Chapter 04

986 105 11
                                    

"O-oy Mmph...! Be-berhenti Mngh~"

"Menjauh dari dadaku. Ah~ lidahmu me-Aaah~!!"

Todoroki mati-matian menahan suara aneh itu dari mulutnya. Jemarinya sibuk mengacak dan meremas surai pirang alpha yang menggerayangi tubuhnya. Lumatan dan gigitan kecil pada kedua nipelnya, di susul bibir tipisnya yang termanjakan oleh permainan sensual Bakugo sukses membuatnya mengerang sekaligus mendesah. Agaknya, kakak kelasnya itu sangat lihai dalam memuaskan partnernya.

Bakugo melepaskan ciuman panasnya, ditatapnya wajah kelelahan Todoroki. Berhiaskan saliva yang mengalir dari sudut bibir tipisnya serta lelehan air mata yang membasahi pipinya cukup untuk membuat mr. P Bakugo berdiri tegak.

Puas dengan permen gummy Todoroki, Bakugo beralih menjilat dan melumat daun telinga setengah-setengah sialan itu.

"Ngh~H-hentikan baka~A-Aah~" Desahan Todoroki bagaikan suara melody yang mengalun memenuhi seisi ruangan.

"Panggil aku Katsuki, ne?"

"Apa yang-Aaah!!"

Tanpa permisi, Bakugo menghisap dan menggigit leher jenjang Todoroki, meninggalkan luka merah jambu yang perlahan berubah menjadi ungu. Todoroki hanya bisa pasrah, membiarkan alpha di atasnya menjamah dan mengacaukan setiap inci tubuhnya.

"Tidak, jangan lakukanh itu-ngghh.." Todoroki mengernyitkan dahinya, kedua tangannya bergerak liar mencari pelampiasan rasa sakit akibat Bakugo yang menghisap dan menggigit area selangkangan serta paha dalamnya.

Rasa sakit dan nikmat bercampur, membuatnya mengerang sekaligus mendesah. Termanjakan oleh Bakugo yang masih bermain di bawah sana sembari memilin kedua nipelnya-tehehe....

"Hei setengah-setengah sialan, lubangmu sepertinya meronta-ronta ingin dimasuki. Kau ingin pisang besarku?" Goda Bakugo, setelah menjilat hole omega yang kini memerah sempurna bak kepiting rebus. Panas, berasap, dan sangat menggoda untuk dilahap.

"Ma-masukkan saja Ba-nggh... ka!!"

Todoroki yang malang. Heat pertamanya mendapat penolakan dari Bakugo, mengharuskannya bermain solo dengan pakaian dalam kakak kelasnya itu. Dan kini, di luar masa heatnya, keperawanannya telah direnggut sipemilik pakaian dalam itu dalam sekali hentak.

Ia menyesal, telah menarik Bakugo pergi ke area belakang sekolah. Ia sama sekali tak menduga kalau Bakugo akan mengalami rut hanya karena feromon dan cairan lubrikasinya. Apa yang sebenarnya terjadi?! Seharusnya ia tengah mengabiskan waktu sorenya dengan bersantai di rumah. Seharusnya... kalau saja Bakugo tidak membawanya ke dalam gudang sekolah, memangsanya seperti hewan buas yang kelaparan.

"S....sakit. Ugghhh!!"

Tubuhnya seakan terbelah. Padahal Mr. P Bakugo baru masuk setengahnya. Ekspresi datar yang berusaha ia pertahankan lenyap begitu saja. Tergantikan dengan desahan erotis yang membuat Bakugo semakin bersemangat. Ia merengek, meminta agar Bakugo mengeluarkannya.

"Keluarkan... ini menyakitkan. Lubangku robek!!" Bakugo menyeringai, menikmati wajah Todoroki yang selalu dingin dan datar namun kini menjadi sangat panas. Gerakannya semakin cepat. Semakin Todoroki memintanya untuk berhenti maka ia akan dengan senang hati mempercepat genjotannya.

"Katsuki-kun... maafkan ibu,"

"Seperti yang kau lihat. Omega sepertiku sangatlah rapuh..."

ScumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang