Emosi merupakan reaksi penilaian negatif atau positif yang kompleks dari saraf terhadap sebuah rangsangan yang kemudian muncul dari luar dan dalam. Jadi emosi merupakan reaksi, yang menurut paul ekman terdapat 6 emosi dasar yaitu marah, sedih, senang, terkejut, jijik dan takut sehingga memang orang lain pun akan tau seperti apa emosi dari kita.
..
.
Suasana kelas belum begitu ramai ketika pemuda pirang memasuki ruang kelasnya yang baru. Ia melangkah menuju kursinya. Duduk. Mengeluarkan ponsel dan memainkannya.
"Ah, kenapa aku datang terlalu awal!" Keluhnya dan sialnya kenapa ia malah memilih kursi di samping Si kepala brokoli.
Hening beberapa menit hingga Midoriya mencoba mencairkan suasana.
"Kacchan, Ohayou!" Sapa Midoriya tersenyum lebar.
"Jangan mengganggu pendengaranku. Suaramu itu polusi buatku!" Gertaknya dan yang digertak menunduk sedih.
Melihat itu Uraraka merasa kasihan dengan Midoriya. Jemari lentik mencengkeram lembut bahu Midoriya.
"Tak apa Deku.., mungkin Bakugo sedang dalam suasana hati yang tidak baik," Hiburnya.
"Hai' aku baik-baik saja. Oh ya Uraraka. Sudah lama kita tidak bertemu semenjak libur." Terang Midoriya bohong. Menampilkan ekspresi senang padahal dalam hati terluka.
Tidak. Uraraka, kau salah. Kacchan memang selalu seperti itu. Sekeras apapun aku mencoba, hatinya tidak akan pernah terbuka untuk melihatku.
"Ya, selamat datang di kelas yang baru!" Uraraka memeluk Midoriya kelewat erat yang membuatknya sedikit kesulitan dalam bernapas. Sementara sosok di samping keduanya mendecih merasa tidak nyaman dengan kegaduhan yang disebabkan Uraraka dan Midoriya.
Kelas tiga...
Ujian...
Dan... kelulusan
Apakah aku masih memiliki kesempatan untuk memerhatikannya dari dekat seperti ini?
***
Hari-hari berlalu begitu cepat semenjak musim semi dimulai. Tidak ada hal menakjubkan yang terjadi. Semuanya berjalan semakin membosankan.
Pagi ini Todoroki berjalan terburu-buru di lobi sekolah. Karena lengah, tanpa sengaja ia menabrak sesuatu.
"Aw...!"
Keduanya terjatuh. Todoroki bangkit. Mengulurkan tangannya bermaksud membantu.
Gadis berambut pink mendongak, "Ah, terima ka-" Ucapannya tiba-tiba menggantung. Ada binaran aneh pada iris hitam yang kini membulat sempurna.
"To... doroki?!" Serunya sembari meraih uluran tangan Todoroki dan langsung memeluknya begitu saja. "Ya, tuhan... ini pasti takdir!"
Todoroki terpaku. Ia tidak mengerti sama sekali. Siapa dia yang berani-beraninya memeluk kulkas berjalan itu? Gadis yang aneh. Pikir Todoroki begitu. Terutama dari segi penampilan.
Rambut pink sedikit abstrak dengan bando berbentuk tanduk aneh yang berwarna kuning. Stoking pink panjang yang membalut kaki. Juga hand soock panjang yang menutupi lengannya. Dan wajahnya yang kerap kali merona pink... entah kenapa dia lebih mirip seperti... alien jadi-jadian berwarna pink. Tapi hal itu tidak mengurangi sedikitpun kecantikan dan keimutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scum
FanfictionSejak kapan, segalanya terasa begitu manis layaknya setoples manisan yang tak pernah kosong. Terus bertambah dan bertambah, hingga rasa manis itu berubah menjadi pahit. Ini kah yang di sebut cinta, atau sekedar hasrat untuk saling memenuhi? Jangan p...