Setelah berbincang hampir dua jam lama nya, mereka memutuskan untuk menjeda obrolan mereka dan melanjutkan di rumah Shaka, bermaksud sekalian menjenguk Bunda Shaka yang sedang sakit. Benar-benar di luar rencana seperti biasanya jika berkumpul dengan mereka. Nashira tentu saja ikut, perempuan itu tidak mungkin menolak. Karena, akan sangat tidak sopan jika menolak di depan Shaka.
Bukan karena tidak ingin bertemu keluarga Shaka setelah sekian lama, hanya saja malas jika harus bertemu dengan sosok perempuan yang sempat memberi luka. Siapa lagi kalau bukan Kanaya, ia hanya berharap tidak menemui Kanaya di sana. Maklum, rumahnya persis di sebelah rumah Shaka. Bahkan terdapat pintu kecil yang saling terhubung antara rumah mereka.
Sekarang mobil yang di kendarai Keyla membelah jalanan Kaliurang yang cukup padat malam ini. "Berhenti beli buah jangan lupa." Kata Nashira mengingatkan.
Nashira tidak mungkin datang dengan tangan kosong pun pasti Baskara juga Gibran lupa akan hal ini. Maka dari itu, Nashira berinisiatif membeli buah untuk Bunda Shaka. Keyla menoleh pada kaca spion, "Oh iya! Hampir lupa, beli buah buat calon mertua lo."
"Keyla apaan sih." Kata Nashira sebal. "Kan nggak lucu banget ngejengukin Bunda nya yang lagi sakit ngga bawa apa-apa."
"Buat Bunda Shaka itu kehadiran lo udah lebih dari cukup, Nash." kali ini Seraphina bersuara.
Nashira menggeleng, "Gila ya lu pada hari ini."
Dari jauh, mobil yang di kendarai Shaka dan Baskara sudah berjalan meninggalkan mobil yang berisi Seraphina, Keyla dan Nashira. Mereka telah berhenti di salah satu toko buah di pinggir jalan. Karena tidak ingin terlalu lama, Nashira memutuskan untuk turun sendiri dan memilih buah apa yang akan di berikan untuk Bunda Shaka. Mulai dari apel, pear, anggur dan buah lain nya telah tampak mengisi parsel yang sedang di lapisi plastik wrap. Nashira memberikan beberapa lembar uang kemudian menunggu parsel buah nya jadi.
Tidak berlangsung lama, parsel sudah mantap di genggam tangan Nashira. Memasuki mobil, Keyla kembali tancap gas dan telah melaju ke rumah Shaka. Makin mendekati kompleks perumahan Shaka, perempuan itu tampak gugup. Tangannya tiba-tiba terasa dingin. Sesekali lirikan ke arahnya diberikan oleh Seraphina dan Keyla. Pasalnya semakin dekat menuju rumah Shaka, Nashira tampak membisu. Rautnya terlihat cemas karena akan mendatangi rumah yang dulu cukup sering ia datangi.
"Tenang, Nash." Kata Seraphina sambil tersenyum.
Mobil yang di kendarai Keyla sekarang sudah terparkir di depan rumah Shaka. Baskara dan Gibran masih terlihat berdiri di samping mobil mereka sembari merokok. Shaka tidak ada di sana sepertinya sedang masuk ke rumahnya sebentar. Nashira menarik nafas dalam kemudian membuangnya, ia akhirnya keluar menyusul Seraphina dan Keyla yang keluar lebih dulu. Membawa parsel buah turun, ia mendekati mereka.
Gibran tampak menoleh kepada Nashira yang membawa parsel buah, "Untung inget" Kata Gibran
"Buat calon mertua mah ." Cibir Baskara.
Nashira hanya mampu menghela nafasnya. Tidak Keyla dan Baskara, selalu saja mencibirnya. Bukan, bukan hanya mereka, Seraphina dan Gibran ikut tertawa menggodanya karena sekarang hadir di rumah Shaka setelah sekian lama. Nashira membuang pandangannya, melirik singkat rumah Kanaya yang berada di sebelah rumah Shaka. Kabar terakhir terdengar ia sempat di terima kerja di Surabaya namun tidak tahu kalau sekarang. Bisa jadi ia sudah kembali karena mengetahui kehadiran Shaka disini.
Shaka mendatangi mereka, "Masuk, masuk!" Ajak Shaka, "Nyokap gue tidur tapi."
Mereka berhenti dan diam, Nashira menyikut lengan Baskara yang berdiri tidak jauh dengan nya."Lah" Kata Baskara, ia menoleh sekilas pada Nashira mengerti maksudnya. "Cari tempat lain aja kali, Shak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nashira
ChickLitIni sebuah kisah menerima dan diterima, bersambung kemudian tersambung, menuju kemudian dituju.