09

309 13 0
                                    

Part ini lumayan panjang,jadi bacanya pelan-pelan aja.okey?

Selamat Membaca~

###

Sepulang sekolah,Anin dan Lani langsung bergegas ke salah satu pusat perbelanjaan,tentunya setelah Anin mendapat izin dari bundanya dan juga Darren.Sesuai janji, Anin akan mentraktir Lani sepuasnya.

Tak terasa kedua remaja tersebut sudah menghabiskan waktunya selama kurang lebih 3 jam. Hampir semua toko sudah mereka jajah. Sekarang mereka berdua sedang berada di salah satu store tas branded.

"Naksir? Ambil aja Lan," Ucap Anin yang melihat Lani yang terus-terusan menatap salah satu tas yang terpampang rapih di store tersebut.

"Belanjaan segini banyaknya,udah cukup kali." Lani melihat belanjaanya yang Ia rasa sudah cukup.Bahkan kedua tangannya pun sudah penuh dengan paper bag branded.

"Ambil aja. Sesuai perjanjian tadi kan? Sampai lo puas." Ucap Anin sambil menepuk pelan pundak Lani.

"Gak boke lo?"

"Tenang aja frend,"

Lani menepuk jidatnya sendiri, "Lupa! Lo kan cucu pak Ananta."

"Sana! Buruan ambil,keburu malam ini."

"Ai ai capten," Lani langsung bergegas mengambil tas tersebut,lalu membawanya di kasir untuk di bawa pulang.

"Makasih canteq." Ucap Lani meniru Anin sewaktu berterima kasih padanya saat di kelas tadi.

"Sama-sama ganteng," Lani melotot,tak terima.

"Haha,bercanda. Yuk pulang!" Anin menarik Lani untuk segera keluar dari store tersebut.

Setelah keluar dari store tersebut,Anin dan Lani memutuskan untuk langsung pulang. Namun,di tengah perjalanan Lani merengek lapar.

"Makan dulu yuk,Nin." Ajak Lani yang sudah kelaparan.

"Kenapa gak sekalian di mall tadi sih?!"

"Kan baru laper Nin hehe," Lani tersenyum memperlihatkan gigi putihnya. Niatnya untuk membujuk Anin.

"Yaudah,di mana?" Pasrah Anin,toh dia juga belum makan sejak pulang sekolah tadi. Keasyikan shopping sih.

"Di depan sana,ada warung pecel lele yang enak," Tunjuk Lani yang diangguki oleh Anin.

Sesampainya di warung pecel lele,Anin memarkirkan mobilnya di samping mobil yang tidak asing bagi Anin.

"Mobil Darren?" Ucap Anin dengan pelan,hampir seperti bisikan.

"Kok bengong? Ayok turun Nin," Lani turun dari mobil diikuti Anin dari belakang yang masih bergelut dengan pikirannya sendiri.

Anin mengikuti Lani duduk di bangku paling pojok warung tersebut. Setelah memesan makanan,Lani tidak sengaja menangkap sosok yang tidak asing baginya.Sedang duduk sendirian,jauh dari tempat duduknya saat ini.

"Itu Darren kan?" Mendengar hal tersebut,Anin mengikuti arah pandang Lani. Benar,disana Darren yang sedang duduk sendiri seperti sedang menunggu seseorang.

"Mau samperin?" Tanya Lani yang melihat perubahan raut wajah Anin.

"Gak usah."

Jika kalian berpikir Anin akan menghampiri Darren,maka kalian salah. Menghampiri Darren saat ini bukanlah tindakan yang tepat. Pernah dulu,Anin menghampiri Darren yang posisinya sama seperti sekarang berakhir cekcok di depan umum. Anin tidak akan melakukan hal itu lagi. Sudah cukup dulu.

Anin mengeluarkan handphonenya dan membuka roomchat seseorang.

"Ngapain lo?" Tanya Lani penasaran saat Anin mengetik sesuatu di handphonenya.

"A Regret"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang