Matahari mulai menampakkan sinarnya, setangkai bunga pun bermekaran diluar sana.
Gadis cantik itu sudah siap dengan seragam putih abunya. Sedikit mengoleskan bedak serta liptin dibibir manisnya.
"Pagiku cerah, matahari bersinar- eh ternyata gue cantik ya," puji nya pada dirinya sendiri.
"Tapi heran kenapa masih jomblo? Apa para kaum adam buta, kalo ada bidadari dimuka bumi ini xixi," sambungnya.
"Gak nyang--"
Drrtt drttt drrtt
"Ni orang kenapa sih, pagi-pagi udah telfon aja," beo Sasa
"Halo, kenapa telfon? Kangen lu sama gue?" ucap Sasa
"Kalo iya emang kenapa?"
"Oh kangen. Yang bener kek mau apa lo?"
"Lo dah berangkat?"
"Be--"
"Belum, yaudah gue jemput. Tunggu 10 menit, gue gak nerima penolakan."
"Kang maksa lo, yaudah buruan."
Sasa menuruni anak tangga dengan tangan yang satunya membawa ransel miliknya.
"Pagi Ma, Pa emm dan good morning buat adik luknut," sapa Sasa
"Pagi."
"Fik, lo gak sekolah?" tanya Sasa sembari duduk.
"Enggak."
"Makanya sono pulang kampung, biar sekolah lagi," ucap Sasa
"Papa mau mindahin Fikri sekolah disini aja kak," ucap Surya
"Kenapa Pa?" tanya Sasa
"Kasian kan dari dulu dia dikampung terus, sekali-sekali dikota kak."
"Oh gitu bagus, Pa."
Sasa meneguk segelas susu miliknya, kemudian berlalu untuk menyalami orang tuanya.
"Loh nggak sarapan dulu?" tanya Tari
"Enggak Ma, nanti aja di sekolahan," ucap Sasa
"Mau berangkat sama siapa?" tanya Surya
"Temen, Pa."
"Temen apa temen?"
"Temen ih, udah ah Sasa mau ke depan dulu," ucap Sasa sembari mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
***
"Lama amat lo, gue nunggu udah lama juga," omel Sasa
"Macet."
"Alesan lo," ucap Sasa
"Naik," ucap Piter
"Iya-iya."
"Buruan aelah," ucap Piter sambil memarik tangan Sasa.
Mereka telah meninggalkan area rumah Sasa. Pagi ini cuaca tak bersahabat, awan hitam mulai berjalan diatas kepala.
Mungkin tadi langit nampak cerah, namun kini? Langit nampak mendung. Ya mungkin semua siswa-siswi berharap pagi ini turun hujan, begitu juga dengan Piter.
Dia berharap hari ini turun hujan serta guru nya ada rapat.Beberapa lama kemudian mereka sudah sampai di parkiran.
"Turun," ucap Piter
"Iya, lo kalo ngomong irit banget. Kadang-kadang banyak omong, kadang-kadang jadi irit. Lo titisan bunglon apa?" ucap Sasa
KAMU SEDANG MEMBACA
JUPITER UNTUK SATURNUS (Haitus)
Teen FictionIni tentang Jupiter Pandora Deminal dan Saturnus Almathea yang bersatu bukan karena cinta namun karena bahan taruhan, bukan karena takdir namun karena keadaan. Akankah Saturnus Almathea memaafkannya? Dan akankah hubungan keduanya akan baik-baik saja...