21. Ketahuan!

112 8 6
                                    

Nashira merebahkan tubuhnya, ia sangat lelah setelah menjadi turis bersama Shaka hari ini. Mereka tadi hanya berjalan menyusuri jalan Malioboro sembari mengobrol dan bercanda. Berhenti di salah satu kedai kopi di Malioboro dan melanjutkan obrolan. Mereka tidak secanggung pertama bertemu, Nashira pun juga Shaka sudah mulai sedikit membuka topik lain selain obrolan mengenai pekerjaan dan kesibukan masing-masing.

Kalau boleh jujur, Nashira cukup senang sudah berteman lagi dengan Shaka tanpa rasa canggung. Mereka memang harus mulai berteman dan melupakan segala hal yang terjadi di masa lalu, membiarkan segalanya sebagai bentuk kenangan yang berada di masa lalu. Nashira kembali menatap langit-langit kamarnya, mengingat apa yang terjadi tadi mampu membuatnya tersenyum sendiri saat ini. Ia jadi kembali mengilas balik kencan pertama mereka yang sangat lucu dan bodoh.

Yogyakarta, 2012.

Nashira memberikan helm nya kepada Shaka. Shaka mengajaknya untuk pergi mengitari kota istimewa menggunakan motor yang ia pinjam dari Baskara setelah pulang kuliah di jam dua siang tadi. Berkeliling melewati malioboro, tugu jogja dan jalan-jalan lain menggunakan motor, makan di angkringan, berjalan kaki di depan kantor pos di titik nol, berhenti di stasiun kereta sekedar minum soda, mengobrol dan memperhatikan hiruk pikuk di stasiun. Random.

Sekarang motor yang dikendarai Shaka menuju Hutan Pinus Mangunan di Dlingo, Bantul. Iya, mereka sekarang berada di Hutan Pinus Mangunan di saat hari yang menjelang sore dengan langit oranye dengan campuran ungu yang di hiasi awan-awan berwarna abu-abu gelap. Suasana disini walaupun menjelang sore masih cukup ramai sehingga Shaka mengajak Nashira untuk menjauh dari beberapa orang dan duduk menikmati semilir angin di hutan pinus.

Mereka duduk menatap jauh ke depan, sesekali pandangan di arahkan ke atas melihat pergerakan daun-daun pohon pinus yang saling bergesekan. "Ini kencan pertama kita setelah sebulan pacaran." Ujar Shaka diselingi tawa.

Nashira menoleh kemudian ikut tertawa menutupi kegugupannya saat ini. Sederhana namun penuh makna apa yang di lakukan Shaka sekarang. Tidak pergi ke restaurant mewah, mereka hanya random berjalan mengelilingi kota. Mereka memang baru pertama kali pergi berdua dengan durasi lama seperti ini. Biasanya hanya sebatas dari kampus ke rumah Nashira saja, kalaupun pergi makan hanya searah dengan jalur pulang-pergi mereka.

Di malam minggu juga tidak ada pergi jalan-jalan, mereka sebulan ini memang sangat sibuk sekali tetapi tetap, komunikasi tetap terjaga. Acara kampus, organisasi dan kuliah menyita waktu mereka sehingga baru bisa kencan di hari ini sepulang kuliah, apalagi karena baru menjalin hubungan selama satu bulan mereka masih sangat canggung berdua. Ah, Nashira yang sebenarnya lebih sering merasa malu karena Shaka.

Saat seperti ini, ia yang tampak cupu di depan Shaka. Dulu saja, saat pertama kali dekat, Nashira yang lebih sering menggoda Shaka. Bagaimana tidak, raut muka Shaka sangat lempeng, berbicara seperlunya saja sampai Nashira kerap memarahinya dan menyuruh untuk berbicara lebih banyak lagi. Namun lihatlah sekarang, Nashira lebih banyak diam bahkan bingung mencari topik obrolan apa.

Shaka yang berada di sebelahnya sampai menyadari perubahan sikap Nashira yang berawal dari cerewet hingga sekarang yang tampak diam seribu bahasa, "Ayo, ngomong Shira! Kamu harus banyak omong." Ujar Shaka meniru cara bicara Nashira ketika menggoda Shaka saat itu.

Sialan. Nashira sangat malu. "Shaka, please deh!" Kata Nashira, ia menyembunyikan rona pipinya. "Aku tuh bingung kencan pertama itu harus gimana"

Shaka tertawa, "Emang kalo kencan pertama harus gimana?" Nashira diam, ia membisu, emang harus apa? Ia tampak merutuki omongannya, memang harus apa? "Pegangan tangan?" Shaka kembali tertawa.

"Boleh nggak pegangan tangan?" Kata Shaka lagi masih tertawa.

Nashira makin malu, "kamu mau pegangan tangan?" Tanya ia polos yang dibalas anggukan Shaka, "Boleh?"

NashiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang