Part 16

492 15 0
                                    

Happy reading 😊

*
*
*

"Ternyata, alasan kegelisahan ku adalah kamu!"

~Genandra Aaron Davie~

ᕙ( ¤ 〰 ¤ )ᕗ

Suasana bising sudah tak asing lagi di lingkungan sekolah. Apalagi jika tidak dalam kondisi belajar mengajar. Elin, Ayu, dan Taleetha tengah bersantai menunggu kehadiran Thea di depan kelas.

"Tumben, jam segini Thea belum dateng." Celetuk Ayu. Memecah konsentrasi Taleetha serta Elin yang sibuk dengan handphone masing-masing.

Taleetha segera menutup ponsel berlogokan apel gigit di tangannya. Sementara Elin melanjutkan kegiatan asyiknya, yaitu scrolling-scrolling Instagram.

"Iya juga, ya! Coba lo chat atau telepon Thea, sana!" Ujar Taleetha pada Ayu.

Ayu hanya menurut, ia menelepon beberapa kali, namun yang terdengar adalah suara operator.

"Gak di angkat sama Thea." Tak lama, "Ayu coba kirim pesan aja, deh!" Kemudian ia mengirim beberapa pesan.

"Gimana?" Taleetha menaikkan sebelah alisnya dan dibalas gelengan kepala dari Ayu. Tanda bahwa sahabatnya, Thea tak merespon.

"Lin!" Panggil Taleetha ketus.

Elin tak menoleh sedikitpun. Sibuk berpose ria, memanfaatkan beberapa efek Instagram.

"Lucu banget sih!" Elin menyimpan hasil fotonya. Lalu mengarahkan kamera agar kedua sahabatnya bisa ikut foto bersama.

"Guys, hadap sini! Cheers!"

Cekrek...

Setelah berhasil mengambil potret, Elin melihat hasilnya. Di sana terlihat Elin yang menampakkan wajah konyol seperti biasa, Ayu yang tersenyum manis, dan Taleetha dengan wajah datarnya.

"Ya ampun, Tha. Lo, tuh cuma tampang judes doang udah cantik banget! Apalagi kalo senyum. Iri, kan gue lihatnya!" Elin mengerucutkan bibir, namun tak urung menyimpan jepretan itu.

"Oh iya, Thea mana, ya?"

Taleetha mendelik tajam ke arah Elin, "Lo tanyain aja ke hp, noh!" Taleetha bergegas masuk kelas.

"Loh? Kok?" Bingung Elin sambil mengarahkan pandangan menuju Ayu. Seolah mengerti, Ayu pun menjelaskan maksud dari Taleetha. Walau terkadang Ayu suka LOLA alias Loading Lama, ia termasuk siswi yang berprestasi. Ayu itu anaknya polos, jadi maklum kalo suka lemot di saat-saat tertentu.

"Elin hubungi Fandi, suruh dia tanya ke Genandra, Thea ada di mana!"

"Kok malah tanya Genandra? Kenapa gak langsung hubungi Thea?" Tanya Elin lagi.

"Soalnya, Thea ga bisa di telepon. Di chat juga ga di bales! Makanya suruh Fandi nanya ke Genandra." Jelas Ayu lagi. Kali ini, Ayu memilih menyusul Taleetha ke kelas.

Elin masih diam di tempatnya berdiri.

"Ayu pinter banget! Nyuruh gue telepon Fandi buat nanya Thea ke Genandra. Padahal, bisa langsung hubungi Genandra aja, lebih simpel!" Guman Elin.

Ketika hendak memencet tombol panggil pada nomor Genandra, ia dikejutkan dengan tepukan Fandi dari arah belakang.

"Eh, ayam, kucing, anjing, babi, monyet!!!" Saking terkejutnya, Elin tidak sadar jika ia baru saja menyebutkan nama-nama binatang.

"Astaghfirullah. Yang, kalo kaget gak gitu juga kali!" Fandi berdiri di depan Elin. Dia tidak datang sendiri, melainkan bersama Genandra.

CONFIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang