Part 2

2.5K 102 20
                                    

Happy reading😊

*
*
*

Disaat ragamu sedang lemah maka, jiwaku pun ikut lemah. Kamu tau kenapa? Karena aku sangat mengkhawatirkanmu. Percayalah! Rasa khawatir sering memberi bayangan besar pada hal kecil.

~Genandra Aaron Davie~

⊂(´・◡・⊂ )∘˚˳°

Pagi ini, Genandra sangat bersemangat untuk memulai harinya. Jika biasanya ia paling 'anti' dengan bangun pagi maka kali ini berbeda. Lihat saja, jam baru menunjukkan pukul enem kurang sepuluh menit tapi, ia sudah berdiri di depan cermin dengan seragam sekolah yang melekat pada tubuh atletisnya.

"Kok gue ganteng banget sih! Emang bibit unggul dari mama dan papa tidak mengecewakan. Gak mungkin lah seorang Elithea Shaquelle nolak pesona gue." Gumamnya yang overPD.

Tak lama, terdengar suara wanita paruh baya memasuki kamar Genandra, "Sayang bangun!"

"Morning ma!" Sapa Genandra.

"Tumben udah rapi, biasanya jam segini masih molor."

"Hehe, sekali-kali bangun pagi bagus dong ma!"

"Lebih bagus lagi kalau tiap hari! Jadi mama gak perlu capek-capek bangunin kamu." Ujar mamanya menasehati.

"Udah ayo sarapan dulu!"

"Oke. Mama turun aja duluan. Andra mau ambil tas sekalian nanti bisa langsung berangkat."

*****

Di sisi lain, Thea menutup kotak bekal berisi nasi goreng miliknya. Hari semakin siang, dia bergegas menuju meja makan untuk berpamitan pada sang bunda, Amira.

"Bunda, Thea berangkat ya?" Pamit Thea sambil menyalami bundanya.

"Loh kok buru-buru sayang? Kamu nggak sarapan dulu?"

"Nggak sempat bun, Thea takut telat. Tapi tenang aja Thea udah bawa bekal kok." Jawab Thea sambil memamerkan kotak bekal di tangannya.

"Ya udah ya bun, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati-hati!" Teriak Amira yang melihat Thea sudah menghilang di balik pintu.

Tak butuh waktu lama Thea sudah sampai di SMA Saturnus. Saat masuk ke kelas, sudah terlihat ketiga sahabatnya yang tengah bergosip ria, Thea pun mendudukkan bokongnya pada bangku miliknya.

"Thea kebetulan lo datang. Antar gue ke kamar mandi bentar!" Elin menarik tangan Thea tak sabaran.

"Ogah. Gua mau sarapan. Kenapa lo nggak ajak mereka aja?" Tunjuk Thea pada Ayu dan Taleetha.

"Ya kalau mereka mau, udah dari tadi gue ke toiletnya Elithea sayang.'' Jawabnya agak lebay.

"Nggak nggak gue tetap nggak mau. Lo pergi aja sendiri!"

Thea membuka tutup bekalnya. Baru saja ia menyuap nasi, tiba-tiba tangannya udah ditarik paksa Elin menuju toilet. "Sudahlah, ayo cepet anterin gue dulu! Ini tu masih ada waktu nanti buat lo sarapan."

"Dasar setan!" Kesal Thea menghela napas pasrah.

Sudah lima belas menut Thea menunggu Elin yang tak kunjung keluar dari toilet. "WOY cepetan woy!" Teriak Thea sambil menggedor-gedor pintu toilet yang ditempati Elin.

"Iya bentar anjir!"

Ceklek

"Akhirnya keluar juga lo. Gue kira lo pingsan atau mati abisnya lo lama banget. Jamuran gue nunggu lo kelar." Thea menggerutu dan berjalan mendahului Elin. Tak ingin tertinggal, Elin segera menyamakan langkahnya.

CONFIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang