas hingga bawah.

INFATUATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang