Shaka tertawa dan membalas pelukan Nashira sambil mengelus rambutnya. Dibalik pelukan Shaka, tidak dapat dipungkiri jantung Nashira berdetak dengan kencang. Ia terlalu terbawa suasana sampai berani memeluk Shaka. Memejamkan matanya sekilas, ia ikut menepuk punggung Shaka dan dengan perlahan melepaskan pelukannya. Rasanya malu sekali, pasti pipinya merona saat ini. Ia sangat berharap Shaka tidak memperhatikan rona pipinya.
Nashira membuang muka, pura-pura mengambil ponsel dari tas yang ada disamping tubuhnya sekaligus menetralkan detak jantungnya. Karena isi tas yang sangat penuh, ia jadi kebingungan mencari ponselnya. Seingatnya tadi, ia memasukan di tas. Kali ini ia sedikit panik karena tidak menemukan ponselnya. Mengeluarkan mini pouch makeupnya, foldable bag, charger, dompet, dan turut mengambil kamera yang ternyata ada didalam tasnya.
Menemukan benda yang ia cari, ia memperhatikan layar ponselnya yang sekarang menyala dan menampilkan banyak notifikasi yang memenuhi layar. Ia tentu tidak mendengar, karena sejak malam tadi ponselnya dalam keadaan senyap. Meletakan kamera dipangkuannya, kemudian beralih memandang ponselnya. Banyak pesan juga telepon dari Bima dan Seraphina yang bertanya dimana keberadaan juga keadaannya sejak tiga jam yang lalu, tentu tidak lupa juga lima panggilan dari Faisal. Namun, terdapat satu pesan yang menarik perhatiannya. Pesan itu datang dari Calla yang berisi ungkapan permintaan maaf yang terlihat sekilas dari notifikasi. Nashira tentu tidak akan membuka itu, bukan karena masih marah pada Calla hanya saja ia tidak ingin menangis lagi dengan membaca pesan rasa bersalah Calla.
Mengabaikan pesan dari Calla, Nashira beralih membaca satu persatu pesan dari Bima. Ia sekilas tersenyum karena untuk pertama kalinya Bima mengirim pesan seperti ini, mungkin karena dirinya pergi setelah bertengkar dengan Calla dan sampai malam belum juga pulang. Tentu saja adiknya khawatir dan membrondonginya dengan panggilan serta pesan. Ia menggulirkan jarinya sampai dengan pesan terakhir yang membuatnya terkekeh pelan.
Bima K: Bilang dong kalo perginya sama bang Shaka. Aku udah panik bgt sumpah
Bima K: Have fun aja deh yaa sama bang Shaka nya, jalan-jalan sekalian wisata masa laluuuuuu HAHAHAHHAHAShaka menoleh, mendapati Nashira terkekeh dengan layar ponsel yang telah menerangi wajahnya. "Kenapa?" Tanya Shaka
Nashira menggeleng, kemudian menoleh pada Shaka sekilas. "Aku bales pesan dulu sebentar ya, Shaka. Maaf aku jadi kayak sibuk sendiri tapi bentar ya" Oh tunggu, bagaimana Bima mengetahui dirinya sedang pergi bersama Shaka?
"Kamu..." Nashira memberhentikan gerak jarinya dilayar ponsel. Ia menoleh pada Shaka dan diam, kemudian berpikir sejenak. "Aku bales dulu deh, tunggu oke."
Shaka tiba-tiba terkekeh, "Kamu mah, nggak pa-pa tau, take your time."
Nashira ikut terkekeh dan membalas dengan cepat pesan dari Bima dan kini beralih membalas pesan dari Seraphina, kira-kira isinya tidak jauh berbeda yang menanyai keberadaannya. Ia juga pasti sekilas sudah mengetahui pertengkarannya dengan Calla sampai ikut khawatir mencarinya. Nashira jadi tidak enak hati pada mereka karena telah membuat khawatir, pasti sejak tadi Bima bingung mencarinya. Karena sudah malam tidak pulang, sampai-sampai menghubungi Seraphina yang sedang berada di Lembang untuk mencari keberadaannya.
Kini ia memasukan ponselnya, beralih mengenggam kamera miliknya bermaksud ingin memasukan kembali. Namun, tertahan dengan gerakan tangan Shaka yang sekarang sudah mengambil alih kamera miliknya. "Kamu selalu bawa kamera kemana-mana sekarang ya?" Shaka menatap Nashira.
Nashira menggeleng, "Nggak juga sih, itu kemarin lupa dikeluarin setelah bikin konten buat brand."
"Boleh dihidupin nggak?" Nashira mengangguk tanda menjawab, "Boleh liat foto-fotonya juga nggak?" Tanya Shaka lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nashira
ChickLitIni sebuah kisah menerima dan diterima, bersambung kemudian tersambung, menuju kemudian dituju.