"Darren nanti jadi kan jenguk Alinta? Soalnya kangen banget,udah lama juga gak kesana." Tanya Anin yang melihat Darren yang sedari tadi hanya fokus pada layar hpnya."Iya jadi kok sayang,tapi gak bisa lama yaa."
"Loh?emangnya kamu mau ke mana?"
"Darren?"
"Darren kamu denger aku ga sih?!" Kesal Anin karena Darren tidak sekalipun menjawab pertanyaan malah asik menatap layar hpnya.
Darren yang kaget dengan sikap Anin langsung berdiri,berjalan menuju parkiran meninggalkan Anin tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Kamu kenapa sih Ren?" Sendu Anin yang melihat perubahan sikap Darren yang bisa dibilang tiba-tiba.
Anin berjalan menyusul Darren, "Darren tunggu!"
Darren menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Anin yang dengan susah payah menyamakan langkahnya disertai keringat di wajah cantik Anin.
"Kamu ini kenapa si?" Tanya Anin yang sama sekali tidak mendapat jawaban dari Darren.
"DARREN KAMU DENGER AKU GA SIH?!" Habis sudah kesabaran Anin.
"Kalau kamu gak bisa antar aku ya bilang,bukan malah ngehindar kayak gini."
"Iya aku gak bisa anter."
Diam.Anin terdiam melihat sikap Darren.
"Kenapa?bukannya tadi bisa ya?" Tanya Anin setenang mungkin meski kecewa dengan pernyataan Darren.
Darren mengalihkan pandangannya,Ia tidak sanggup melihat raut wajah kecewa Anin.
"Aku ada ur-"
"Ada urusan sama temen lagi?" Belum sempat Darren menyelesaikan kalimatnya,Anin sudah memotong terlebih dahulu.
"Yaudah kalau gak bisa,aku bisa kok ke sana sendiri." Anin berjalan meninggalkan Darren dengan perasaan kecewa yang amat besar.
###
Sehabis perbincangannya dengan Darren tadi,Anin memutuskan untuk pergi ke rumah Alinta seorang diri.
Saat ini,Anin sedang berdiri di depan rumah yang pernah menjadi salah satu tempat ternyaman semasa kecilnya.Rumah itu, rumah Alenta Khaira dan Alinta Khaira sahabat kecil Anin.
Anin maju dan memberanikan diri untuk mengetuk pintu,tidak lama kemudian pintu terbuka diiringi senyum manis dari seorang wanita yang kiranya sudah berumur 50 tahun .
"Eh tante Khaira." Anin maju dan menyalimi tangan Khaira. (Mama Alenta dan Alinta)
"Anin tambah cantik yaa." Puji tante Khaira.
"Biasa aja tante,hehe."
"Ayo masuk nak,Alenta sudah menunggu kamu."
Alenta yang melihat kedatangan Anin menyambut hangat dengan pelukan.
Alenta melepaskan pelukannya dan sedikit heran, "Kamu sendirian? Darren mana?"
"Darren ada urusan kak." Jawab Anin seadanya.
"Ohiya kak,Alin di mana ya?"
"Alin ada di kamarnya,naik aja."
Anin berjalan menuju lantai 2 dengan tidak sabaran. Ya,Anin sudah tidak sabar untuk menemui sahabat kecilnya itu.
"Alinta."
Anin berjalan masuk dan duduk di tepi ranjang. Ia mengingat memori indahnya bersama sahabat kecilnya ini. Anin menyentuh tangan yang dingin itu yang sejak 1 tahun yang lalu di hiasi dengan selang infus.
Merasa ada tangan yang mengenggam tangannya,Alinta membuka matanya, "Anin?"
"Hai Alin." Sapa Anin dengan senyum manis
Alinta berusaha untuk bangun,namun ditahan oleh Anin. "Gak usah bangun Lin,gini aja nanti berdarah loh kalau banyak gerak."
"Gue kangen banget." Ucap Alinta dengan mata berkaca-kaca saking rindunya dengan sahabat kecilnya ini.
"Gue juga,cepet sembuh ya? Biar nanti bisa main bareng lagi." Ucap Anin sambil memegang erat tangan Alinta.
Alinta mengangguk, "Kata dokter,selama 6 bulan ini kondisi gue perlahan-lahan membaik. Doain ya semoga bisa ni infus lepas,udah gerah gue."
Anin tertawa pelan,sahabat kecilnya ini tak pernah berubah. "Ohiya,gue denger lo dapet semangat dari someone spesial ya?"
Alinta menunduk malu, " Eh bisa aja lo haha."
"Cie cieee ciee." Sorak Anin sambil mencolek dagu Alinta.
"Apaan ih."
Anin tertawa puas melihat sahabatnya malu-malu kucing.
"Lin,gue balik dulu ya? Soalnya gue ada tugas besok yang harus diselesaiin."
Alinta mengangguk.Alinta berusaha bangun dari tidurnya dan langsung memeluk Anin. "Hati-hati di jalan ya Nin."
Anin melepaskan pelukannya lebih dahulu dan mengangguk. "Kapan-kapan lagi deh ya? Sekalian sama Darren nanti.Udah lama kan gak ketemu cowo gue?"
Alinta tersenyum, "Iya kabarin aja."
###
Dalam perjalanan pulang,Anin melihat mobil Darren yang terparkir rapih di depan Toko Boneka.
"Loh itu kan Darren? tadi katanya ada urusan sama temen,kok ke Toko Boneka si?"
Anin yang penasaran memutuskan untuk singgah dan menghampiri Darren,namun Darren sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil dengan terburu-buru.
"Gue harus ngikutin Darren.Gue gak mau kejadian itu terulang kembali." Putus Anin yang mulai curiga terhadap sikap Darren belakangan ini.
Darren yang sadar bahwa ada mobil yang mengikuti nya sejak tadi,langsung meningkatkan kecepatan diatas rata-rata sehingga mobil Anin yang letaknya di belakang mobil Darren tidak terlihat lagi.
Tadi Anin ngikutin gue? Kok bisa?.Batin Darren
Disisi lain Anin yang ketinggalan jejak mobil Darren merasa heran, kenapa harus dipercepat? Bukan kah itu akan menambah rasa curiga Anin? Apakah ada yang disembunyikan Darren dari Anin? Ntahlah banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam pikiran Anin saat ini.
"Arghhh!"
~ Hai,lama gak update hehe.
Selamat membaca cerita yang penuh dengan kejutan dan pengkhianatan 🙌🏻✨
KAMU SEDANG MEMBACA
"A Regret"
Teen Fiction-- "Kita selesai," "Kali ini,kita benar-benar selesai Darren." Setelah mengucapkan itu,Anin berlalu meninggalkan Darren yang mematung ditempatnya.