DICULIK

51 21 0
                                    

                 Happy Reading❤

Pagi ini seorang Sasa masih bergelung dengan selimut tebalnya. Jam udah menunjukkan pukul 08.45 tapi Sasa masih nyenyak berada dialam mimpinya. Hari Minggu, hari yang sangat dinanti para pelajar karena terlepasnya dari berbagai macam tugas. Meskipun besoknya harus bertemu dengan upacara. Bukan apa, hanya saja saat upacara kepala sekolah menjadikan waktu itu untuk berpidato berjam-jam. Sekali lagi, sekali lagi, ya sekali lagi, dan berkali-kali. Begitulah yang sering diucapkan. Untuk apa sekali lagi jika pada akhirnya berkali-kali.

“SASA! UDAH SIANG, SA! BANGUN!” teriak mama Sasa dari luar kamarnya. Sedangkan yang diteriaki masih saja nyaman di kasur empuknya itu. Karena kesal putrinya tak kunjung bangun, mamanya pun masuk ke kamar.

“YA AMPUUUN SASAAAA!”
Seketika Sasa terlonjak bangun dari mimpinya karena mendengar teriakan maut sang mama di dalam kamarnya.

“Mama ngapain sih pagi-pagi udah teriak-teriak?” tanya Sasa kesal. Padahal tadi dia sedang bermimpi bertemu Lee Min Hoo. Semua sirna karena teriakan mamanya itu.

“Pagi nenekmu! Liat jam noh dah siang!” sungut mamanya. Sungguh ia sangat kesal menghadapi putrinya di hari Minggu yang sangat malas. Memang jika hari minggu Sasa sangat malas untuk bangun pagi. Paling bangun untuk sholat selepasnya ia kembali tidur.

“Ish mama mah, kek ngga biasanya aja Sasa bangun siang kalo Minggu?”

“Ya tapi hari ini mama tuh mau keluar. Temen mama mau ngajak ketemuan—”

“HAYOO MAMA MAU NGAPAIN?” potong Sasa sebelum mamanya menyelesaikan ucapannya.

“Ish kamu nih! Orang tua lagi ngomong tuh didengerin. Mama mau reunian sama sahabat mama waktu SMA,” jelasnya.

“Dih udah tua aja masih reunian,” cibir Sasa.

“Iri? Bilang nak,” kekeh mamanya.
“Kamu hari ini ke supermarket ya, mama udah list apa aja yang harus dibeli,” sambungnya.

“hmm iya nanti Sasa beli,” jawab Sasa ogah-ogahan.

“Awas jangan sampe lupa kamu. Mama berangkat, ya, dah sayang,” ucapnya lalu berlalu setelah mencium sayang pipi putrinya. Dirasa orang tua nya sudah pergi Sasa bersiap untuk pergi ke supermarket.

Sementara di tempat lain sekumpulan orang-orang sedang berbincang-bincang, dia Lintang dan geng nya

"Lo awasi dia, jangan sampai lolos!" seru Lintang

"Sip."

Sasa pergi meninggalkan rumahnya, karena jarak supermarket dan rumahnya tidak terlalu jauh jadi dia lebih memilih untuk jalan kaki. Baru beberapa meter dari rumah dia, dia merasa ada yang mengikutinya.

Sasa POV

Aku menolehkan kepalaku, tapi tidak ada siapa-siapa tau ah bodo amat. Aku melanjutkan perjalanan ku yang tertunda. Aku sudah sampai di supermarket buru-buru masuk dan membeli keperluan pesanan mama.

"Selamat siang, selamat datang di supermarket, selamat berbelanja," sapa pegawai supermarket.

"Siang juga mas, si mas nya tau aja kalau saya jomblo. Makanya ngucapin siang," balasku tertawa.

Sedangkan mas-mas itu hanya tertawa dan mengelengkan kepalanya. Aku memasuki supermarket itu dan bergegas membeli beberapa bahan.

"Ini mbak," ucapku pada mbak kasir

"Baik kak, total nya 200 ribu "

"Terimakasih."

Aku pun bergegas keluar supermarket. Lelah rasanya setelah lama mencari barang-barang kebutuhan.

Saat berjalan di jalan yang lumayan sepi, aku merasa ada yabg mengikutiku.

"Ngga ada apa-apa, tapi kok ... bodo ah," ucapku tak peduli. Mungkin hanya perasaanku.

Hingga akhirnya ada yang membekapku. Detik berikutnya aku hanya gelap yang kurasa.

Sasa Pov off
***

"Emghh."

"Dimana aku? Kenapa aku bisa ada disini? Kenapa tangan dan kakiku diikat?" batinnya

"Woi lepasin gue, siapapun lo tolong lepasin gue!"

Sedangkan dari arah yang berlawanan tampak seorang cowok itu berdiri dan berjalan mendekati Sasa.

"Hai cantik, udah bangun ya? Em gimana tidurnya nyenyak, bukan?" ujar cowo tersebut

"Lo siapa?! Dan kenapa gue disekap?!" tanya sasa sedikit menaikkan nada bicaranya

"Ssttt, jangan teriak-teriak cantik. Lo gak perlu tau siapa gue dan kenapa gue bisa nyekap lo, alasan yang simpel Karena lo deket sama musuh gue!" ucap cowo itu yang tak lain adalah Lintang

"Musuh? Siapa? Itu urusan lo sama musuh lo kenapa lo libatin gue dalam hal ini hah!!" teriak Sasa

"Sstt, jangan galak-galak dong."

Lintang mengambil handphone milik sasa, dia mencari kontak milik sang musuh dan akhirnya ketemu.

Tutt tuttt tutt

"Halo, Sa?"

"Temen lo ada ditempat gue, kalo lo mau nyelametin dia lo dateng ke sini dengan catatan lo harus sendirian." ucap Lintang

"Lo!!"

"Iya gue, Lintang Angkasa Bagaswira," ucap Lintang penuh penekanan

"Woi lepasin gue bangsat," pekik Sasa

"Diam lo."

"Lo denger kan? Pacar lo ups maksud gue temen lo butuh pertolongan lo Jupiter Deminal Pandora."

"Lo dimana?!"

"Tut " panggilan dimatikan sepihak oleh Lintang sebelum menjawab pertanyaan Piter.

***

"Bangsat."

"Gue harus ngumpulin anak-anak FITNS, buat bantuin gue nyari Sasa."

"Lo, Triton, Orion ke bascame sekarang. Gak pake lama." Poter memerintahkan Mars dkk untuk datang ke basecamp lewat panggilan singkatnya tadi.

Dia harus memikirkan cara agar bisa menyelamatkan Sasa. Bagaimana pun Sasa tak ada hubungannya dengan permasalahan Piter dan Lintang.

Tak lama Mars, Triton dan Orion pun sampai.

"Kenapa?" tanya Mars kebingungan. Pasalnya wajah Piter menunjukan raut yang sangat cemas.

"Sasa diculik," jawab Piter.

"Hah! Ko bisa? Siapa yang nyulik," tanya Orion kali ini.

"Lintang. Ini semua ulah Lintang. Kalian tau dia sangat licik, dia ngincar siapapun yang dekat sama gue," jawab Piter

"Terus gimana?" tanya Mars

"Agghhh si Lintang emang keterlaluan, awas kalo dapet gue abisin tu anak!" geram Piter

"Lo tenang dulu. Masalah kek gini jangan gegabah. Kita perlu strategi," ucap Triton

"Terus rencana lo apa?" tanya Mars



Bersambung...
Segitu dulu ya, seeyou next part
Linmar09

JUPITER UNTUK SATURNUS (Haitus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang