Pertanyaan Seraphina menguap begitu saja, karena Nashira enggan menjawab. Sepanjang makan siang, ia bungkam dan menolak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Shaka dan Faisal. Ide untuk mengajak kedua lelaki itu makan malam bersama bermaksud untuk membandingkan ditentang keras oleh Nashira. Namun, Seraphina tetap Seraphina, perempuan jahil itu seolah tidak menampik penolakan Nashira dengan tetap menelpon Shaka untuk mengajaknya dinner di apartment mereka.
"Halo, Shak?" Ucap Seraphina sesaat Shaka menjawab teleponnya.
"Iya, halo, Ser. Kenapa?"
Nashira yang awalnya sedang menemani Bima untuk melihat-lihat sepatu mendekati Seraphina cepat, karena mendengar perempuan itu mengucapkan nama Shaka dipanggilan teleponnya. Ia menarik tangan Seraphina, ingin merebut ponsel perempuan itu tetapi sayang kalah cepat sehingga ponsel Seraphina tidak dapat digapainya.
"Parah banget!" Rajuk Nashira.
"Nash, ah." Decak Seraphina, ia berjalan menjauh kemudian terkekeh.
"Shira kenapa tuh?" Tanya Shaka diseberang panggilan telepon, ia terlihat bingung setelah mendengar nada suara sebal milik Nashira.
"Lagi badmood, biasa lah." Celetuk Seraphina, melirik Nashira yang berdiri di ujung etalase sepatu sembari memandangnya tajam sedang Shaka terdengar terkekeh mendengar celetukan Seraphina, "Malem dinner di apart kita, gimana? Sibuk, nggak?" Sambung Seraphina lagi.
Shaka terlihat diam sejenak sebelum benar-benar menjawab ajakan Seraphina."Oh, bisa-bisa." Seraphina mengangguk, "Oke, jam tujuh ya, see you, Shak!" Ucap Seraphina mengakhiri percakapan mereka. Ia kembali menekan sesuatu dilayar ponselnya.
Seraphina D: Ntar malem dinner di apart, jam 7
Seraphina D: Nggak terima penolakan, lo cuma perlu bawa badan aja walaupun gue tau, lo ga bakal nolak juga
Seraphina D: So, see you mas Faisal ku cayang!Seraphina meletakan ponselnya ke dalam tas. Senyumnya tampak secerah matahari di siang bolong. Ia mendekat pada Nashira kemudian merangkulnya tetapi yang dirangkul hanya menoleh sebal serta melepaskan rangkulannya.
Menanggapi dengan tertawa, Seraphina mendekat pada Calla dan beralih merangkulnya saja. Hari ini mereka benar-benar menghabiskan waktu dengan bersenang-senang. Mulai dari makan siang bersama, berbelanja, masuk dari satu toko ke toko lain, makan dessert yang lezat, melakukan photoboth sampai dengan kegiatan terakhir belanja bulanan.Semua yang terlihat menarik dimata, diletakan ke dalam troli yang didorong oleh Bima serta dibantu Calla. Mereka bahkan memasuki lorong demi lorong sambil mata masih memindai dengan seksama. Nashira dan Seraphina berbicara sambil melihat ponsel masing-masing untuk melihat daftar belanjaan yang lima belas menit lalu baru mereka catat. Mereka masih menuntaskan untuk membeli perlengkapan kebersihan, sebelum pergi ke lorong yang penuh dengan makanan.
"Calla, lo denger kak Sera nelpon bang Shaka, nggak tadi?" Bima berbisik.
Callalia mengangguk, mengerti maksud ucapan Bima yang tiba-tiba kepadanya. "Terus apa plan lo?"
Bima tertawa, "Oke, here's a plan." Ia berbisik ditelinga Callalia, "Step 1. The Target. First thing first, kita perlu fokus ke target masing-masing, you can choose the target. Mau Shaka Malik atau Faisal Adikara?" Tanya Bima
Callalia terlihat berpikir, "I think we have to switch, gue Faisal dan lo Shaka. Biar penilaian dalam perbandingan ini nggak bias diantara kita."
Bima mengangguk, menyetujuinya dengan cepat. "Step 2. Question. Kita perlu tanya mereka about anything biar kita bener-bener yakin siapa yang deserve kakak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nashira
ChickLitIni sebuah kisah menerima dan diterima, bersambung kemudian tersambung, menuju kemudian dituju.