HUMAN BUCIN

17 4 0
                                    

HAPPY READING

"Sa, pulang," ajak Piter kemudian menghampiri Sasa yang sedang berbincang-bincang dengan teman-temannya.

Sasa mengacungkan jempol tanda dia menyetujuinya. Mereka perpamitan kemudian berlalu pergi.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di depan rumah Sasa, di sana ada Mentari-- Mamanya Sasa yang sedang duduk santai dengan majalah miliknya.

"Assalamualaikum, Sasa pulang," ucap Sasa

"Waalaikumsalam," jawab Tari

"Permisi, Tan."

"Eh calon mantu, masuk dulu, Nak," ucap Tari

Piter tersenyum menganggukkan kepalanya.

"Makan dulu gih, Nak," ucap Tari

"Enggak usah Tan, ngerepotin," tolak Piter

"Enggak ngerepotin, yaudah gih makan. Sa, ajak Piter makan," ucap Tari

"Iya, Ma."

"Ayo makan, gak usah malu-malu kali, biasanya juga malu-maluin," canda Sasa

Piter menatap tajam Sasa, sontak saja Sasa langsung mengangkat jarinya membetuk huruf V.
Setelah selesai keduanya menuju ruang tamu, ngapain lagi kalau bukan ngobrol. Mentari-- Mamanya sedang berada di dapur. Perhalan tapi pasti, Tari menghampiri kedua sejoli dengan membawa nampan berisi kue coklat kesukaan anaknya.

"Nih ada cemilan, dimakan dulu," ucap Tari

"Duh, jadi gak enak," ucap Piter

"Gak papa Nak, silakan dimakan. Tante mau ke belakang dulu," ucap Tari

"Lo suka coklat?" tanya Piter

"He'em gue suka coklat," ucap Sasa sembari mengambil kue coklatnya.

"Apapun yang berhubungan dengan coklat?"

"Apapun itu," balas Sasa

"Lo suka gue?"

"Suka, eh enggak."

"Yakin?"

"He'em."

"Sa, bentar," ucap Piter

Sasa yang sedang memakan kue coklatnya seketika berhenti. Perlahan tangan Piter berada di sudut bibir Sasa, kemudian mengusapnya dengan lembut.

Cukup lama mereka berada diposisi itu, sampai akhirnya mereka tersadar.

"Ada kue coklat, makanya kalo makan itu hati-hati, kek anak kecil aja," ucap Piter

"Hem, oke."

"Gue balik ya, sampein salam gue ke Tante Tari," ucap Piter

"Woke, kalo dah nyampe kabarin."

"Tumben perhatian," heran Piter

"Mumpung lagi baik, dah sono lo pulang."

"Ngusir?"

***

Piter sudah sampai beberapa jam yang lalu, dia merebahkan tubuhnya di kasur yang nyaman. Mungkin baginya malam ini malam yang tak menyenangkan, hal yang menyenangkan baginya adalah ketika Piter melihat senyum Sasa, saltingnya Sasa dan sikap cerewetnya Sasa.

Entah kenapa dia rindu dengan gadisnya itu, ah ralat gadis yang menjadi miliknya karena hal konyol itu.
Baru saja sehari entah kenapa rasanya Piter sudah terlalu menjalin hubungan dengan gadisnya. Hari pertama saja sudah membuatnya tak karuan apalagi kalau selamaya.

JUPITER UNTUK SATURNUS (Haitus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang