part 8

889 32 11
                                    

Happy reading 🤗

*
*
*

"Disetiap doaku terselip namamu namun, sepertinya bukan kamu jodoh yang Tuhan tuliskan untukku. Karena kamu terlihat lebih bahagia dengan dia yang beda agama. Tidak denganku yang satu agama tapi bukan orang berada."

~Evan Geo Mahendra~

⊂(•‿•⊂ )*.✧

Suara adzan subuh berkumandang, membangunkan sesosok wanita paruh baya. Ibu satu anak itu lantas membuka pintu kamar putra kesayangannya. Nampaknya sang anak masih bergelung nyaman dengan selimut tebal bergambarkan Marvel.

Si ibu yang melihat itu tersenyum, kemudian membangunkan sosok yang masih tidur pulas di atas kasur. Di usapnya kepala anaknya pelan. Merasa terusik, cowok itu pun mengerjapkan mata dan terduduk.

"Udah subuh ya, ma?" Tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Hem, kamu cuci muka gih, abis itu ambil wudhu! Mama mau siapin alat sholat." Wanita dengan wajah awet muda tersebut segera mengambil mukena dan sarung serta peci untuk putra semata wayangnya. Lalu, menggelar sajadah untuk mereka sholat. Sebelum mendatangi kamar anaknya, beliau sudah mengambil wudhu terlebih dahulu. Jadi, beliau tinggal memakai mukena dan menunggu putra tampannya selesai wudhu dan bersiap.

Evan Geo Mahendra, yang lebih dikenal dengan nama Evan. Yap, cowok itu adalah Evan, keluar dari kamar mandi dengan wajah freshnya. Dia segera memakai perlengkapan sholatnya kemudian mulai memimpin sholat.

Tak butuh waktu lama untuk mereka menyelesaikan sholat. Saat ini, Evan memutuskan untuk membaca Al-Qur'an supaya hati dan pikirannya tenang. Sudah cukup lama dia tak membuka kitab suci Al-Qur'an. Mungkin itu salah satu penyebab dia merasa gundah gulana. Sedangkan ibunya, bergegas ke dapur menyiapkan sarapan.

Apa kalian ingat jika Evan dan ibunya punya toko kelontong? Dan ibu Evan selalu membuka toko itu pagi-pagi sekali setelah menyiapkan kebutuhan Evan tentunya. Karena, ibu-ibu kan kalo belanja suka pagi.

Evan membuka Al-Qur'an miliknya. Mencari surah Ar-Rahman yang merupakan surah ke lima puluh lima dan terdiri dari tujuh puluh delapan ayat.

Ciri khas surah ini adalah kalimat yang berulang tiga puluh satu kali 'Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban' (Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?).

Evan menghembus napas pelan, dilanjutkan dengan lantunan ayat-ayat Allah yang keluar dari mulutnya. Suara Evan begitu merdu hingga mampu menggetarkan hati.

Dia itu sudah berhasil menghapal beberapa juz Al-Qur'an. Termasuk surah yang dibacanya saat ini. Setidaknya, dia ingin menjadi imam yang baik nantinya. Dia juga punya cita-cita, ketika dia menikah nanti, Evan ingin membacakan surah Ar-Rahman sebagai salah satu mahar.

Tipe cowok idaman. Selain tampan, pintar, dan bertanggung jawab, Evan juga sholeh.

Beberapa waktu kemudian, dia pun selesai. Batinnya merasa lebih baik daripada kemarin malam.

Terdengar panggilan dari ibunya. Membuatnya segera berkemas dan menghampiri sang mama tercinta.

"Mama mau berangkat ke toko?"

Wanita itu mengangguk, "Iya, Van. Mama udah siapin sarapan di meja, jangan lupa makan sebelum berangkat sekolah! Untuk uang jajan kamu cari di dompet mama yang ada di atas kulkas."

Evan memeluk ibunya, menumpukan dagu di pundak wanita yang sudah tak muda lagi. Sang ibu terkekeh geli, tapi tak luput membalas pelukan anaknya.

"Mama kerjanya jangan capek-capek. Aku janji, pulang sekolah nanti bakalan bantu!" Evan melepas pelukannya dan memandang sosok pahlawan di depannya.

CONFIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang