19

96 7 2
                                    

"Lo kelihatan sayang banget sama gelang itu, Kak,"

"Gimana enggak sayang,itu pemberian mama Nin. Lambang bulan sabit kesukaan gue,"

Deg!

Bulan sabit?

"Kalau boleh,gue mau lihat foto gelang itu kak. Bisa?"

"Bentar," Alenta merogoh ponselnya lalu memperlihatkan gelang hitam yang ditengahnya terdapat simbol bulan sabit. Anin yang melihatnya itu membelalakkan matanya. Gelang itu,gelang yang didapat Alro di lokasi kejadian.

"Kenapa lo gak cari kak?" Tanya Anin berusaha menetralkan rasa kagetnya.

"Udah,tapi gak ketemu," Anin mengelus punggung Alenta,menenangkan Alenta yang sudah menitikkan air matanya.

"Anin,kamu di dalam?" Itu suara Darren dibalik pintu kamar Alenta yang terkunci.

"Kita keluar,semua pasti nyariin kita,"

Pintu dibuka,menampakkan Anin dan Alenta. Kedua gadis itu langsung menuju kamar Alinta kembali,diikuti Darren dibelakangnya.

Sesampainya di kamar Alinta,Anin langsung mendudukkan dirinya di tepi ranjang di samping Alinta.Tepatnya di depan Gema yang sedang duduk di kursi yang berada di samping kasur Alinta.

Hal itu sontak membuat rok Anin yang ditengahnya terbelah sedikit menjadi belahan yang sangat lebar melihatkan paha putih nan mulus itu. Gema yang melihat pemandangan itu,menelan ludahnya susah payah. Paha mulus itu,ah sungguh menggoda.

Shit! Tegang kan gue jadinya.

Darren yang tadinya hanya berdiri di samping Alenta,lantas berjalan menuju Anin dan langsung melepaskan jaketnya lalu menaruhnya di atas paha Anin. Gema yang melihat itu,berdecak sebal.

Ganggu aja njing! Batinnya kesal.

"Alin,gue minta maaf ya?" Pinta Anin sambil tersenyum manis. Senyum yang menarik perhatian dua lelaki sekaligus yang berada di ruangan ini.

"Apaan sih,Gema yang salah kok bukan lo," Alinta melirik Gema yang saat ini menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tapi tetap aja,gue yang mancing,"

"Mancing apa lo? Mancing ikan?" Ucap Gema mencairkan suasana.

"Gak usah didengerin,anaknya emang rada gitu," Kekeh Alinta sambil memegang tangan Anin. Meyakinkan gadis itu.

Anin menoleh ke Gema,gadis itu tersenyum manis. "Kak gue minta maaf ya? Gak ada maksud bikin lo ribut sama Alinta,"

Gema mengangguk lalu tersenyum menampilkan lesung pipinya. "Gak papa kok,"

"Tapi lain kali,tuh mulut di rem dikit ya ngomongnya," Lanjutnya membuat semua yang berada dalam ruangan tersebut tertawa.

Anin terkekeh kecil lalu menoleh kembali ke Alinta.
"Gue pulang dulu ya,Kak Lexi udah neror gue nih dari tadi," Pamit Anin.

"Yah kok cepet banget sih," Alinta mengerucutkan bibirnya.

"Gue kesini lagi kalau ada waktu senggang," Ucap Anin meyakinkan Alinta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"A Regret"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang