RUMAH SAKIT 1

64 22 3
                                    

”Maaf, pasien dinyatakan--“
“Dokter jangan becanda ya! Teman saya ngga mungkin pergi. Dia itu ketua, dia kuat. Main seenaknya aja dokter bilang gitu!” potong Triton mendengar perkataan dokter.

“tapi saya cuma mau bilang kalo pasien--“

“Dibilang jangan ngomong gitu. Dokter mending cepet urus temen saya!”

“Dengerin dokternya ngomong dulu kampret!” kesal Mars dan Orion bersamaan. Triton hanya mendengus kesal.

“Lanjut, dok” perintah Orion.

“Pasien kritis karena kehilangan banyak darah. Apa kalian keluarganya?” tanya dokter itu.

“Bilang dong dari tadi. Jadi saya nggak salah paham,” ujar Triton.

“Lu yang main potong aja jamilah!” sungut Mars sambil menjitak kepala Triton.

“Kami temannya, dok,” jawab Orion.

“Bisa tolong hubungi keluarganya. Pasien harus dipindahakan ke ruang ICU karena lukanya cukup dalam,” pinta dokter itu.

“Lakukan yang terbaik, Dok”

“ Iya, dok. Kami akan langsung menghubungi keluarganya”

“Baiklah kal begitu saya permisi dulu” pamit sang dokter.

Setelah kepergian sang dokter, Mars langsung menghubungi keluarga Piter. Sedangkan Sasa masih di ruang rawat.

“Gue ke ruangan Sasa dulu, kalian tunggu om Permana sama tante Mutia dateng,” perintah Mars.

“Eh—gue aja yang ke ruangannya si Sasa aja. Gue ngga berani kalo harus jelasin ke bokapnya Piter. Tau lah, tatapannya serem,” pinta Orion terkekah lantas bergegas menuju ruangan Sasa dirawat. Memang, tatapan dari ayah Piter tajam membuat orang yang menatapnya bergidik ngeri. Mars menurut saja. Karena memang kedua teman gilanya ini nyalinya akan menciut saat berhadapan dengan ayah dari Piter. Mars sendiri lumayan takut, tapi tak  setakut Orion.

“Gue ikut dong, gue juga rada-rada ngeri hahaha,” ucap Triton tertawa. Namun, sebelum melangkah Mars terlebih dahulu menarik kerah baju Triton agar tetap di tempat menemani Mars.

"Apaansi kmprt, gue mau ikut Rion aja ke ruangan Sasa. Ngeri gue kalo disini," ucap Iton ngacir nyusul Rion

🔪🔪

"Gimana keadaan lo?" tanya Rion

"Gue gak papa ish, ngapain sih diinfus segala?" decak Sasa

"Heh Dodol, lo tuh kurang air ehh bensin ehh apasi cairan. Udah sih ikuti aja apa kata dokter," ujar Rion

"Peak lo, yakali kurang bensin lo kira gue apaan hah!" geram Sasa

"Selow mbak selow, kalem weh," goda Iton

"Lo udah ngabarin bonyok lo?" tanya Rion

"Bonyok? Gue gak bonyok, lu kali yang bonyok kan abis gelut," cibir Sasa

"Bodo, Sa bodo. Serah lo aja dah!" ketus Rion

"Makanya sekolah biar pinter," ucap Sasa terkekeh.

Takk

"Sakit bego, gue lagi sakit malah dianiaya," ucap Sasa merintih kesakitan. Pasalnya Orion menjitak kepala Sasa dengan seenak jidatnya.

"Ehem-ehem, serasa jadi pengawal pangeran sama tuan putri, gue" sindir Iton

"Eh ada babang Iton, udah lama bang di sana?" ejek Sasa

"Eh ada pengawal, ada apa pengawal?" ucap Rion

"Pengawal Mbahmu i," tukas Iton

"Pada intinya, tuan putri udah ngabarin ayah handa belum?" sambung Iton

"Belum lah, gue aja gak tau handhpone gue ada dimana," tukas Sasa

"Yaudah, nih pake handphone gue aja," tawar Rion

"Jangan punya dia, hati aja kosong apalagi pulsa," cibir Iton

"Astaghfirullah, kamu itu berdosa banget," ucap Sasa yang terkekeh mendengar ucapan Iton.

"Heh bambang, gak ada hubungannya kali pulsa sama hati," seru Rion.

"Ada lah. Nih yah, kalo punya gebetan harus punya pulsa biar bisa komunikasi ama si doi. Nah kalo pulsa kosong, kan ngga bisa tuh makanya hati ikutan kosong," jelas Iton meledek.

"Jaman sekarang ko pake pulsa. Kek sultan dong, pakenya kuota," ejek Rion membalas. Sasa tertawa mendengar perdebatan kecil itu.

"Sialan!"

"Lagian lu ngapain ke sini, Ton?"

"Disuruh babang Mars, katanya takut Sasa dianiaya lu. Ternyata bener kan?"

"Sembarangan!"

"Iya tau aku dianiaya, tadi aja dijitak. Padahal lagi sakit," timpal Sasa.

"Dih kagak yah, cuma nempel doang,"

Akhirnya obrolan mengalir begitu saja. Sesekali mereka membully Orion. Kadang Triton juga yang kenak bully.

Bersambung...

Hallo hallo welcome back gays,
jumpa lagi dengan cerita Linmar yang gaje ini.
Moga suka and seeyou next part

JUPITER UNTUK SATURNUS (Haitus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang