05

423 23 3
                                    




" ANIN LO GAK SEKOLAH APA?!" Teriak kakak Anin dari luar pintu kamar. Ia Lexi Claro Ananta kakak tercinta Anin.

"ANIN BANGUN!" Lexi terus berusaha mengedor pintu Anin,namun pemilik kamar tetap tak bersuara.

Anin yang mulai tidurnya terusik dengan ulah sang kakak langsung bangun dan melihat jam

"Anjir! Gue telat." Gumam Anin langsung menuju kamar mandi membersihkan dirinya lalu keluar kamar disambut tatapan yang tidak bersahabat oleh kakaknya.

"Lo niat sekolah ga sih?" Tanya Lexi.

"Duh kak,gue kesiangan karena ga bisa tidur semalem." Jawab Anin sambil berlari mengambil sepatu sekolahnya.

"Kenapa ga bisa tidur?" Tanya Lexi lagi.

"Em anu,anu kak.." Bagaimana Anin bisa menjawab kalau dia tidak bisa tidur hanya karena memikirkan perilaku Darren yang aneh.

"Yang jelas Anin."

"Kak Anin bisa telat kalau ditanyain melulu!"

Lexi diam,lalu "Darren right?"

Anin yang hendak berlari keluar rumah spontan menghadap kakaknya itu.

"No!"

"Terus ap-"

"Kak please stop! Gue terlambat ini." Gerutu Anin yang kesal karena kakanya itu tidak henti-hentinya mewawancarainya.

"Mau kaka anterin?" Tawar Lexi yang melihat adiknya sudah hampir telat atau mungkin sudah telat? Ntah.

"Ga usah,Anin ke sekolah dulu ya kak." Pamit Anin sambil berlari keluar rumah.

Setibanya Anin di sekolah,sesuai perkiraan Ia terlambat dan pastinya hukuman telah menunggunya.

Anin berjalan lebih cepat dari biasanya dan bertemu
dengan guru yang paling dihindari di sekolah ini. Pak Suprino.

"Eh bapak,kabar baik pak?" Tanya Anin dengan lembut,ralat sangat lembut.

"Lari di lapangan sepuluh kali putaran,cepat!" Kata Pak Suprino penuh dengan penekanan.

Anin yang mendengar itu shock, " Pak gak bisa gitu dong,Anak-anak yang lain kalau telat hukumannya ga sampai lari." Protes Anin dengan muka yang dibuat-buat untuk menarik perhatian Pak Guru yang satu ini.

"Coba lihat jam! Jam berapa ini Anindira?"

Anin dengan polosnya melihat jam lalu berkata, "Jam 7 lewat 58 menit pak."

"Kamu telat 1 jam! Mana ada siswi yang telat 1 jam?" Kata Pak Suprino sambil berkacak pinggang.

"Loh pak-" Belum lagi Anin berbicara sudah dipotong oleh Pak Suprino.

"Lari atau kamu saya tidak izinkan masuk ke kelas?" Sangat sangat wow ancaman Pak Suprino kali ini.

Mau tidak mau Anindira harus berlari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali putaran. Bayangkan lima putaran saja saat jam pelajaran olahraga,rasanya Anin ingin pingsan apalagi sepuluh putaran,bisa patah kakinya.

"A Regret"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang