"Dari mana saja kamu?"
Mira yang baru saja menyusul timnya dari pertemuan dengan Atsumu, segera ditanyai oleh Kuroo. Kapten tim itu melangkah lambat hingga sampai disamping Mira yang berada di baris terakhir kelompok mereka. Tas tergantung dipundaknya dan kepalanya mendongak ke langit walau Mira yakin pria itu melirik ke arahnya yang satu kepala lebih pendek.
Satu sentakan pundak, Mira meperhatikan bagaimana cara jari-jari Kenma berhenti seketika dari gamenya untuk memasng pendengaran. Mengangkat bahu dengan malas, dia tidak terlalu memikirkannya. Lagipula, apa yang dilakukannya tidak berlebihan.
"Aku mengembalikan jaket Atsumu."
"Atsumu? Pria Inarizaki?"
Dia mengangguk, pundak Kuroo agak tegang dengan tangan lain yang membenarkan pegangan tas. Iris hitam pria itu bergeser dari puncak kepala Mira ke jalan di depannya. Kali ini, Kenma sepertinya tidak lagi tertarik dengan gamenya dan memilih berjalan dengan tatapan malasnya.
Ketika mereka berbelok ke gang penginapan, Yaku melirik curiga ke arah mereka bertiga. Dia tidak tau mengapa, sepertinya bagian kelompok yang berjalan dibelakang (Mira, Kenma, dan Kuroo) suasananya mulai terasa berat. Libero itu ikut mundur, menjajarkan posisi mereka. Mengingat besok adalah pertandingan mereka dengan tim Karasuno, atmosfir berat sangat tidak membantu.
Walau dengan tubuhnya yang pendek, pria itu merangkul leher Kenma yang mengeluarkan suara 'ugh' teredam dan tangan lain menampar punggung Kuroo. Libero itu merekahkan senyumnya untuk menghibur.
"Hei--!"
"Tayo."
Empat siku imajiner terbentuk dipelipis Yaku. Dia sekali lagi mendorong tubuh jangkung Kuroo, pria itu menyeringai dan Kenma meringis membayangkan jika dia mererima kekerasan dari Yaku. Mira menyembunyikan tawa dengan bahu bergetar.
Kuroo hanya mengangkat bahu.
"Aku sangat baik, Yaku."
Yaku terdiam sejenak. Tidak mengira akan tau maksud tersembunyinya. Libero itu sebenarnya menyadari cukup cepat, bahwa Kuroo mulai mengikuti kemana Mira pergi semenjak pelatihan musim panas. Apalagi ditambah insiden pesta berbeque, dia bisa melihatnya dengan jelas.
Sayangnya, yang lebih membuat semua jelas, Kapten Fukurodani juga melakukan hal yang sama. Dia tidak tau apa yang terjadi ketika tadi Kuroo pergi untuk menjemput Mira. Yaku tidak tau apa yang terjadi, hanya secara samar mendengarkan penjelasan bahwa Mira dibawa Bokuto dan Osamu.
Libero itu teringat juga percakapan Bokuto dan Akaashi yang tidak sengaja didengarnya. Kepalanya pusing tujuh keliling mengetahui mereka terjebak dalam sudut segitiga dalam aspek yang memuakkan. Yaku tidak bisa membayangkan bagaimana Bokuto dan Kuroo saling berhadapan jika semua telah mencapai titik akhir.
"Apa yang mengganggu pikiranmu Yaku-san?"
Mira menawarkan ditengah pikiran Yaku. Dengan agak terkejut Kenma yang telah melepaskan rangkulannya, Libero menatap Mira dengan desahan berat.
Mikirin kalian!
"Kyoru, apa tipe lelaki idealmu?"
Tanpa berpikir Yaku mengajukan pertanyaannya. Setidaknya dengan pertanyaan ini dia tau pihak mana yang akan memenangkan hati manajer Nekoma di depannya. Memang itu yang dipikiran Yaku.
Tapi hampir sedetik dengan serempak, seluruh tim Nekoma menatap padanya dan dia bersumpah melihat Kenma menatapnya dengan mata terbelalak. Membuat Libero itu mengerutkan alisnya.
Kenapa mereka menatapku? Tunggu-- Apa mereka pikir aku tertarik dengan Kyoru?!
"Ini bukan seperti yang kalian pikirkan!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
END : [Haikyuu Otome Game Sistem] || Haikyuu X Oc
Romance#TAMAT# Kyoru Mira. seorang jiwa yang tersesat. Dia digiring dalam permainan Otome untuk menentukan reinkarnasi yang berikutnya. Namun, siapa sangka itu akan menjadi dunia Haikyuu dengan sistem yang menyebalkan!! [Host, anda benar-benar tidak memili...