Suara ketukan pintu terdengar berulang kali, mendorong pemuda dengan manik heterochromia untuk membukanya.
"Midoriya senpai? " Tanyanya heran mendapati sesosok pemuda berambut hijau berdiri di depannya sembari menggendong tas sekolah. Di bawah sorotan lampu teras, dia mendongak dengan ekspresi memohon, "Ijinkan aku menginap malam ini!!"
***
"Hari ini sepupuku, Toga Himiko datang berkunjung ke rumahku. Dia gadis yang cantik dan imut. Juga menonjol di bidang olahraga. Tapi gara-gara itu dia sering menjadikanku alat latihannya. Aku sangat tersiksa dengan perlakuannya itu. Belum lagi dia sering memaksaku memakai pakaian perempuan dan mendandaniku sesuka hatinya. Belum cukup sampai di situ! Dia akan menyuruhku berpose aneh sementara dia akan mengambil fotoku dalam pose memalukan itu. Karena itu, Todoroki-kun, ijinkan aku menginap untuk malam ini saja!! Himi-chan akan pulang besok siang. Jadi, aku akan menginap satu malam saja!! Boleh??" Pinta Midoriya seraya duduk bersimpuh menghadap Todoroki yang duduk di kursi belajar.
Yah, di ruangan ini lah kedua makhluk polos itu berada. Yang satu polos-polos nyelekit dan satunya polos kelewat polos. Midoriya dengan pose seperti hamba sahaya yang memohon-mohon kemerdekaan dan Todoroki layaknya seorang pendengar setia padahal sebenarnya goblog dalam memahami perasaan orang lain. Sampai-sampai karena kegoblokannya itu dia berhasil membuat cewek centil seperti Ashido Mina sakit hati dan Bakugo Katsuki patah hati karena Todoroki gagal paham soal perasaan Bakugo.
"Aku turut berduka cita atas apa yang menimpamu," jawaban sedatar suara gps mencoba menghibur Midoriya yang sudah pasrah sepenuhnya. "Tapi ini bukan apartemenku, jadi kita tunggu sampai tuan rumah pulang. Sementara itu, kau bisa memakai kamar mandi. Aku akan menyiapkan pakaian untukmu."
"Wah, Todoroki-kun, kau baik sekali..!" Manik emerald berbinar ceria. Hamba sahaya telah terlepas dari belenggu kebejatan Toga Himiko. Dengan riang gembira Midoriya segera melesat ke kamar mandi.
Setelah badan wangi dan rambut bersih, dia keluar mengenakan pakaian yang disiapkan Todoroki.
"Senpai, kau tenggelam." Midoriya tersenyum garing menanggapi komentar Todoroki yang tidak membantunya sama sekali. Panjang kakinya tidak sebanding dengan celana panjang Todoroki yang dikenakannya.
Derita orang pendek wkwk.
Belum lagi sweater yang membalut tubuhnya sekarang. Lengan sweater menutup seluruh lengannya. Dan tulang selangkanya yang terlihat karena sweater yang kebesaran. "Tidak terlalu buruk. Kau makin kawaii dengan pakaian itu. Atau kau mau pakai kaos Baku-
"Tidak perlu! Ini sudah cukup. Hehe.." Aku bisa gila kalau pakai baju Kacchan. Aromanya sangat kuat.
Todoroki merasa sedikit bangga karena seumur hidup, ini pertama kalinya ia berhasil menyiapkan pakaian ganti untuk orang lain. Masih ada hal yang harus ia lakukan; menyiapkan makan malam. Midoriya yang keroncongan tentunya sangat antusias ketika Todoroki menawarkannya makan malam.
"Wah, aromanya enak sekali! Kau hebat dalam semua hal, Todoroki-kun!" Puji Midoriya setelah Todoroki menghidangkan satu porsi nasi dengan kare di depannya. "Ngomong-ngomong cepat sekali! Kau butuh waktu sepuluh menit untuk memasak kari? Sugoii!!"
"Bakugo yang memasaknya. Aku cuma memanaskan. Aku tidak bisa memasak."
"G-gomen,"
"Tidak apa-apa. Aku akan belajar secepatnya," Modoriya bertepuk tangan mendukung semangat Todoroki walau mulutnya penuh dengan makanan. "Todoroki, aku ingin nambah!" Seringan mengeluarkan gas kentut, seringan itu pula Midoriya meminta menambah makan di rumah orang. Untung yang dimintai maklum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scum
FanfictionSejak kapan, segalanya terasa begitu manis layaknya setoples manisan yang tak pernah kosong. Terus bertambah dan bertambah, hingga rasa manis itu berubah menjadi pahit. Ini kah yang di sebut cinta, atau sekedar hasrat untuk saling memenuhi? Jangan p...