Part 9

766 31 1
                                    

Happy reading 😊

*
*
*

"Untuk cemburupun sebenarnya aku tak berhak."

~Genandra Aaron Davie~

(o´・_・)っ

"Ishh kok tumben sih gue nggak bisa tidur?" Ucap Thea malas sambil menegakkan tubuhnya di sandaran kursi.

Thea mengedarkan pandangan, mengamati betapa rusuhnya penghuni kelas jika jam kosong seperti ini. Di sampingnya ada Taleetha yang sedang latihan mengerjakan soal olimpiade, di depannya ada Elin yang sedang tertidur pulas dan juga Ayu yang sedang melakukan panggilan video dengan Dimas kekasihnya.

Thea merasa bosan, kemudian ia melihat beberapa temannya yang mengadakan konser dadakan di sisi belakang kelas. "Apa gue ikut mereka aja?" Thea berfikir sejenak, kemudian menggelengkan kepala,"Eh nggak deh, udah cukup kegilaan gue, gue nggak mau tambah gila lagi!"

Setelah beberapa saat, akhirnya Thea pun mendapat ide. Ia langsung bangkit dan melangkah keluar kelas.

"Eh mau kemana lo?" Suara Taleetha menghentikan langkah Thea.

"Keluar, bosen gue di kelas."

Taleetha berdecak, ia sudah hafal dengan jalan pikiran sahabatnya itu,  "Ck, bentar lagi juga pulang"

"Masih setengah jam lagi sayang" Jawab Thea sambil memperlihatkan jam tangannya.

"Serah lo dah!"

Thea keluar kelas, menyusuri koridor yang sepi sendirian. Langkahnya tiba-tiba mengarah ke lantai satu, menuju perpustakaan.

Ceklekk, Thea membuka pintu dan masuk ke dalam. Menghirup lama aroma ruangan yang sangat menenangkan, sungguh ia sangat menyukai tempat ini.

Ketika Thea ingin mengambil buku di rak paling atas, tiba-tiba sebuah tangan besar mendahuluinya. Thea kaget kemudian berbalik.

"Evan?" Ucap Thea gugup, sedangkan lelaki jangkung di depannya hanya tersenyum sebagai balasan.

Thea segera menyingkir, "Sejak kapan lo disini?"

"Sejak tadi" Evan memberikan buku yang diambilnya tadi kemudian melangkah menjauh.

"Terus, ngapain di sini?'' tanya Thea mengikuti langkah Evan.

"Cari ketenangan" jawab Evan kemudian duduk di bangku perpustakaan.

Thea ikut duduk di sebelah Evan. Ternyata cowok itu mencari ketenangan agar bisa belajar untuk persiapan olimpiade yang akan diikutinya beberapa hari lagi. Jujur Thea sangat salut dengan sahabatnya yang satu ini. Selain baik hati ia juga pintar dan pekerja keras.

'benar-benar lelaki sejati, gue kagum sama lo van' ucap Thea dalam hati. Setelahnya mereka fokus pada aktivitas masing-masing.

Tet tet tett...

Bel pulang berbunyi. Thea segera bangkit dan mengembalikan buku ke tempatnya, sedangkan Evan memasukkan bukunya ke dalam tas yang memang sekalian ia bawa tadi. Setelah itu, mereka keluar perpustakaan bersama.

"El!" Panggil Evan yang berada di belakang Thea.

Thea lantas berbalik, "ada apa van?"
Evan tersenyum, kemudian melangkah maju dan berjongkok di hadapan Thea. "Tali sepatu lo"

Thea mendadak menjadi patung. Ia hanya bisa diam memperhatikan Evan yang sedang menalikan tali sepatunya. Ia gugup sekaligus malu karena diperhatikan siswa-siswi yang berlalu lalang di sekitar mereka.

CONFIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang