Part 17

506 11 3
                                    

Happy reading 😊

*
*
*

"Cinta beda Perasaan atau Cinta beda Keyakinan. Mana yang lebih sakit?"

~ CONFIDENCE ~

ᕙ( ͡◉ ͜ ʖ ͡◉)ᕗ

Suara tepukan tangan dari siswa siswi kelas 11 ips 1 menggema di ruang olahraga SMA Saturnus. Mereka terlalu semangat mengekspresikan kekaguman pada sosok pria tampan yang tengah melakukan handstand di atas matras.

"Bagus, Genandra!" Pak Teguh selaku guru olahraga mereka ikut bertepuk tangan. Merasa bangga terhadap anak didiknya yang mampu mempraktekkan gerakan senam lantai secara sempurna dibanding yang lainnya.

Genandra mempraktekkan sepuluh Gerakan senam lantai, di saat teman-temannya hanya mampu mempraktekkan tiga sampai lima gerakan saja. Ia melakukan lompat kangkang, roll depan, roll belakang, kayang, sikap lilin,  meroda, salto, lompat harimau, headstand dan handstand dengan mudah tanpa kesulitan sedikitpun. Wow Amazing bukan?

Genandra tersenyum, "Terima kasih pak."

"Keren bro!" Puji Meicho yang diikuti Fandi dengan mengakat dua jempolnya.

"Biasa lah! Cuma gitu ma kecil." Ucap Genandra kemudian terkekeh.

"YAH SOMBONG!" Hampir seisi ruangan bersorak setelah mendengar ucapan Genandra tadi. Namun begitu, mereka terap mengerti bahwa maksud Genandra hanya bercanda.

"Sudah-sudah!" Lerai pak Teguh.

"Genandra." Pak Teguh menepuk-nepuk bahunya. "Luar biasa! Kamu menjadi  penutup kegiatan olahraga kita hari ini dengan sempurna. Latih terus kemampuanmu!"

"Siap pak, sekali lagi terima kasih!"

Pak Teguh melihat jam tangannya, "Ya sudah, masih ada waktu sekitar tiga puluh menit untuk beristirahat. Dan cukup sampai di sini pembelajaran kita hari ini. Kita bertemu lagi Minggu depan. Sekian, selamat pagi, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Mereka menjawab serentak.

Semua murid beranjak dari tempatnya, mengikuti pak Teguh yang sudah keluar ruang olahraga lebih dahulu. Masih ada waktu tiga puluh menit, mereka akan pergi ke kelas, kantin, perpustakaan, atau kemanapun itu untuk memanfaatkan waktu senggang.

"Eh cicak!" Meicho memanggil teman sekelasnya. Seenaknya sendiri dia memanggil nama orang.

"CICAK!"

"CHICA, MEICHO! BUKAN CICAK!!" Cewek dengan dua tindik di telinga itu berteriak. Memandang Meicho dengan emosi tertahan.

Meicho malah tertawa, "Haha sabar atuh neng!"

"Oke, ada apa panggil-panggil gue?" Chica melipat tangannya di bawah dada.

"Mau ke kantin kan? Titip air mineral dong!? Gue haus nih." Meicho bukan tanpa alasan berkata begitu tapi, ia memang sempat mendengar kalau Chica dan temannya akan makan di sana.

"Iya gue juga nitip! Nanti uangnya minta Meicho, dia yang traktir." Fandi menimpali. Ia cengengesan sambil menaikkan turunkan alisnya pada Meicho. Sedangkan Genandra hanya diam.

"Lo nggak usah ikut-ikutan Fan! Meicho itu biasanya pembohong, gue nggak mau rugi kalau misalnya nanti uangnya nggak diganti!"

"Kata siapa gue pembohong?" Meicho tak terima.

CONFIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang