06

365 19 3
                                    



Sehabis dari wc tadi,Anin langsung bergegas ke kelasnya tanpa memberitahu Darren terlebih dahulu. Gadis itu memasuki kelasnya dengan raut muka yang sangat tidak bersahabat.

"Anin gue denger dari Daffa lo telat ya? Kok bisa sih?" Tanya Lani saat Anin sudah duduk di sampingnya.

"Iya gue telat,pake dihukum lari di lapangan lagi." Jawab Anin seadanya.

"Berapa putaran Nin? Kan Pak Suprino gak segan-segan tuh kasih hukuman."

" Lo tau? 10 kali putaran cuy,rasanya ni kaki mau copot." Keluh Anin sambil memijit pelan betisnya.

"Buset,ngeri juga ya Pak Suprino ngasih hukuman."

"Udah ah,gue capek mau bobo bentar. Kalau ada guru bangunin ya Lan." Lani mengangguk dan mengangkat jari jempolnya sebagai jawaban.

Anin yang merasa lelah langsung membaringkan kepalanya dengan lengannya menjadi bantalan. Namun,baru beberapa menit seseorang memanggilnya dengan lantang.

"ANIN!"

"Ish siapa sih?! Ganggu tau." Gerutu Anin yang kesal tidurnya terganggu.

Anin bangun dengan mood yang sangat berantakan." Siapa yang manggil sih?!"

"Gue." Ucap seseorang yang sedang menghampiri Anin.

Anin diam,mengamati pria yang baru saja menganggu tidurnya.

Lama mengamati,Anin mulai sadar bahwa yang didepannya itu adalah...

"AAAA KAK!"

###

Darren berjalan menuju kelas Anin. Ia khawatir bahkan semenjak gadisnya itu meminta izin untuk ke wc,Ia tidak lagi  menampakkan batang hidungnya sama sekali.

Sesampainya di kelas Anin,Darren dibuat heran melihat seorang pria yang tidak dikenalnya sedang berbincang-bincang dengan gadisnya dan para sahabatnya.

"Eh Nin,kok lo gak bilang sih punya cogan gini?" Ucap Lani sambil menatap lekat pria yang duduk disamping Anin.

Anin memutar bola matanya, " Jangan genit lo,ingat Exa."

"Yakali,gue nanya doang."

"Ekhem,gue boleh duduk disamping Anin kan?" Lama tak bersuara,pria pun bersuara yang membuat Daffa dan Lani saling menatap satu sama lain.

"Gak! Gue kan teman duduk Anin,masa lo nyuruh gue pindah duduk." Protes Lani karena jika Ia berpindah itu artinya dia akan duduk bersama Daffa,tidak ini mimpi buruk.

Daffa yang lama diam,akhirnya membuka suara " Kenapa lo gak mau? Lo gak mau duduk sama gue kan?"

"Bener." Ucap Lani seadanya.

"Udah lah Lan,mereka juga kan ber-"

"Ber apa?"

Bukan,itu bukan suara Daffa atau Lani. Itu suara Darren yang sejak tadi menyimak pembicaraan mereka.

"Nin,dia siapa?" Tanya pria tersebut polos,sangat polos sehingga memancing emosi Darren.

Baru saja Anin ingin menjawab,sudah didahului oleh Darren, " Gue pacarnya,Lo siapa? Berani-beraninya pengen satu tempat duduk dengan cewek gue."

"Pacar?"

"Iya gue pacarnya,mau apa lo?!"

Pria tersebut tersenyum, "Santai bro,gak usah nge gas kali ah."

"Lagi pula gue kan cuman minta sebangku sama Anin,bukan minta dia untuk jadi pacar gue." Lanjutnya.

Bugh!

Satu pukulan mengenai wajah tampan pria tersebut,membuatnya meringingis. Anin yang melihatnya langsung memegang bekas tonjokan dari Darren, " Lo gak papa kan, Kak?"

"Anin!" Panggil Darren yang merasa dihiraukan.

"Apa?!" Ucap Anin yang berusaha mengontrol emosinya.

Apa-apaan ini? Anin membentaknya hanya karena satu tonjokan? Itupun pada lelaki yang Ia sama sekali tidak dikenalnya.

Lani yang sejak tadi hanya menyaksikan,mulai membuka suara, " Hey,kok pada bertengkar sih?!"

Pria tersebut bangun dari duduknya dan menghampiri Darren, " Ekhem,kenalin gue Alro Matja Ananta. Sepupu Anin." Lanjutnya.

###

"Gila-gilaa,gue baru aja menyaksikan pertengakaran antara pacar dan sepupu si pacar." Ucap Lani heboh

"Bego! Itu kalimat diperbaiki dulu napa." Kesal Daffa.

Anin yang jengah melihat mereka berdua terus bertengkar,memilih untuk menikmati Mie Ayam kesukaanya.

"Nin." Panggil Daffa.

"Hm."

"Anin."

"Hm."

"Anin!"

Sabar,Anin haru sabar menghadapi sahabat lucnutnya yang satu ini. " Kenapa sih Daff? Lo gak lihat apa gue lagi makan. Ganggu aja!"

"Menurut lo, Darren akan ngizinin lo sebangku sama  Alro?" Tanya Daffa terlihat serius.

"Gak sih,tapi nanti gue bujuk biar mau."

"Mana mau dia Nin." Timpal Lani.

"Mau pasti mau." Ucap Anin yakin.

"Yakin banget Nin,"

Anin menghela nafas sejenak, "Darren harus mau."

"Kalau dia gak mau gimana?"

"Gue paksa,Kak Alro itu berharga banget buat gue."

####

Ada yang nunggu cerita ini gak sih? Hehe ngarep dikit gak papa lah ya😗

Next gak nih?

"A Regret"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang