Sweet 5 : Nasib

4.8K 943 106
                                    

Mira berjalan keluar dari gerbang sekolah Nekoma. Jam masih menunjukkan jam 2, merupakan waktu bagi para murid untuk memulai aktivitas ekstra. Namun, 'Mira' yang dulu bukan merupakan orang yang aktif. Jadi dia tidak mengikuti kegiatan semenjak kelas 10.

Mira hanya kembali ke trotoar dan berjalan menuju halte bus terdekat untuk pulang. Dirinya melewati banyak tempat yang cukup ramai di Tokyo. Namun celah antara bangunan terlihat sepi dan gelap jika orang memerhatikan, itu cukup menakutkan.

Mira menghentikan langkahnya ketika 2 orang pria menghadang jalannya. Mencoba mengabaikannya, Mira langsung melewati mereka. Para pria itu terlihat kesal langsung menarik lengan Mira.

Mira menghentikan langkahnya dan berbalik menatap sinis pada kedua pria itu. Tangannya langsung menarik diri dari genggaman para pria tak tau diri itu. Mira sedang dalam mood buruk untuk meladeni mereka.

"Jangan sentuh aku."

"Dasar wanita sombong ini."

Mira ingin kembali berbalik pergi, ketika tangan itu kembali menggenggamnya dengan erat. Pria bersemir pirang menariknya ke sudut gang dengan kasar, dan menyentuh rambutnya.

Bibirnya menyeringai kotor membuat Mira jijik dibuatnya. Pria lainnya yang memiliki model rambut mohawk dengan tindikan di telinganya mendekat.

Mira cukup gugup, dirinya pernh melkukan beberapa latihan bela diru dasar. Namun sepertinya tidak cukup ubtuk melawan dua pria ini.

Mira mengepalkan tangannya erat-erat. Dengan seluruh kekuatan disalurkan pada kakinya, dia menendang selangkangan pria bersemir pirang. Dengan cepat mendorongnya menubruk pria mohawk.

"Aakh! B*ji ku!"

Mira tanpa aba-aba langsung berlari dari sana, namun siapa sangka ternyata mereka ngotot dan tetap mengejarnya. Mira melihat kebelakang dengan mata melotot hingga memerah.

"Betapa sialnya hari ini!!"

Mira terus berlari hingga akhirnya dia melihat halte bus yang ditujunya dan syukurlah 2 orang dikenalnya ada disana.

Tentu saja! Mira tanpa ragu-ragu membagi penderitaannya pada dua orang itu.

"Bokuto-san! Selamatkan aku!"

Mira berlari dan bersembunyi di belakang Bokuto. Pria burung hantu itu hanya terkejut oleh tindakannya yang tiba-tiba, dia tidak dapat memproses apa yang terjadi sebelum akhirnya dua orang yang mengejar Mira datang dan berhenti di depan mereka.

Bokuto segera mengerti dengan scene drama terlintas dalam benaknya. Sekilas Mira dapat melihat lampu menyala di atas kepalanya. Dia ragu-ragu oleh entah apa yang dipikirkan bokuto.

Bokuto kini berbalik menghadap Mira dengan tatapan mengerti. Mira benar-benar memiliki firasat buruk.

"Oh! Apakah kamu memiliki hutang yang tidak kau bayar?"

"..."

Suasana hening, ketika Mira terdiam. Bahkan para preman yang mengejarnya juga diam karena syok. Beberapa detik. Mira menarik napas dingin.

"Tidak Bokuto-san!! Mereka mengejarku tanpa alasan!!!"

Para preman yang tadinya ingin mundur oleh kehadiran dua pria, mendengar perkataan Bokuto kini mengganti niatnya. Keduanya tersenyum dengan kotor.

Mira merinding dibuatnya. Dia hanya bisa menatap di balik badan besar Bokuto.

"Ya, dia memiliki hutang dengan kami. Tolong berikan wanita itu."

"Tidak! Kalian bohong!"

Mira ingin sekali menangis, matanya berkaca-kaca. Dia melihat Bokuto yng tidak dapat diandalkan, Mira beralih pada Akaashi yang sedari tadi diam. Matanya kini memelas, ditambah dengan efek perona pipi Dia menatapnya dengan tatapan memohon.

Melihat ini, Akaashi hanya bisa menghela napas. Dia kemudian mengalihkan tatapan datarnya ada para preman.

"Bokuto-san, hentikan mereka."

Dengan satu kalimat dari Akaashi, Bokuto segera merubah sikapnya. Dia memandang 2 preman itu dengan waspada.

Para preman yang melihat rencananya gagal segera pergi dibawah tatapan Bokuto. Mereka tidak ingin mengambil resiko perkelahian dengan seseorang yang lebih kuat darinya. Benar-benar sekelompok pengecut.

Ketika akhirnya mereka pergi, Mira, Bokuto dan Akaashi masuk ke sebuah toko kue kecil. Mira mengusap-usap matanya yang hampir menangis. Membuat Bokuto panik. Pria itu dengan gugup melambai-lambaikan tangan disekitarnya tanpa tujuan.

Dengan efek perona pipi dan aura-aura lemah sembari dengan aksi 'lemah lembutnya' diam-diam Mira menyeringai.

[Ding!! Kesan +8 » Minat Cinta Bokuto Koutaro 28]

Mira makin menyeringai lebar. Bahkan dari tadi Akaashi tidak memberikan tatapan tajamnya. Dengan artian barang-barang yang dibelikannya dari sistem cukup efektif.

Mira kembali berakting, dengan hati-hati mengusap air mata yang hampir jatuh dipipinya yang merona. Dia menatap kedepan ke arah Bokuto dengan mata merah memelas.

"Ah! Kamu baik-baik saja? Em ..."

"Mira. Namaku Mira Kyoru."

Mira berkata dengan suara seraknya. Bokuto dengan panik mencari-cari tisu di dalam tasnya. Kemudian menyodorkan cepat pada Mira. Wanita itu hanya mengambilnya mulai menyeka air matanya.

Seorang wanita pelayan akhirnya datang menghampiri mereka. Menanyakan pesanan dengan nada ramah dan hangat.

"Apakah anda ingin memesan?"

Mendengar ini Bokuto hanya ragu-ragu menatap Mira yang masih menunduk di depannya. Akaashi hanya masih diam setelah diabaikan cukup lama.

[Ding!! Kesan +6 » Minat Cinta Bokuto Koutaro 34]

Mendengar pemberitahuan ini, Mira cukup puas dan mengangguk dalam hatinya. Dia kemudian masih dengan aktingnya menatap Bokuto balik ke pelayan dengan ragu.

"Aku ... Vanila Milkshake."

"Kalau begitu aku Capucino!"

"Aku Lemon tea."

Bokuto segera menjawab mendengar Mira telah memesan. Akaashi hanya mengikuti setelah teman burung hantunya. Mereka sedikit terdiam dalam kecanggungan sebelum akhirnya Mira berdeham.

"Um ... Kenapa kalian ada disini? Kukira Fukurodani berada di jurusan bis berbeda?"

Akaashi masih tidak merubah ekspresi wajahnya ketika mendengar Mira bertanya. Pria itu melirik Bokuto yang ingin segera menjawab.

"Yah, kami disini sebenarnya ingin pergi ke Nekoma! Tapi sepertinya mereka ada latih tanding dengan sekolah jadi kami memutuskan untuk pulang, dan tiba-tiba kamu berlari ke arah kami."

Mira mengangguk dalam diam dia kemudian melihat ekspresi Bokuto yang berubah menjadi lebih serius dari kebiasaannya. Dia menatap Mira dalam-dalam. Membuat wanita itu agak tidak nyaman dengan keringat sedikit mangalir di pelipisnya.

"Besok lagi! Pastikan kamu tidak pulang sendirian Kyoru-chan!!"

Bokuto mengakhirinya dengan senyuman cerah bak matahari. Pipi Mira memerah sebagai efek dari perkataan Bokuto dengan sufix 'chan'.

Mira hanya bisa balik mengembangkan senyumannya. Dengan malu-malu menganggukkan kepala. Bokuto tentu saja, tidak menyadarinya.

"Baik, Bokuto-san. Terimakasih untukmu juga untuk Akaashi-san."

Mira berkata dengan sedikit melirik pada Akaashi yang berada di sebelah Bokuto. Jujur, dia merasa lega Akaashi tidak lagi memelototinya lagi seperti yang dilakukan pada pagi tadi.

[Ding!! Kesan +5 » Minat cinta Bokuto Koutaro : 39!]

Mira akhirnya pulang bersama mereka dengan senyum lebar dan perasaan senang yang melimpah. Dia merasa hari ini tidak cukup buruk dengan Bokuto.

[Kerja bagus Host. Kamu mendapat aura pemikat level rendah sekarang~]

*
*
*

Jangan lupa vote dan komen!

Leven_Ack

END : [Haikyuu Otome Game Sistem] || Haikyuu X OcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang