13

328 16 2
                                    

Halo gais!

Sebelum lanjut baca chapter ini,aku mau ngasih tau ke kalian yang baca cerita kecil ini sampai sekarang.

Di prolog aku ada tambahin scene Darren dan Anin 6 bulan yang lalu. Disana mereka...emm baca sendiri deh hehe🤪

Satu lagi,TERIMA KASIH BANYAK YANG UDAH VOTE CERITA INI🤍🤍

Meskipun gak sebanyak seperti cerita-cerita yang lain,aku seneng banget. Kalian tau gak sih? Kalau vote kalian itu bikin aku semangat untuk ngelanjutin cerita kecil ini yang udah aku gantung dari satu setengah tahun yang lalu😆

Sekali lagi, Terima kasih banyak, ya! Jangan bosan pencet bintang di setiap chapternya.👋🏻

Selamat Membaca Kisah Anin dan Darren~

***

"Aku udah nunggu disini kurang lebih dua jam,dan kamu? Kamu malah keluyuran seenaknya sama laki-laki lain,"

"Dua jam?" Beo Anin. Itu artinya Darren ke rumahnya tak lama setelah Anin dan Alro keluar bersama.

"Iya,hebat kan aku? Aku nunggu kamu selama dua jam,aku duduk sendirian di sofa ini. Aku bahkan bertanya-tanya kenapa gadisku tidak membalas pesanku dan sekarang aku tau jawabannya." Darren berhenti sejenak lalu menghela nafas,

"Gadisku itu sedang berpergian berdua dengan cowok lain. Benar kan?" Lanjutnya.

Anin menelan ludahnya dengan susah payah. Yang dikatakan Darren memang ada benarnya. Ia mengabaikan pesan Darren dan memilih pergi bersama Alro. Tapi,semua itu punya alasan kan? Ia tidak mau bertemu dengan kekasihnya itu alias malas ribut.

"Kenapa diam An-"

"Pertama,Alro itu bukan cowok lain. Dia itu sepupu aku Darren." Kini giliran Anin yang menjelaskan pada Darren,tak peduli dengan ucapan Darren yang terpotong.

"Kedua,Aku gak keluyuran gak jelas seperti yang kamu bilang. Alro ajak aku ke pasar malam untuk hibur aku yang moodnya berantakan akibat bertengkar dengan kamu di sekolah tadi,"

"Tapi-"

"Ketiga,Aku sama Alro pergi ke pasar malam itupun sebentar aja. Cuman makan es krim itupun percakapan kita tentang masalah aku sama kamu. Setelah itu Alro ngerjain aku dan aku nangis,bentar doang tapi,"Anin berhenti sejenak melirik Darren yang mau memotong ucapannya tapi Anin tidak membiarkan sedikit celah pun untuknya.

"Terus dia minta maaf dengan mentraktir aku novel. Jadilah kita ke gramed. Habis itu,pulang deh." Lanjutnya.

Capek juga ya? Batin Anin

"Aku kesin-"

"Bentar. Terakhir,aku gak tau kalau kamu mau datang kesini.Di pesan tadi,aku gak balas.Itu artinya aku gak mau kalau kamu datang ke rumah. Karena itu hanya akan memperburuk mood aku,ditambah aku lagi dapat tamu bulanan.Tapi kamu malah ke sini,salah sendiri kan?"

"Kurang jelas apa lagi?" Tanya Anin yang sepertinya sudah capek berbicara terus.

Darren menatap Anin dengan tatapan takjub. Menjelaskan secara rinci,tak ada kebohongan sama sekali yang terlihat dimata gadisnya. Tidak seperti Darren. Terlalu banyak kebohongan. Pertanyaanya,sanggup kah Darren menjelaskannya nanti pada Anin seperti gadis itu? Menjelaskan secara rinci,tanpa ada kebohongan yang terlihat di matanya.

"A Regret"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang