Sudut yang Lain (Bokuto)

2.6K 422 47
                                    

Hanya masalah sudut pandang Bokuto yang terlalu cerah. Dan--

Oh, kamu disana Akaashi?

***

Bokuto adalah matahari, Mira merupakan bumi dan Akaashi hanyalah bulan.

Satu garis - Gerhana.

***

Pernahkah kalian memperhatikan langit?

Biru terang, memberi pandangan seperti permen kapas saat awan-awan melewati. Pagi itu menyenangkan, seperti pagi-pagi sebelumnya. Udara sejuk yang dihirupnya tiap pagi lebih seru dari pada saat pulang sekolah selesai berlatih Voli. Jika Voli adalah kegilaannya, maka ketenangannya mungkin langit.

Senandung bahagia keluar dari bibirnya.

Bokuto hanya tidak berharap seseorang akan meganggu dengan menabraknya.

Mood swing yang membuatnya agak bingung, lelaki berambut abu hitam itu menatap seorang gadis yang telah menabraknya. Tangan menempel di tanah kini mendorongnya ke atas saat matanya memperhatikan bagaimana si pengganggu ini menatapnya dengan senyum cerah.

Membuat Bokuto sendiri hampir tidak bisa menahan senyum. Namun dia masih menatap dengan manahan sudut bibirnya.

"Ma'afkan aku ..."

Suaranya lembut dan Bokuto bukanlah seorang pendendam. Senyumnya kembali saat mengamati bagaimana gadis di depannya ini masih tersenyum. Dia suka pemandangan seseorang yang mudah tersenyum, seperti Kuroo. Kuroo teman terbaik dan partner menyenangkan dalam latihan volinya serta yang paling betah untuk mendengarkan ocehannya.

Walaupun, menurutnya Akaashi memiliki pengecualian.

"Kamu kapten voli Fukurodani?! Bokuto Koutaro!"

Keterkejutan jelas terlihat saat mata bulat itu melebar dengan alis tebal abu-abu miliknya terangkat. Kebanggaan dan kebahagiaan segera membuncah di hatinya, rasa manis gula seolah memenuhi rongga dada saat dia membalas dengan senyum hangat memancar. Bokuto lupa tentang kejadian yang menimpanya. Tapi jelas tidak keberatan, karena dia merasa lebih bahagia daripada menatap langit.

Kebahagiaan sering sekali dikatakan pada Bokuto dari banyak orang dan pria itu jelas tidak keberatan atau malah menganggapnya serius. Bokuto hanya tersenyum dan tertawa, seperti biasanya. Bukannya dia akan menolaknya, dia akan menjunjung pujian dan bersombong lucu layaknya anak kecil.

Sebagaimana biasanya.

Apalagi seperti sekarang, dia akan tersenyum lebih lebar dan berekspresi lebih bahagia daripada seorang anak yang mendapatkan mainannya.

Jarang sekali bertemu seseorang yang tidak dikenalnya langsung mengenali sebagai kapten voli. Rasanya seseorang menggelitik belakang telinganya saat matanya berseri-seri dengan keinginan untuk mengenal gadis di depannya.

Dan Bokuto sadar bukan hanya dirinya yang berkeinginan seperti itu. Dia menyambut dengan tangan terbuka, layaknya boneka beruang besar yang merenggangkan tangannya. Lucu, terus terang, tapi hanya berada disekitarnya semua orang akan bahagia. Kelembutannya membuat orang-orang menurunkan kewaspadaan di luar lapangan pertandingan.

Karena jelas, Bokuto adalah monster dalam bola voli.

Bukannya dia tidak lucu, tapi justru sangat lucu.

Emosinya terhanyut oleh percakapan yang membuatnya lebih dan lebih bahagia dalam tiap kata pujian yang dilontarkan. Jika mood swing seperti gelombang sungai yang mengalir, maka semua hal manis yang keluar dari mulut gadis disampingnya membuat gelombang naik seperti lautan.

END : [Haikyuu Otome Game Sistem] || Haikyuu X OcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang