Part 24

447 17 0
                                    

Happy reading 🤗🤗

*
*
*

"Yang ku butuhkan sekarang hanya mesin waktu. Kembali ke malam itu hanya untuk menahan hati agar tak mengungkapkan rasaku."

~Genandra Aaron Davie~

┬──┬◡ノ(° -°ノ)

Liburan akhir semester telah berakhir. Saatnya kembali ke rutinitas yang biasa dilakukan oleh pelajar. Anak sekolah itu aneh. Cita-cita ingin pintar, bisa banggakan orang tua, namun mendengar kata 'besok senin' atau 'hari ini senin' sudah malas duluan. Apalagi dengan adanya perkembangan teknologi, anak makin mudah terjerumus ke hal-hal negatif. Tapi, banyak juga yang memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan bijak.

Dari gerbang SMA Saturnus, terlihat si mantan ketos yang seharusnya tengah sibuk mengurus kuliah, tengah membonceng seorang gadis berseragam putih abu menggunakan motor berharga fantastis. Siswa siswi yang baru datang menebak-nebak sosok gadis itu. Pasalnya, Bastian selama ini tak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun. 

Fans Bastian yang tentunya para kaum hawa bahkan para adik kelas alias siswi baru kelas 10 tak menyia-nyiakan kesempatan. Mereka mengabadikan momen tersebut dalam ponsel.

Evan, Meicho, Fandi, Elin, dan Ayu menyaksikan bagaimana Bastian dan gadis itu. Mulai dari gadis itu turun dan diikuti Bastian, kemudian Bastian yang membantu si gadis melepas helmnya.

Elin melongo dengan mata melotot. Begitu pula dengan Fandi, Meicho dan siswa lainnya. Hanya Ayu yang bersikap normal. Sedangkan Evan, jangan tanya lagi. Cowok itu memang cuek, jadi ya biasa aja.

"Kalo mangap jangan lebar-lebar, nanti ngiler!" Celetuk Ayu membuat teman-temannya menetralkan raut wajah mereka.

"Tumben lo pinter." Cetus Evan sambil menggidikkan bahu tak acuh.

Ayu tersenyum, memperlihatkan deretan gigi rapinya. "Iya, dong. Ayu gitu, loh." Bangga Ayu.

"Gitu doang, lo seneng, Yu?" Elin menutar bola matanya.

"Eh, ngomong-ngomong, sejak kapan Taleetha deket sama pak ketos?" Tanya Meicho.

"Mana gue tau. Tanya aja sendiri sama orangnya!" Jawab Fandi ketus.

Meicho berdecak, "gue kan cuma nanya. Kali aja Taleetha cerita sama lo pada." Ucapnya yang mendapat gelengan dari Elin, Fandi, Evan, dan Ayu.

"OMAYGAT!" Teriakan dari salah satu siswi mengalihkan perhatian dari lima sekawan yang sedari tadi mengobrol.

"POTEK HATI DEDEK, BANG!" Lebay Elin tatkala melihat keromantisan Bastian dan Taleetha. Teriakan Elin tak membuat Fandi cemburu karena sifat Elin memang begitu. Cowok itu mengenal Elin tidak hanya sehari, dua hari, namun bertahun-tahun. Jadi, dia sudah hafal betul dengan semua tingkah dan sifat baik buruknya Elin.

Sementara itu, di tempat Taleetha berada, gadis dengan pipi yang bersemu tak bisa berkata-kata. Pesona Bastian benar-benar membuatnya terhipnotis. Bastian mengambil kedua tangannya untuk di genggam. Dua pasang mata itu saling mengunci.

"Taleetha. Tunggu aku. Kamu jaga diri baik-baik di sini. Belajar yang bener." 

Taleetha mengangguk yakin. Ucapan Bastian sangat lembut, sangat pas di dengar telinga.

"Oh iya, nanti pulang sekolah aku jemput."

"Emang gak ketinggalan pesawat?" Tanya Taleetha.

"Aku berangkat malem. Nanti sekalian kamu temenin aku packing, ya?" Jawab Bastian sambil tersenyum. Lagi-lagi Taleetha hanya bisa mengangguk.

CONFIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang