37. The Lip Product

13 1 0
                                    


🔞 🔞 🔞 🔞
Chapter ini mengandung unsur dewasa, terdapat adengan make out intens.
Jadi dimohon bijak dalam membaca. Bagi kalian yang dibawah umur dan yang merasa kurang nyaman membaca adegan yang bersifat hot steamy spicy lebih baik skip.
🔞 🔞 🔞 🔞





Author POV

Seperti sudah direncanakan, dekorasi garden party yang diadakan privat di taman belakang rumah besar keluarga Dawala itu nampak sempurna. Dominasi warna putih dan silver menambah kesan mewah dan eksklusif. Hebatnya lagi, inisial serta nama para mempelai sudah ditata rapi, ditempatkan pada posisi yang setiap kali mata memandang akan dapat dengan mudah melihatnya. Herjuno & Kia, Damar & Frei, Arkana & Inana, lalu Agustino & Freya. Sepasang nama terakhir sudah cukup menjelaskan bahwa orang-orang itu telah berhasil membodohi Suga.

Hari sudah beranjak sore dan Suga masih harus menuruti kemauan Freya. Wanita itu menyeretnya kesana-kemari menuju spot-spot estetik di area rumah besar itu untuk berfoto.

"Kalau ditunda nanti, kau akan malas lalu kita tidak punya foto pre-wedding" Begitu katanya.

"Foto pre-wedding dilakukan sebelum menikah dan kita sudah resmi." Debat Suga sambil mengangkat genggaman tangan mereka dimana cincin kawin mereka tersemat.

Alhasil meskipun tidak berhenti menggerutu, Suga tetap menuruti kemauan istrinya itu. Setelah sesi foto late pre-weddingnya selesai dan sedikit bercengkrama dengan tamu yang sebagian besar adalah keluarga dan sahabat mempelai, Suga pergi meninggalkan area taman menuju kamarnya. Pria itu sempat kaget dengan keberadaan beberapa barang milik MUA serta gaun yang tergantung disana. Suga berdecak kesal merasa bodoh karena telah masuk ke dalam perangkap menyenangkan ini.

Suga melepas jasnya, menyingkap lengan kemejanya sebatas siku. Pria itu juga melonggarkan dasi kupu-kupu yang dari tadi sudah mencekik lehernya, kemudian berbaring diatas tempat tidur dan menutup mata menggunakan lengan. Tanpa melepas sepatu fantofelnya, kedua kakinya ia biarkan menjuntai. Pria itu benar-benar lelah maka dari itu Suga mencoba untuk tidur meskipun suara pintu yang terbuka diikuti suara terkesiap berkali-kali ia dengar. Hingga suara familiar Freya berhasil mengusiknya. Wanita itu tidak sendirian, ada beberapa suara lain yang mengikutinya, mungkin si make up artist dan asistenya.

Sekian menit telah berlalu, suara berisik sebelumnya sudah sepenuhnya menghilang, kini hanya sepatunya saja yang serasa sedang dilepas seseorang. Ketika sepatu dan kaos kakinya sudah berhasil ditanggalkan, giliran ikat pinggangnya yang coba dilepaskan pelan-pelan agar tidak mengganggu tidurnya. Baiklah, sepertinya Freya hanya sedang mencoba membuat suaminya tidur lebih nyaman. Sayangnya yang ada dipikiran Suga saat ini tidak seperti itu. Saat ikat pinggang itu berhasil dilepas, pria itu bangkit duduk dan dengan gerakan cepat menarik pinggang Freya agar bisa duduk dipangkuanya. Karena terkejut, Freya sampai memekik kencang hampir berteriak.

"Kau berhutang banyak penjelasan padaku." Todong Suga langsung saja.

Freya mengerjap lucu membuat Suga menatapnya gemas. Mata mereka beradu cukup intens, Suga memandangi wajah Freya yang berbeda dari biasanya. Hasil pulasan dari tangan profesional itu harus Suga akui membuat kecantikan sang istri naik beberapa tingkat. Tangan Suga mengusap naik-turun pinggul Freya, menyadari jika bahan kain yang membungkus tubuh wanita itu telah berubah. Saat tatapanya turun menyusuri bagian atas gaun yang Freya kenakan, sudut bibirnya terangkat. Sepasang tali spageti berkolaborasi dengan belahan rendah akan sangat mudah ditanggalkan.

"Kenapa?" Tanya Freya penasaran.

"Wedding dressmu ganti?"

"Sudah diganti menyesuaikan acara resepsi katanya." Jujur Freya tanpa tau isi kepala suaminya.

INFATUATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang