BELUM CINTA

26 13 1
                                    


"Bukannya gue gak cinta, hanya saja gue belum cinta. Mungkin suatu saat nanti, tapi kembali ke kata awal kalimat ke 2, 'Mungkin'."

-Jupiter Pandora Deminal-
-
-

HAPPY READING

Hari demi hari telah dilewati, kedekatan Jupiter Pandora Deminal dan Saturnus Almathea tak bisa dirahasiakan lagi. Siapa sih yang gak tau kedekatan mereka berdua? Seluruh sekolahan juga mengetahuinya. Bahkan orang tuanya saja mengetahuinya, hari ini adalah hari dimana Piter dan Sasa akan bertemu.

"Lo mau ngajak gue kemana, sih?" tanya Sasa

"Berisik."

"Lo nya gak ngasih tau," ucap Sasa

"Ntar lo juga tau sendiri, udah diem."

Flashback

Taman kota nampak ramai, banyak sepasang kekasih, suami istri yang menikmati indahnya sore hari ditaman ini.

Begitu juga dengan Bagas, Syifa, Surya dan juga istrinya-- Mentari. Mereka menikmati sore hari di taman kota, dengan tawa bahagia.

"Udah berapa bulan, Syif?" tanya Tari yang mengusap perut buncitnya.

"Masuk 7 bulan, Tar. Kalau kamu?" ucap Syifa

"5 bulan nih," jawab Tari

"Kira-kira anak kita cewek apa cowok ya, Tar?" tanya Syifa

"Apapun asal sehat," potong Surya

Perlahan Surya dan Bagas menghampiri istrinya, dengan membawa buket bunga.

"Ini untuk istriku yang manis," ucap Surya, sembari duduk disamping istrinya.

"Dan ini untuk ibu dari anak-anakku nanti," ucap Bagas

Bahagia, itu yang sedang mereka alami. Bahagia tak perlu yang mewah, hanya dengan orang yang mereka sayang itu sudah bahagia.

"Kalau anakku sama Mas Bagas cowok, dan anak kamu cewek, kita jodohin ya," ucap Syifa dengan kekehan.

"Kalau anak kita sama-sama cowok?"

"Semoga mereka kayak kita, berteman baik sampai kapan pun."

Flashback off

"Aku masih enggak nyangka kalau kita akan ketemu lagi," ucap Surya

"Sama, saya juga begitu, Sur," ucap Bagas

"Semoga saja kita jadi besan."

"Semoga."

***

Di tempat lain, Sasa masih bergumam tanpa henti. Sasa berpikir pria yang sedang ada di sampingnya ini akan membawanya dab berbuat yang tidak-tidak kepadanya.

"Sebenarnya lo mau bawa gue kemana sih?" ucap Sasa

Merasa tak ada jawaban, Sasa mengulang kembali ucapannya.

"Lo mau bawa gue kemana?"

"Tar lo juga tau, udah deh diem aja," ucap Piter yang masih fokus pada kemudi.

"Serah lo lah."

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di sebuah rumah makan. Bingung? Itulah yang sedang Sasa rasakan, mengapa dia membawanya ke sini?

"Turun."

"Mau ngapain?"

"Jual lo di sini, soalnya di sini banyak Om-Om," ucap Piter

"Heh!!"

"Buruan, Sa jangan sampai gue ngelakuin yang enggak-enggak sama lo."

"Ngelakuin apa?"

"Ck, dasar. Lo polos apa sok polos sih?"

"Gue emang polos, kadang."

"Buruan aelah."

"Iya njir."

Mereka memasuki tempat makan dengan santai, Sasa yang tersenyum ketika pelayan menyapa dan Piter yang dingin serta acuh.

"Kenapa ada Mama sama Papa?" gumam Sasa

"Kenapa ada orang tua lo juga?" ucap Sasa

Sedangkan Piter hanya mengangkat pundak seolah mengatakan bahwa dia tak tau apa-apa.

"Malam," sapa Piter

"Malam, Nak."

"Ma, Pa, ngapain di sini? Katanya mau reuni sama temen," ucap Sasa sembari duduk.

"Ini temen Mama sama Papa," ucap Tari

"Om Bagas sama Tante Syifa?"

"Iya, Nak."

"Ada apa Yah?" tanya Piter

"Gak ada apa-apa, cuma acara makan malam aja," ucap Bagas

"Perasaan gue gak enak nih," gumam Sasa

"Enggak yakin, sebenarnya ada apa?" tanya Piter

Mentari dan Syifa pun menceritakan kenangan beberapa tahun yang lalu. Dimana mereka bahagia dengan kisah persahabatan yang penuh keharmonisan.

"Dulu kita selalu bersama sampai pada akhirnya kita dipisahkan hanya karena pekerjaan," ucap Tari

"Tapi itu dulu, dan berkat kalian Bunda bisa bertemu dengan teman lama Bunda."

"Jadi?"

"Ayah, Bunda, Om sama Tante punya niatan buat jodohin kalian," ucap Syifa

"Ini pasti gara-gara kejadian yang waktu itu," batin Sasa

"Hah? Apa? Jangan ngadi-ngadi Tan. Yang bener aja, Sasa dijodohin sama kulkas kayak dia?" ucap Sasa

"Ada bagusnya kan gue nerima perjodohan ini, kan bisa mempermudah taruhan sialan itu," batin Piter

"Oke," ucap Piter

"Heh lo kok oke-oke aja sih? Nolak dong, lo kan gak cinta sama gue. Ngapain lo nerima?" ucap Sasa

"Bukan nya enggak cinta tapi belum cinta," ucap Piter

"Nah bener, Piter aja gak masalah," ucap Tari

"Kalo bukan karena anak-anak, gue juga ogah nerima ini," batin Piter

"Menyebalkan, oke fine Sasa ngikut aja. Enggak ada salahnya juga, secara kan Sasa cantik."

"Iya-in cantik, canda cantik."

***

Hari ini adalah hari pertama Piter dan Sasa menjadi sepasang kekasih, mungkin kebanyakan orang sepasang kekasih adalah dua insan yang sedang kasmaran. Tapi berbeda dengan mereka yang bersama karena keadaan.

Mungkin banyak dari mereka yang bakal menolak untuk dijodohkan, tapi mereka? Mereka tak ingin orang tua nya merasa kecewa.

Jupiter Deminal Pandora, berada di markas FITNS bersama teman-temannya.

"Gue jadian sama Sasa," ucap Piter

"What?"

"Demi apa lo?"

"Seriusan?"

"Hem, dijodohin sama nyokap, dan ternyata orang tuanya Sasa itu teman lama nyokap ama bokap."

"Nah bagus dong, jadi berhasil dong yang waktu itu," ucap Orion

"Hem."

"Terus rencana lo kedepannya gimana?" tanya Mars

"Ya gak gimana-gimana," ucap Piter

"Lo gak cinta sama Sasa?" tanya Triton

"Menurut lo?"

"Mungkin," sambung Mars

"Ya enggak lah, buat apa gue cinta sama cewek modelan kayak dia. Udah cerewet, ngeselin lagi."

"Tiati Bang kalo ngomong, nanti sebalik nya loh," ucap Triton

"Gak mungkin."

JUPITER UNTUK SATURNUS (Haitus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang