12

312 15 0
                                    


"Kak,"

"Kenapa?" Alro menoleh mendapat Anin dengan tatapan datarnya.

"Lain kali,kalau mau cepet mati jangan ajak gue lagi ya," Ucap Anin sambil berjalan mendahului Alro masuk ke dalam pasar malam.

Alro hanya terkekeh mendengar penuturan Anin. Ia akui memang tadi mobilnya melaju dengan cepat. Jangan salahkan Alro,salahkan saja Anin yang bersiap-siap sangat lama.

"Anin tunggu!"

"Nin ke kedai es krim yok," Alro menarik tangan Anin saat melihat kedai kecil es krim yang terletak di tengah pasar malam.

"Mau rasa apa?"

"Coklat aja,"

Alro kemudian pergi mengantre sementara Anin duduk di salah satu kursi di dekat kedai es krim.

"Nih," Anin menoleh dan meraih es krim coklat yang dipesannya tadi.

"Lo lagi ada masalah?" Tanya Alro yang melihat Anin tidak seceria biasanya.

"Darren," Satu kata yang membuat Alro cukup paham permasalahan diantara keduanya.

"Diselingkuhin lagi?"

Anin menoleh dan menatap Alro tajam. Bagaimana Alro bisa tahu? Anin bahkan belum pernah menceritakan tentang hubungannya dengan Darren.

"Lexi yang kasih tau gue," Alro seakan tau pikiran Anin.

"Gue cuman dibohongin," Jawab Anin sambil memandang lurus menatap orang-orang yang lalu lalang.

"Cuma?" Beo Alro.

"Dia bohongin gue kak,dia bilang dirumah padahal gue lihat sendiri dia di warung pecel lele." Anin menghela nafasnya,kalau diingat-ingat ini bukan pertama kalinya Darren berbohong.

"Gue gak tau efek bohong dari Darren bisa bikin lo bentak Lexi yang gak sengaja nyenggol lo," Ucap Alro sambil memakan es krimnya yang sudah sedikit mencair.

"Bukan itu aja,"

"Gue juga lagi datang bulan." Lanjut Anin.

Pantes aja.

Alro yang tadi mengerutkan keningnya tiba-tiba tertawa,membuat Anin menatapnya heran.

"Kenapa lo?"

"Gak,lucu aja."

"Dih,stress!" Anin memukul lengan sepupunya itu.

"Aduh! Hobi banget sih mukul orang,"Alro mengusap lengan yang dipukul Anin.

"Lo sih,kenapa ketawa coba? Kan gak ada yang lucu. Malu gue,disangka bawa orgil kesini."

"Gue yang bawa lo,bukan lo yang bawa gue,"

"Tapikan sama aja," Sahut Anin tak mau kalah dengan kakak sepupunya itu.

"Beda lah,"

"Terserah!" Anin bangkit lalu berjalan meninggalkan Alro.

Melihat muka kesal Anin membuat Alro semakin gemas mengerjainya. Apalagi cewek itu sedang datang bulan.

"Eh eh,mau kemana lo?" Alro berjalan mendekati Anin dan menarik tangan gadis itu untuk berhenti

"Pulang," Jawab Anin seadanya. Niatnya kesini untuk membuat moodnya lebih baik,tapi malah makin buruk.

"Ih jangan dulu cebong,kita jajan kesana dulu."

"Udah berapa kali gue bilang,jangan panggil gue cebong kak!"

"Lah? Baru satu kali,Nin."

"Terserah! GUE MAU PULANG!" Teriak Anin tepat di depan muka Alro.

"A Regret"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang