Hari ini mereka memutuskan untuk ke salah satu cafe tempat mereka biasa nongkrong saat duduk di jenjang perkuliahan. Letaknya tidak begitu jauh dari kampus yang berada di jalan Kranggan. Mobil mereka telah terparkir didepan cafe kecil berwarna putih dengan huruf M pada papan namanya.
Sungguh, sudah lama sekali mereka tidak kesini. Dahulu, semasa kuliah mereka kerap kali mendatangi cafe mungil ini. Mengerjakan tugas ataupun sekedar menyantap menu yang dijual. Saat ingin memasuki cafe, disebelah kiri terdapat semacam display yang memperlihatkan berbagai macam rasa gelato. Kemudian, setelah masuk akan langsung menuju kasir untuk memesan menu yang ingin dipesan.
Tidak banyak yang dipesan Nashira, Seraphina dan Faisal hanya minuman dan dessert untuk menemani sore ini. Suasana cafe cukup ramai dan tidak banyak kursi yang kosong sehingga memaksa mereka menuju ke kursi yang didominasi perempuan dengan seragam SMA. Disini mengusung konsep untuk sharing meja karena lebih banyak meja panjang yang dapat di isi empat sampai enam orang.
"Banyak juga ya ternyata jajan lo pada kuliah dulu, nongkrongnya aja di sini. Apa daya gue, warkop doang." Kata Faisal sambil terkekeh.
"Nggak setiap hari juga kali. Halah, bohong banget! Gue tau lo ngopi mau nya starbucks." Cibir Nashira
Faisal mengacak rambut Nashira gemas, "Tanya temen gue, kita nongkrongnya warkop tau"
Nashira mencibir, kemudian berjalan mendekat ke arah meja yang dipenuhi anak SMA, "Permi..." Nashira tertegun, tampak perempuan kecil yang dulu sangat dekat dengannya sudah beranjak dewasa berada tepat didepannya. "Suri?" Sebutnya.
Suri yang dipanggil oleh Nashira melihatnya sekilas kemudian dengan cepat melengos, membereskan barang-barang yang berada di atas meja kemudian berdiri ingin pergi. Cekalan tangan Nashira menghentikan langkahnya, tanpa menoleh lagi ia menghempaskan tangan Nashira kasar. Semua teman-temannya tampak ikut berdiri dan berlari mengejar Suri yang sudah berjalan keluar.
Nashira hanya dapat melihat tubuhnya yang di telan pintu. Seraphina yang tadinya mengambil sebotol air yang memang disiapkan di cafe tersebut melihat kejadian yang baru saja terjadi. Bukan hanya Nashira, ia mengenal dengan jelas siapa perempuan yang melewati tubuhnya tadi. Nashira pasti terkejut melihatnya setelah sekian lama apalagi seorang Surinala, ia juga pasti turut terkejut melihat Nashira.
Beberapa pengunjung tampak melihat kejadian tadi tapi seolah tidak ambil pusing dengan kejadian barusan, mereka mulai mengabaikan. Faisal yang tidak mengetahui apa-apa hanya mampu terdiam. Ia tidak mengenal sosok Surinala yang disebut. Mencairkan suasana, Seraphina mengajak duduk di tempat yang tadinya Suri duduki bersama teman-temannya. Pelayan yang melayani cafe tersebut, dengan cepat mengambil gelas-gelas yang di tinggal Surinala dan beberapa temannya.
Faisal masih diam menoleh pada Seraphina bertanya tentang siapakah perempuan itu. Namun tatapannya hanya dijawab gelengan singkat dari Seraphina. Nashira tampak sedikit terkejut apa yang sedang terjadi. Ia diam mencerna siapa yang barusan ia temui. Matanya tampak melirik singkat kearah pintu yang tadinya dilewati sosok Surinala. Karena tidak ingin membuat suasana menjadi canggung, Seraphina menunjuk ruangan dibelakang cafe yang dihalangi kaca. "Gue dulu sering duduk disana sambil ngerjain tugas."
Nashira ikut menoleh, berusaha yang terjadi barusan bukan apa-apa. Ia masih diam melihat Seraphina yang berceloteh tentang dirinya yang belajar dengan giat di sini tanpa memperhatikan sekitar. Nashira sedikit terkekeh. Ia tahu, Seraphina mencoba menghiburnya saat ini. Mencoba mengenyahkan pikiran buruknya Nashira kemudian tersenyum bergantian menatap Seraphina dan Faisal yang sekarang melihat kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nashira
ChickLitIni sebuah kisah menerima dan diterima, bersambung kemudian tersambung, menuju kemudian dituju.